BAB 26

641 58 48
                                    

Taehyung sudah bersikap lebih lunak pada Yoona. Ia sudah kembali tidur di ranjang yang sama dengan istrinya. Sudah barang tentu sikap Taehyung ini membuat Yoona bahagia. Ia akan melakukan apapun agar Taehyung tak lagi marah padanya.

"Tae, tadi Hyunwoo sudah bisa bersenandung. Ia mengikuti lagu anak-anak yang kuputar untuknya." Yoona berkata riang ketika mereka berpapasan di dapur.

Taehyung tersenyum dingin pada Yoona dan mengecup pipi anaknya. "Bagus." Ujarnya pendek sambil berlalu.

Yoona merasa sedih. Taehyung masih bersikap kaku. Lelaki itu sudah mau menegur dan menanggapi perkataannya, tapi kata-kata yang keluar dari mulut Taehyung sangat irit. Tak pernah lebih dari tiga kata.

"Taehyung!" Yoona mengejar langkah suaminya menuju perpustakaan.

"Mau apa lagi? Aku takkan menceraikanmu dan memisahkanmu dari Hyunwoo, jadi kau boleh bernafas lega dan tak usah bersikap manja." Taehyung menaruh gelas susunya di meja dan memilih-milih buku di dalam rak.

"Apa yang harus aku lakukan agar hatimu tak lagi membeku?" Yoona berdiri di antara Taehyung dan rak buku.

"Sudah kubilang aku tidak tahu. Aku tak yakin di mana kau letakkan hatimu. Padaku? Atau pada mantan pacarmu?"

"Dengar, Tae. Aku tak pernah memikirkan tentang mantan pacarku lagi sejak aku menjadi istrimu."

"Jangan berbohong padaku." Taehyung mengambil Hyunwoo dari tangan Yoona. Bayi itu berceloteh tak jelas. "Aku pernah melihatmu berpelukan dengan lelaki itu di depan TK. Dan saat itu kau sudah menjadi istriku! Jangan bilang kalau apa yang kulihat itu hanyalah sebuah fatamorgana."

Apa yang keluar dari mulut Taehyung membuat Yoona terbengong-bengong. Ia mengingat-ingat satu-satunya pertemuannya dengan Changwook sejak ia menikahi Taehyung. "Jadi... Kau  benar-benar melihatnya?" Yoona menelan ludah yang terasa getir.

"Tentu saja aku melihatnya, kalau tidak, darimana aku tahu, Nona Yoona?" Taehyung mendengus sinis. Sejak pengakuan cintanya pada sang isteri lebih dari dua bulan yang lalu, Taehyung tak pernah lagi memanggilnya dengan sebutan 'Nona Yoona'. Panggilan itu hanya diucapkan oleh Taehyung kalau dia tengah marah atau menyindir isterinya. "Entah kenapa aku bisa melupakan pemandangan itu. Kupikir itu semua sudah berlalu, tapi aku salah."

"Itu semua memang sudah berlalu, Tae!" Yoona memegangi baju Taehyung. "Bahkan pada hari itupun aku tidak pernah mengkhianatimu! Kuakui aku memang bersalah, hari itu kupikir aku takkan pernah mencintaimu, tapi sungguh, aku sama sekali tak pernah mengkhianatimu."

"Simpan saja semua pembelaanmu. Aku sama sekali tak membutuhkannya." Taehyung memutar tumitnya, ia tak jadi membaca buku. Taehyung berjalan menuju kamar Hyunwoo dan tak pernah keluar lagi dari sana.

Lelaki itu berbaring di atas sebuah kasur tebal----tempat Hyunwoo biasa bermain-main----ia memandang anaknya yang dengan gembira memasukkan jari-jari kakinya ke dalam mulut sambil tertawa memandang ayahnya.

Taehyung menowel-nowel hidung anaknya. Bocah itu kontan tertawa. Taehyung mencolek pipinya. Tawa Hyunwoo semakin terdengar nyaring. Taehyung tersenyum dan berbaring sambil memeluk anaknya. Kenapa hubungannya dengan Yoona bisa berakhir seperti ini? Rasanya baru kemarin mereka tertawa-tawa bersama. Rasanya baru kemarin Yoona mencubitnya karena ia terus menggelitiki pinggang perempuan itu di atas kasur. Dan rasanya baru kemarin Yoona tertidur pulas dalam dekapannya. Taehyung tak meminta apa-apa dari Yoona. Cukup jika wanita itu mengatakan bahwa dia hanya mencintainya saja. Hanya dirinya dan tak ada lelaki yang lain.

Taehyung bisa saja bertanya apakah Yoona mencintainya atau tidak. Tapi Taehyung tak mau. Ia tak mau Yoona mengatakan cinta hanya karena ia bertanya padanya. Ia ingin istrinya itu mengatakannya tanpa harus diminta, tanpa harus ditanya. Dan selama Yoona belum mengatakan kalimat itu, Taehyung akan terus meragu dan merasa Yoona hanya terpaksa mencintainya-----karena wanita itu takut kehilangan anak mereka.

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang