BAB 50

204 33 39
                                    


Sepertinya airmata Yoona memang ditakdirkan untuk terus tumpah. Ia tak mau juga melepaskan pegangan tangannya pada Taehyung di dalam ruang tahanan.

"Apa yang harus kulakukan, Tae? Apa?" Tanya Yoona putus asa di antara isak tangisnya yang tak juga kunjung reda.

"Aku ingin kau berhenti menangis." Taehyung menggigit bibir. "Aku tidak bersalah, Yoona. Pengadilan pasti akan membuktikannya."

Yoona menggelengkan kepalanya. "Aku tidak percaya pada pengadilan dan sistem hukum di negara ini. Kau tidak bersalah, tapi polisi masih menahanmu. Kita sudah mengajukan semua barang bukti, tapi mereka masih ingin menyeretmu ke meja hijau. Apa yang harus kita lakukan, Tae? Aku tak mau kau sampai dihukum atas sesuatu yang bukan menjadi dosamu." Yoona tak memedulikan bagaimana rupa wajahnya sekarang. Ia tak sempat merias diri sewaktu dijemput oleh Jungkook tadi. "Kenapa hidup ini tak adil pada kita?"

Taehyung mati-matian mencegah agar airmatanya tidak menetes turun. Bagaimana jadinya perasaan Yoona jika ia sampai mengucurkan airmata? "Berdoalah untukku. Aku sangat membutuhkan doa darimu, Sayang. Berdoalah untuk kita dan untuk anak-anak."

Yoona menciumi tangan Taehyung. Ia mengangguk berkali-kali. Kedua tangan suaminya itu sangat dingin seperti es.

Jungkook menghela nafas melihat pasangan suami-istri itu. Ia benar-benar merasa tidak berguna. Ada yang salah dalam kasus ini. Ia tahu pihak kepolisian mendapatkan tekanan besar dari masyarakat lokal dan luar negeri agar kasus pembunuhan ini bisa cepat diselesaikan. Publik tak memberi banyak waktu bagi pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini dengan lebih teliti lagi. Terkadang masyarakat ingin segalanya cepat tuntas tanpa menyadari bahwa petugas hukum adalah orang-orang biasa yang memiliki keterbatasan. Masyarakat akan resah jika pihak berwajib belum menemukan orang untuk disalahkan. Dan publik sudah terlanjur percaya bahwa Taehyunglah yang bersalah. Mereka semua menuntut agar produser terkenal itu segera diberi hukuman.

Dan kini masyarakat akan mendapatkan apa yang mereka mau. Tapi apakah yang mereka mau merupakan sebuah kebenaran? Berapa banyak sebenarnya kambing hitam yang dikorbankan demi kepuasan hukum di mata publik? Berapa banyak orang yang mengalami nasib seperti Kim Taehyung?

Jungkook mengepalkan tangannya sampai buku-buku jarinya memerah dan terasa sakit.

_______________________________________________________________________________

Sore itu Yoona minta diantarkan Jungkook ke sebuah gereja.

"Aku akan menunggumu." Kata Jungkook.

Yoona menggeleng. "Aku hanya meminta satu hal padamu, Jungkook ssi. Lakukan apapun yang kau bisa untuk membebaskan Taehyung. Taehyung mempercayaimu. Kumohon jangan kecewakan kepercayaan Taehyung padamu. Jika kau memiliki waktu untuk menungguiku di sini, sebaiknya kau gunakan waktu itu untuk mencari bukti lain yang bisa membebaskan Taehyung."

Jungkook mengangguk sebelum Yoona masuk ke dalam rumah peribadatan tersebut.

Di salah satu deretan bangku gereja, Yoona mengatupkan kedua tangannya dan menundukkan wajahnya dengan khidmat. Taehyung memintanya untuk berdoa. Dan itulah yang akan ia lakukan. Airmata Yoona masih merembes turun, tapi bibirnya berkomat-kamit memanjatkan doa yang lahir dari lubuk hatinya yang terdalam.

Suasana gereja yang sepi membuat hati Yoona semakin terasa kelam. Ia menjatuhkan kepalanya ke punggung kursi yang berada di depannya dan menangis sekencang-kencangnya. Jika ia bisa menukar diri dengan Taehyung, ia rela mendekam di dalam penjara asalkan suaminya dapat bebas. Yoona rela berkorban apa saja demi Taehyung, lelaki yang begitu ia cintai. Bahkan jika Tuhan menghendaki nyawanya, Yoona akan berikan asalkan Taehyung tidak dihukum mati. Ia rela hidup menderita asalkan Taehyung bahagia....

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang