Tak terasa sepuluh tahun telah berlalu. Yoona sungguh sangat merindukan ketiga anak-anaknya. Ia menghitung-hitung, tahun ini Hyunwoo berumur enam belas tahun. Ah, anak itu pasti tumbuh menjadi pemuda gagah yang tampan luar biasa----seperti ayahnya. Yoona takkan heran jika gadis-gadis remaja menggandrungi anak sulungnya tersebut. Sejak lahirpun Hyunwoo sudah sangat rupawan.
Dan sekarang anak kembar Yoona----Jiwoo dan Shiwoo----menginjak usia empat belas tahun. Apakah mereka masih mengingat ibu mereka----ibu yang telah meninggalkan mereka pada saat mereka sangat membutuhkannya? Apakah kedua anak itu masih mengenang kebersamaan mereka yang sangat singkat? Yoona yakin Jiwoo sudah tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang sangat cantik dan berhati lembut serta dewasa. Puteri satu-satunya itu memang selalu mengalah pada adik bungsunya, Yoona yakin Jiwoo akan menjadi sosok perempuan yang didambakan oleh setiap lelaki.
Lalu bagaimana dengan si bungsu Shiwoo yang dahulu sangat nakal dan manja luar biasa? Apakah dia tumbuh menjadi seorang remaja yang bengal? Ah, rasanya tidak mungkin. Bocah itu memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya, seorang ayah yang takkan membiarkannya melangkah di jalan yang salah. Seorang ayah yang bersedia berkorban apapun untuk keluarganya. Seorang ayah yang membesarkan ketiga anaknya seorang diri karena istri yang dicintainya terpaksa meninggalkan mereka....
Tapi apakah setelah sepuluh tahun ini Taehyung masih seorang diri? Tidakkah dia telah menemukan seorang perempuan yang mampu menggantikan sosok Yoona di dalam hatinya? Taehyung sangat tampan, baik hati, lembut, dan penyayang. Wanita mana yang takkan jatuh cinta padanya? Bahkan Yoona yang semula membenci lelaki itu pun akhirnya bertekuk lutut tanpa berdaya.
Pasti Taehyung sudah menikah lagi. Yoona merasa yakin. Dan wanita yang beruntung itu takkan pernah melepaskannya. Betapa sakitnya hati Yoona membayangkan mantan suaminya itu menikahi perempuan lain. Tapi ini semua adalah salahnya. Ia sendiri yang telah melepaskan tangan lelaki yang sangat dicintainya itu. Apakah Yoona masih memiliki hak untuk merasa cemburu? Ia sendiri yang telah meninggalkan keluarga yang amat begitu berarti baginya.
Namun seandainya...
Seandainya Yoona boleh melihat mereka lagi...
Hampir setiap malam ia merindukan mereka. Ia ingin melihat bagaimana ketiga anak dan lelaki yang sempat memberinya kebahagiaan itu hidup sekarang ini. Yoona tak peduli jika mereka tak lagi mengenalinya atau bahkan meludahi wajahnya sekalipun, ia takkan peduli asalkan ia dapat melihat mereka berempat lagi. Ia ingin sekali mendengar anak-anak kandungnya memanggilnya dengan sebutan 'eomma' sekali lagi. Baru kali ini Yoona menyadari betapa mahal dan sakralnya satu kata tersebut.
"Eomma...."
Yoona menghela nafas sedih. Ternyata seperti ini perihnya mendengar anak lain memanggil-manggil ibu mereka.
"Eomma...." Tubuhnya diguncang-guncang.
"Eomma, Eomma tak mendengarku?"
Yoona menoleh. Jiwoo tengah memegangi lengannya. Wajah cantik anak itu memberengut. Jiwoo memang memiliki kecantikan yang menurun langsung dari ibunya. Yoona mengerutkan alis. Wajah yang dilihatnya bukan wajah seorang remaja berusia empat belas tahun, melainkan wajah seorang bocah berusia empat tahun.
"Jiwoo panggil Eomma?" Yoona bertanya dengan lidah kelu.
"Iya. Jiwoo panggil-panggil Eomma, tapi Eomma tidak dengar." Kedua kuncir rambut Jiwoo bergoyang-goyang lucu.
Yoona buru-buru menghapus airmata yang sempat membasahi pelupuk matanya. Ia spontan memeluk anak perempuannya itu erat-erat. Yoona bersyukur tadi ia hanya melamun saja. Walaupun... Semua itu akan segera menjadi kenyataan. "Ada apa Jiwoo panggil Eomma?"
![](https://img.wattpad.com/cover/293445795-288-k418805.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFIC
FanfictionGara-gara sebuah ramalan yang aneh, Taehyung dipaksa untuk menikahi Yoona padahal mereka sama sekali tidak saling kenal apalagi saling suka. Terlebih lagi, diam-diam Yoona sebenarnya berencana untuk menikah dengan Changwook, tapi semua itu berantaka...