BAB 20

501 64 11
                                    

Semua berawal dari sebuah rumor yang dihembuskan oleh seseorang yang mengaku sebagai orang dalam di industri hiburan Korea Selatan. Orang dalam itu mengatakan bahwa Moon Chaewon telah menjalin hubungan cinta dengan seorang produser film. Hubungan ini sudah terjalin selama bertahun-tahun. Meskipun sang produser muda telah menikahi gadis pilihan orangtuanya, dia tidak memutuskan hubungannya dengan Chaewon. Mereka masih sering bertemu secara diam-diam. Bahkan foto-foto 'keakraban' mereka di gala premier film Cinta Di Balik Pintu telah tersebar luas di internet.

Menurut pengakuan si orang dalam, hubungan Chaewon dengan produser muda ini dimulai bertahun-tahun yang lalu sebelum Chaewon memulai debutnya sebagai seorang aktris. Bahkan keduanya sering berlibur bersama di luar negeri.

Yoona menutup laman gosip yang sedang dibacanya. Tanpa perlu menyebutkan inisial sang produser muda, ia sudah bisa menebak siapa lelaki yang dimaksud. Sudah pasti itu adalah Kim Taehyung.

Dadanya terasa ngilu. Ia berusaha untuk meyakinkan diri kalau rumor tentang Chaewon dan Taehyung tidaklah benar. Taehyung tak pernah sekalipun menyatakan dengan tegas padanya kalau Chaewon adalah kekasihnya.

Tapi mana ada maling yang mengaku? Taehyung itu sangat licik seperti ular. Dia bisa berbohong dengan sangat lihainya. Yoona sudah menyaksikan sendiri beberapa kebohongan yang diucapkan oleh Taehyung. Dan lagi, Taehyung juga tak pernah menjelaskan padanya mengenai kehadiran Moon Chaewon di Maladewa dulu.

Mau tidak mau, rumor tak jelas itu mulai mengusik pikiran Yoona. Ia ingin percaya pada Taehyung, tapi tak mungkin ada asap jika tak ada api. Matanya tak bisa membohongi hatinya. Ia melihat sendiri apa yang dilakukan oleh Taehyung dan Chaewon di Maladewa. Mereka saling berangkulan. Dan Taehyung sempat menghilang selama dua hari bersama Chaewon. Tak mungkin mereka tidak melakukan sesuatu yang intim di tempat seromantis itu.

Baru saja aku mau bersikap baik padamu, Tae.... Keluh Yoona dalam hati. Bahkan ia rela jika harus menelan rasa gengsinya dan meminta Taehyung untuk membatalkan surat perjanjian mereka agar mereka berdua bisa hidup selayaknya suami-istri yang sesungguhnya.

Yoona termenung memandangi jendela kelas yang kosong. Di luar sana bunga-bunga telah mulai bermekaran.

"Taehyung belum menjemputmu?" Yuri masuk ke dalam kelas Yoona. Ia duduk di samping temannya.

Yoona menggelengkan kepalanya.

"Kau terlihat pucat. Apa kau sakit?" Tanya Yuri.

"Tidak."

"Ada apa sebenarnya, Yoong?

"Tidak ada apa-apa."

"Hmm," Yuri meremas tangan Yoona, "sembilan puluh persen orang yang menjawab 'tidak ada apa-apa' justru sebenarnya sedang punya masalah. Nah, ada apa? Ceritakan padaku. Mungkin aku bisa membantu."

Yoona menggigit bibirnya dengan resah. Ia tak yakin Yuri bisa membantu memecahkan masalah yang tengah menyita pikirannya. Tapi Yoona merasa perlu untuk mencurahkan kegalauan hatinya pada seseorang. Kalimat demi kalimat pun mengalir keluar dari bibir Yoona tanpa bisa ia tahan lagi.

Usai berterus-terang pada Yuri, Yoona merasa beban di dadanya sedikit berkurang. "Bagaimana menurutmu? Apakah aku terlalu berlebihan?"

Yuri termenung menyangga kedua pipinya. Ia berusaha untuk bersikap netral meskipun mungkin ia sama sekali tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. "Jelas-jelas Taehyung terlihat sangat menyayangimu. Dia selalu mengkhawatirkan keselamatan dan kesehatanmu. Kalau aku jadi engkau, aku takkan mempercayai rumor itu begitu saja. Zaman sekarang, orang mudah sekali mengaku sebagai orang dalam dan berkata seenak perut mereka, tapi mana buktinya?"

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang