BAB 15

479 68 31
                                    


Taehyung yang sedang mengadakan rapat dengan seorang production manager segera melompat keluar dari kantornya begitu menerima telepon dari Yuri. Ia mengebut sebisa-bisanya menuju sekolah Yoona. Ketika ia tiba di sana, istrinya tengah terbaring lemah di klinik TK sambil ditemani oleh Yuri dan suster klinik.

"Tadi Yoona tiba-tiba pingsan di dalam kelas. Dokter sedang dalam perjalanan kemari." Yuri bangkit berdiri menyambut kedatangan Taehyung sementara Yoona hanya memalingkan wajahnya ke samping. Ia tak mau Taehyung melihatnya dalam keadaan sangat lemah seperti ini.

"Terimakasih, Yuri ssi. Aku akan membawa Yoona ke rumah sakit sekarang." Taehyung menggendong istrinya, ia sama sekali tak peduli jika Yoona protes atau marah. Taehyung malah akan bersyukur sekali jika Yoona masih bisa marah-marah padanya.

Tapi Yoona terlalu lesu untuk mengucapkan sesuatu. Ia tampak tak peduli ketika Taehyung tergesa-gesa menggendongnya menuju mobil yang terparkir di halaman sekolah.

Dokter Jo memeriksa Yoona selama beberapa menit. Taehyung tak henti-hentinya menunjukkan wajah yang diliputi rasa cemas. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya jika terjadi sesuatu pada Yoona dan bayi mereka.

Dokter Jo melepas sarung tangan karet dan membuangnya ke tong sampah. Ia menoleh Taehyung yang masih terlihat cemas dan gugup.

"Isteri Anda baik-baik saja, begitu juga dengan kandungannya." Dokter Jo tersenyum menenangkan.

"Tapi kenapa Yoona sampai pingsan?" Taehyung mendesah cemas. Ia menatap istrinya yang berbaring di atas ranjang rumah sakit.

"Istri Anda butuh banyak istirahat. Usahakan jangan sampai dia banyak pikiran."

_______________________________________


"Sebaiknya kau berhenti mengajar untuk sementara waktu." Bujuk Taehyung ketika ia mengantarkan Yoona pulang.

"Tak usah mengguruiku. Dan tak usah mengkhawatirkanku." Jawab Yoona.

Taehyung menggigit bibir. "Kenapa aku tak boleh mengkhawatirkanmu? Kau kan istriku."

"Aku baik-baik saja." Jawab Yoona pendek. "Aku akan terus mengajar sampai sebelum aku melahirkan. Kandungan Jieun saja sudah jalan enam bulan, tapi dia masih mengajar.... Masa aku yang baru dua bulan sudah mau ambil cuti?" Yoona membuang muka karena rasa jengah teringat kejadian siang tadi ketika Taehyung menggendongnya menuju mobil.

Taehyung hafal betapa keras kepalanya Yoona. Perempuan itu takkan mau dikasihani olehnya. "Kau harus ingat kalau kau sedang mengandung anakku." Ia melirik istrinya. "Kalau kau sampai keguguran.... Takkan ada perceraian untukmu. Semua perjanjian kita batal." Taehyung mencengkeram kemudi mobilnya. Sesungguhnya ia tak mau mengatakan kata-kata itu, tapi alasan apa lagi yang mesti ia katakan agar Yoona mau lebih berhati-hati dengan kesehatannya?

Tapi Yoona justru merasa tersinggung. Ia berkata tajam. "Jangan khawatir, aku akan menjaga bayimu dengan baik. Dia adalah tiketku satu-satunya untuk terbebas darimu. Tak mungkin aku akan menyia-nyiakannya."

Sekali lagi hati Taehyung terasa nyeri oleh kata-kata Yoona. Ia tahu ia bersalah pada Yoona, tapi mendengar istrinya itu hanya menganggap anak mereka sebagai alat untuk menukar kebebasannya membuat Taehyung terluka. Ia menahan diri mati-matian untuk tidak mengatakan pada Yoona bahwa jika seandainya wanita itu ingin bercerai darinya detik itu juga, ia akan mengabulkannya, asalkan Yoona menerima bayi mereka sebagai anaknya dan menyayanginya.... Tapi Taehyung sama sekali tak berdaya.

"Mulai besok aku akan mengantar-jemput dirimu." Cetus Taehyung. "Dan sebelum kau menolak dan mengatakan bahwa aku hanya merepotkan diri sendiri karena ayahmu masih bisa mengantarkanmu, aku akan menegaskan sekali lagi bahwa aku tak mau dibantah. Di perutmu ada sesuatu yang paling berharga untukku."

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang