BAB 19

409 61 13
                                    

Yoona tidak pernah tahu kalau Taehyung mencium keningnya ketika ia tidur, tapi ia tak mungkin tidak tahu kalau Taehyung memeluknya ketika mereka berdua berbaring di atas kasur yang sama.

Perempuan cantik itu bangun terlebih dahulu dari suaminya. Ia terdiam ketika mendapati tangan Taehyung berada di antara dada dan perutnya. Tangan itu sudah tak sepanas semalam. Yoona tak menyalahkan Taehyung yang mungkin saja telah mencuri kesempatan untuk diam-diam memeluknya. Itu salah Yoona sendiri, ia yang memilih untuk tidur di atas kasur milik Taehyung karena ia terlalu malas untuk kembali ke atas ranjangnya----dan juga agar lebih mudah baginya untuk bertindak jika demam Taehyung semakin bertambah parah.

Perlahan-lahan Yoona menyingkirkan tangan suaminya. Ia sama sekali tak mau lelaki itu sampai terbangun. Yoona masih belum bisa menemukan alasan untuk dikatakan pada Taehyung jika lelaki itu menggodanya dan bertanya kenapa Yoona tidur di kasur lipat miliknya dan bukannya di ranjangnya yang empuk.

Yoona bangkit dengan susah payah. Kandungannya sudah hampir menginjak enam bulan. Segalanya menjadi lebih berat sekarang. Yoona merasa seperti tengah menggendong sebuah drum besar yang diikat di sekeliling perutnya. Ia berjalan menuju meja rias dan menyisir rambutnya. Ia memandangi bayangan Taehyung yang terpantul dari cermin meja rias. Semoga saja lelaki itu akan lekas sembuh.

Jam di dinding menunjukkan pukul setengah enam, Yoona mesti segera menyiapkan sarapan untuk ayahnya. Ia melangkah keluar kamar tanpa berusaha menimbulkan suara yang mungkin akan membuat Taehyung terbangun.

Ketika ia tengah memasak di dapur, ayahnya menanyakan tentang keadaan Taehyung. Yoona menjawab apa adanya.

"Apa kau akan masuk kerja hari ini?" Ayahnya bertanya.

Yoona mengerti maksud ayahnya. Ia menggelengkan kepala.

Tuan Lim tersenyum bangga. Ia meremas pundak Yoona dengan lembut. Putrinya itu sudah mulai memerhatikan Taehyung sebagai suaminya.

Taehyung baru bangun jam delapan ketika Yoona membawakan bubur untuk sarapan.

"Kau tidak mengajar?" Tanya Taehyung begitu Yoona masuk kamar.

"Kelihatannya?" Perempuan cantik itu meletakkan mangkuk bubur di samping kasur.

"Kelihatannya kau belum mandi." Canda Taehyung.

Yoona mengerutkan hidungnya dan mendengus. "Semua gara-gara kau sakit."

"Maaf." Taehyung tersenyum. Sama sekali tak ada nada penyesalan yang tersorot dari balik senyum manisnya. "Nanti kalau kau sakit, aku yang akan merawatmu."

"Berarti kau mendoakanku untuk sakit?" Yoona bertanya. Nada suaranya tidak ketus ataupun terdengar dingin.

"Hmmm...."

"Tak usah hamm-hmmm, hammm-hmm. Ayo makan." Yoona mengangkat sendoknya.

"Yoona," panggil Taehyung setelah ia menelan bubur ayamnya.

"Apa?"

"Terimakasih."

"Sama-sama." Bibir tipis Yoona menyunggingkan senyum samar-samar.

"Yoona,"

"Apa lagi?"

"Kalau mau tersenyum, jangan pelit seperti itu." Saran Taehyung. "Jelek."

Yoona membeliak. Pipinya terasa panas. Tapi ia tidak bisa menahan rasa gelinya. Iapun tertawa kecil.

Dan tawa kecil itu membuat Taehyung menyadari sesuatu: bahwa istrinya adalah perempuan yang paling cantik di seluruh dunia.

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang