BAB 10

504 70 19
                                    


Yoona tengah sibuk mempersiapkan materi untuk kelasnya besok ketika Taehyung pulang. Lelaki itu hanya melirik sang isteri yang tengah duduk di atas karpet berbulu di ruang televisi.

Yoona sama sekali tidak mengacuhkan Taehyung. Ia sibuk menghitung lembaran gambar yang akan diberikan pada murid-muridnya besok.

Taehyung menatapnya dingin. "Apa menu makan malam untukku?" Tanyanya ketus. Lelaki itu membuka kedua sepatunya di atas anak tangga.

Yoona menoleh Taehyung. Dengan polos gadis itu menjawab, "aku tidak membuat makan malam untukmu. Kukira kau takkan makan malam di rumah." Ujarnya mengingat bahwa Taehyung hampir tak pernah makan di rumah kecuali sewaktu sarapan.

Lelaki itu terlihat kesal. Ia melemparkan kedua sepatunya ke sudut ruangan dengan keras, membuat Yoona terkejut setengah mati.

"Taehyung!"

Tapi Taehyung hanya membuang muka tanpa menoleh Yoona. Lelaki tampan itu menaiki anak tangga dengan kasar.

Yoona memerhatikan Taehyung masuk ke dalam kamarnya setelah membanting pintu keras-keras. Gadis itu termangu. Ia belum pernah melihat Taehyung semarah itu. Dan semua ini hanya gara-gara tak ada makan malam yang disiapkan untuknya?

Diam-diam Yoona merasa bersalah. Ia menarik nafas dan bangkit dari duduknya. Yoona sadar bahwa sesungguhnya Taehyung masih kekanak-kanakan. Tapi Yoona setengah menyalahkan keputusan Taehyung untuk pindah dari rumahnya yang mirip istana. Di rumah ayahnya, Taehyung hidup bak seorang pangeran yang semua kebutuhannya dilayani oleh pelayan pribadi, sedangkan di sini, siapa yang mau mengurusi selain sang isteri pulasan? Tapi sedikit banyak, Yoona mengaku salah karena tidak membuatkan suaminya makan malam.

Ia berjalan menuju dapur dan mulai mengolah semua yang ada di dalam lemari pendingin untuk dijadikan makan malam. Setengah jam kemudian salmon kukus, nasi, dan tumis bok choy sudah tersedia di atas meja makan. Yoona berjalan menaiki anak tangga. Ia mengetuk pintu kamar Taehyung yang tertutup rapat.

"Tae, kau bisa makan sekarang. Semua sudah ada di atas meja."

Tak ada jawaban. Yoona mengetuk sekali lagi dan memanggil suaminya.

Ketika Taehyung tak juga menjawabnya untuk yang ketiga kalinya, Yoona memutar gerendel pintu dengan jengkel. Dilihatnya lelaki itu tengah berbaring di atas ranjang sambil memainkan telepon genggamnya. Sedikitpun Taehyung tak acuh pada Yoona yang berdiri di muka pintu.

"Tae, kau tidak mendengarku?" Yoona bertanya masam.

"Aku sudah tak mau makan lagi. Ketidakpedulianmu sudah membuatku kenyang." Jawab lelaki itu tanpa menoleh.

Yoona menahan rasa kesal yang memenuhi dadanya. "Jangan bersikap seperti bayi! Kalau kau lapar, kau bisa makan sekarang. Aku bukan pelayan pribadimu, jadi sebaiknya kau bersyukur masih memiliki seseorang yang sudi memasak untukmu."

Taehyung menoleh Yoona. Ia bangkit dari ranjang dan menghampiri Yoona dengan wajah penuh kemarahan. Ia menatap gadis itu lekat-lekat. "Kau ini seorang istri apa bukan? Kenapa kau tak bisa menjalankan tugasmu dengan becus, hah?"

Yoona langsung tersinggung. "Aku tak pernah merasa menjadi istrimu. Aku sudah memintamu untuk menceraikanku ribuan kali tapi kau selalu menolak atau tetap memaksakan syarat-syaratmu padaku. Aku bukan tahananmu, Tuan Taehyung. Kau tak bisa memperlakukanku seperti ini. Jika kau tak menyukai sikapku, ceraikan aku. Dan jika kau menginginkan seorang pelayan, carilah seorang pelayan. Aku tidak bisa menjadi apa-apa untukmu. Seharusnya kau tahu itu."

Taehyung mengatupkan rahangnya dengan marah. Ia menatap Yoona tajam. Tapi gadis itu sama sekali tidak merasa terintimidasi. Memangnya cuma Taehyung saja yang bisa marah? Ia juga bisa. Yoona membalas tatapan Taehyung.

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang