BAB 48

165 34 33
                                    

Jungkook meyakinkan Yoona bahwa Taehyung akan segera bebas. Penahanan atas diri Taehyung hanya dilakukan sebagai bagian dari prosedur penyelidikan. Dalam waktu 48 jam mereka harus melepaskan Taehyung jika tak mampu menunjukkan bukti-bukti yang bisa diterima oleh pengadilan.

Yoona tak kuasa menahan airmata kesedihannya. Sepanjang perjalanan pulang menuju apartemennya, Yoona terus menerus menangis. Ia menumpahkan airmatanya di dalam pelukan Jieun.

"Kumohon, Jungkook ssi, tolonglah Taehyung. Bebaskan dia...."

"Aku berjanji, Taehyung akan kembali padamu dan anak-anak sebentar lagi." Jungkook memegang setir mobilnya erat-erat. Sekarang ia harus menemukan Lee Kyung. Lelaki itu adalah mata rantai yang hilang dalam kasus ini. Semoga saja dia belum dibunuh oleh orang yang telah menghilangkan nyawa Sharon Yang. Jantung Jungkook berdebar kencang menyadari bahwa ia tengah berkejar-kejaran dengan waktu. Nyawa Taehyung adalah taruhannya. Jika ia gagal membuktikan bahwa temannya itu tak bersalah, maka hukuman penjara selama bertahun-tahun atau bahkan hukuman mati akan menanti Taehyung.

_______________________________________________________________________________

Ketika Yoona tiba di apartemennya, ayahnya sudah berada lama di sana. Lelaki tua itu langsung memeluk puteri bungsunya.

"Pakaianmu dan pakaian anak-anak sudah siap. Malam ini juga kita pulang ke rumah Appa."

Yoona tak mampu membantah.

Jungkook dan Jieun membantu keluarga Kim memasukkan koper-koper mereka ke dalam mobil.

"Biar aku yang menggendong Hyunwoo." Jungkook menyuruh Yoona pergi bersama ibu mertuanya sementara Jieun dan ayah Yoona menggendong Shiwoo dan Jiwoo yang sudah tertidur lelap.

Jungkook dan istrinya ikut mengantar Yoona sekeluarga ke kediaman Tuan Lim. Bahkan mereka ikut merapikan tempat tidur serta koper-koper milik keluarga teman mereka tersebut.

"Yoona, aku dan Jungkook pulang dulu. Besok aku akan datang kemari." Jieun menggenggam erat tangan sahabatnya. Ia memeluk Yoona dan mengusap-usap punggung wanita itu dengan prihatin. Ia sadar betapa berat beban yang sedang ditanggung oleh Yoona. "Tidurlah, Yoong. Kasihan anak-anak kalau mereka sampai melihat ibu mereka bersedih dan menangis."

Yoona hanya bisa mengangguk. Begitu suami-istri Jeon pulang, ia segera menutup pintu dan berjalan pelan menuju kamarnya yang kini juga ditempati oleh anak-anak dan ibu mertuanya.

Jiwoo dan Shiwoo tidur di ranjang Yoona bersama nenek mereka sementara Hyunwoo tidur di kamar kakeknya. Sedangkan Yoona tidur di bawah, di kasur milik Taehyung yang ia belikan enam tahun yang lalu. Mencium wangi parfum suaminya yang masih tertinggal di kasur lipat tersebut membuat Yoona semakin menderita. Ia menahan tangisnya mati-matian, namun airmatanya terus meleleh turun secara diam-diam.

Yoona tak bisa membayangkan hidup tanpa Taehyung. Ia terbayang wajah Taehyung yang tetap berusaha untuk terlihat tegar di hadapannya walaupun Yoona tahu betapa berantakannya hati suaminya itu saat ini. Yoona tak mampu memejamkan matanya barang sedetikpun. Bagaimana mungkin ia bisa tidur pada saat Taehyung mungkin tengah duduk sendirian di dalam selnya yang sepi. Sekarang masih musim dingin, Taehyung pasti kedinginan tidur di atas lantai tanpa alas apapun. Oh, kenapa tadi dia tidak membawa selimut tebal untuk suaminya?

Terbayang-bayang wajah Taehyung yang penuh dengan derita membuat Yoona kembali menangis. Ia harus melakukan sesuatu untuk menolong suaminya. Ia harus membantu Jungkook membuktikan bahwa Taehyung tidak bersalah. Ia harus menemukan siapa yang membunuh Sharon Yang sebenarnya.

Nafas Yoona tercekat. Kesedihan dan kekalutan hatinya telah membuatnya bodoh. Untuk apa ia mesti mencari jauh-jauh? Bukankah satu-satunya orang yang sanggup melakukan apapun untuk membuat Taehyung menderita adalah Ji Changwook? Hanya lelaki itu yang membenci Taehyung hingga ke urat jantungnya.

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang