Minggu itu juga Taehyung dan Yoona pindah ke salah satu apartemen milik Keluarga Kim di daerah Gangnam. Apartemen yang akan mereka tempati ternyata sangat luas dan mewah serta memiliki dua lantai dengan empat kamar tidur yang dua kali lebih besar daripada kamar tidur di rumah ayah Yoona.
Yoona paling senang dengan kamar tidur utama yang menghadap ke jalan utama. Tapi karena kamar tidur itu yang paling luas, pasti Taehyung juga ingin menempati kamar tersebut.
"Kau suka kamar ini? Kalau suka, kau boleh memilikinya." Kata Taehyung di ambang pintu.
"Lalu di mana kamarmu? Di mana kau akan tidur?" Tanya Yoona.
Taehyung nyengir. "Sudah tentu di sampingmu agar kita bisa semakin intim."
"Terimakasih. Aku akan kembali ke rumah ayahku." Yoona segera angkat kaki dari kamar tersebut.
"Eiii," Taehyung menarik lengan Yoona. "Kau boleh berhenti takut padaku. Aku takkan menyentuhmu. Aku bisa memiliki seribu wanita dengan gratis. Untuk apa aku memohon-mohon padamu untuk tidur denganku? Aku tidak seputus asa itu, Yoona." Taehyung menatapnya sambil menyeringai. Kelihatannya lelaki tampan itu serius dengan ucapannya.
Yoona melepaskan cengkeraman tangan Taehyung. Walaupun kata-katanya terdengar cukup menyebalkan, Yoona lega Taehyung masih memiliki harga diri.
Taehyung melangkah keluar. Ia melirik istrinya. "Kamarku di seberang kamarmu. Jadi kalau kau merindukanku, kau tinggal mengetuk pintu." Ia mengedipkan mata. "Aku akan dengan senang hati menyambutmu."
Yoona menahan senyum geli. Sebelum Taehyung berlalu menuju kamarnya, Yoona berkata pelan. "Terimakasih atas pengertianmu, Tae."
Taehyung menoleh ke belakang, ia nyengir.
_______________________________________
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Yoona menyantap makan malam sambil memandang ke luar jendela dari ketinggian. Apartemen Taehyung terletak di lantai 18 dan meja makan diletakkan tepat di samping jendela kaca raksasa. Untunglah Yoona tak memiliki fobia ketinggian. Ia nikmati saja lampu-lampu lalu lintas dan lampu dari gedung-gedung lain yang bersinar bagai ratusan kunang-kunang sambil menyantap daging steak.
"Besok aku akan mengantarmu bekerja." Kata Taehyung dari seberang meja.
Yoona menoleh. "Tak perlu. Aku lebih senang naik bus."
Taehyung spontan menggelengkan kepalanya. "Biarkan aku merasa sedikit berguna. Kenapa kau alergi padaku begitu? Kita kan sudah tidak tidur dalam satu kamar lagi."
Yoona termenung menatap Taehyung. Lelaki itu sudah bersikap sangat manis padanya semenjak mereka kembali dari Maladewa. Rasanya tidak adil kalau ia terus-terusan bersikap buruk pada suaminya itu.
"Apa kau masih khawatir aku akan menjamahmu di dalam mobil?" Taehyung menggigit potongan daging dan mengunyahnya. Ia menunjuk Yoona menggunakan garpu. "Coba pikir, memangnya aku akan senekat itu? Apa pernah aku berbuat hal yang tak senonoh padamu? Kalau aku mau, aku bisa memaksamu untuk melayaniku di Maladewa. Tapi aku tidak melakukannya, kan?"
"Karena di sana ada Moon Chaewon." Cetus Yoona. Segala kebutuhan biologismu pasti terpenuhi, kan? Cibirnya dalam hati.
"Apa?"
"Ah, tidak." Yoona memotong steak miliknya. "Aku berterimakasih atas segala kebaikanmu di Maladewa. Aku sungguh-sungguh menikmati liburanku di sana." Ujarnya setengah menyindir.
Taehyung berlagak acuh tak acuh mendengar sindiran Yoona. "Dengar, aku akan menawarkan sebuah perjanjian padamu."
Yoona menoleh Taehyung dengan penuh kecurigaan. Apakah Taehyung tetap ngotot ingin punya bayi darinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFIC
FanfictionGara-gara sebuah ramalan yang aneh, Taehyung dipaksa untuk menikahi Yoona padahal mereka sama sekali tidak saling kenal apalagi saling suka. Terlebih lagi, diam-diam Yoona sebenarnya berencana untuk menikah dengan Changwook, tapi semua itu berantaka...