BAB 16

407 60 25
                                    

"Awww" Taehyung berteriak ketika kaki Yoona menginjak lengan dan menendang dadanya. Lelaki tampan itu spontan bangun terduduk.

Yoona menyibakkan rambutnya dan tak jadi bangkit dari ranjangnya. Ia menoleh Taehyung yang meringis kesakitan di lantai. Wanita cantik itu memandang suaminya. "Aku tak sengaja. Mana kutahu kau tidur di bawah." Dustanya.

Taehyung melirik istrinya dengan gemas. "Aku terpaksa tidur di lantai karena kau terlalu serakah dengan tempat tidurmu. Coba kalau kau bergeser sedikit ke tembok, aku pasti akan mendapatkan sedikit tempat untuk tidur di ranjangmu."

"Aku memang tak mau kau tidur di ranjangku. Kenapa kau tak tidur di sofa?"

Taehyung menggosok sikunya yang lecet. "Karena ayahmu memergokiku. Dan dia menyuruhku untuk tidur di kamarmu."

Yoona mendengus, "untuk apa sih kau menyiksa diri dengan tidur di lantai seperti ini? Kenapa kau tidak pulang saja ke apartemenmu atau kembali ke rumah orangtuamu? Di sana kau bisa tidur di atas kasur yang sangat empuk."

"Kau mau tahu kenapa? Karena aku mau tidur denganmu." Taehyung balas mendengus dengan gemas.

Yoona bangkit berdiri. Ia memukul kepala Taehyung sambil berjalan melewati lelaki itu.

Taehyung terkekeh sambil meringis karena badannya nyeri semua. Ia kapok tidur di atas lantai.

"Bagaimana tidurmu semalam, Tae?" Tanya mertuanya ketika mereka bertiga duduk sarapan di meja makan. "Pastinya kamar Yoona tak sebesar kamar yang biasa kau tempati. Jangin harap kau bisa tidur dengan nyenyak."

Taehyung meringis. "Nyenyak. Nyenyak sekali, Jangin. Bahkan saya tidur seperti bayi." Taehyung berbohong. Pada kenyataannya, ia sama sekali tidak bisa tidur semalam. Lantainya sangat keras dan dingin menusuk tulang, punggungnya nyeri luar biasa. Taehyung terpaksa menggigil sepanjang malam karena Yoona menyetel pemanas di kamarnya dengan angka yang paling rendah padahal sekarang salju sedang turun dengan lebatnya.

"Ranjang Yoona tak kekecilan untuk kalian berdua?" Mertuanya kembali bertanya.

"Sama sekali tidak kekecilan." Taehyung tersenyum.

Yoona melirik suaminya. "Lho, memangnya semalam kau tidur di ranjang? Aku sama sekali tidak tahu." Ujarnya santai.

Taehyung tertawa. "kau tak mungkin menyadarinya sayang, semalam kau tidur seperti sapi. Kau mendengkur keras sekali."

"Aku tidak mendengkur!" Yoona melotot tajam. Ia tahu khayalan liar Taehyung telah kembali.

"Bagaimana mungkin kau tahu apakah kau mendengkur atau tidak, kan engkau yang tidur. Dan aku yang mendengarkannya." Balas Taehyung. Lelaki tampan itu sadar Yoona tengah berusaha untuk menyindir dan mengejeknya yang semalaman tidur di lantai hanya beralaskan sebuah jaket.

Petangnya ketika Taehyung kembali ke rumah Yoona, ia membawa serta sebuah sleeping bag dan selimut tebal.

Yoona langsung mencak-mencak melihat barang bawaan suaminya. "Kau membuat kamarku berantakan!"

Taehyung melongo. "Tapi aku tak bawa apa-apa, Yoona. Cuma tas, kantung tidur, dan selimut."

"Sama saja."

"Apanya yang sama? Aku takkan membuka kantung tidurku sebelum kau tidur. Dan aku akan menunggumu sampai tertidur nyenyak."

Yoona merengut. "Aku sering kencing tengah malam. Dan kau menghalangi pintu. Apa perlu aku menginjak tubuhmu lagi seperti tadi pagi?"

"Baiklah kalau begitu." Taehyung menatap jengkel. "Aku takkan membuka kantung tidurku sama sekali karena aku akan tidur di ranjangmu. Aku akan tidur sebelum kau masuk kamar. Dan aku akan memelukmu semalaman."

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang