BAB 11

385 59 11
                                    

Pagi-pagi sekali Yoona mengepak tasnya. Ia ingin secepatnya keluar dari neraka itu. Ia takkan mungkin bisa tinggal di sana lebih lama lagi. Sedetikpun ia tak sudi.

Taehyung mendengar Yoona membuka pintu kamarnya. Lelaki itu segera melompat keluar.

"Kau mau ke mana?" Tanyanya.

Yoona membuang muka. "Aku mau pulang ke rumah ayahku. Aku tak sanggup tinggal satu atap dengan seorang pemerkosa biadab."

"Aku adalah suamimu. Kenapa kau menyebutku seorang pemerkosa?"

Yoona menoleh Taehyung dengan dingin. "Kau sebut apa perbuatan bejatmu tadi malam? Bukan pemerkosaan?"

Taehyung terdiam.

"Aku benar-benar jijik padamu. Dan aku sangat muak melihat wajahmu."

Taehyung mendekati Yoona. Ia tidak tahu mesti berkata apa. Otaknya tak mau diajak berpikir. "Apa kau tidak menikmati hubungan semalam----"

"PLAAAAK!"

"Berkacalah, Tae! Kukira, terlepas dari semua sikap egois dan aroganmu, setidak-tidaknya kau akan memiliki harga diri." Hina Yoona. "Tapi ternyata aku salah. Kau hanya seorang bajingan busuk." Ia menatap Taehyung dengan benci. "Menikah atau tidak menikah, aku akan meninggalkanmu untuk selamanya. Jika kau ingin menceraikanku tiga tahun lagi, lakukan saja, aku sama sekali tak peduli. Tapi kau tak usah bermimpi untuk melihatku lagi atau mengharapkanku baik padamu. Dan jika kau membuat ayahku atau kedua orangtuamu memaksaku agar kembali padamu, aku akan menceritakan pada siapapun yang sudi mendengarkan bahwa kau telah memperkosaku. Setidaknya, kedua orangtuamu pasti akan merasa kecewa pada anak yang telah mereka besarkan."

Taehyung diam menyaksikan Yoona keluar dari apartemen mereka. Ia menatap kepergian wanita itu dari balik jendela.

Tiba-tiba saja ia merasa sangat kesepian. Taehyung berjalan lemah menuju kamar tidurnya. Ia menatap ke atas ranjang. Bercak darah yang ditinggalkan oleh Yoona di atas kasur menjadi saksi bisu atas apa yang telah terjadi semalam.

_______________________________________

Ketika Yoona tiba di rumahnya, ayahnya baru saja akan berangkat kerja. Ia menatap bingung kepada anak perempuannya yang terlihat habis menangis.

"Yoona, apa yang terjadi? Kenapa kau datang sendiri? Mana Taehyung?" Ayahnya bertanya cemas.

Yoona memeluk ayahnya dan terisak. Lelaki paruh baya itu sama sekali tak mengerti apa yang telah terjadi pada puterinya.

"Yoona, katakan pada Appa apa yang sudah terjadi?"

Yoona menghapus jejak airmatanya. "Tanyakan saja pada menantu kesayangan Appa." Ia berlalu menuju kamar tidurnya.

Setelah puterinya berlalu, Lim Jinyeong menelepon Taehyung.

"Yoona... Dia.. Tidak enak badan. Dia juga sangat rindu pada ayahnya." Taehyung berbohong. "Oleh karena itu saya mengizinkan Yoona untuk pulang ke rumah Jangin."

Jinyeong merasa ada sesuatu yang salah, tapi ia tak mau banyak berspekulasi. Nanti ia akan menanyakan hal itu kepada Yoona lebih lanjut lagi.


_______________________________________


Taehyung terlihat begitu sedih. Ia memandang hiasan bola-bola pendulum di atas meja kantornya. Bola-bola itu bergerak ke kiri dan ke kanan. Entah sudah berapa lama ia diam seperti itu.

Moon Chaewon yang kebetulan sedang berada di kantor HYBEE Entertainment----melintas di depan ruangan Taehyung dan tanpa sengaja melihat lelaki itu melamun tanpa semangat. Ia merasa heran. Ini pertama kalinya ia mendapati Taehyung seperti ikan tanpa tulang seperti itu.

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang