BAB 52

188 30 19
                                    

Hari itu adalah hari terakhir Yoona bersama keluarganya. Ia telah meminta Changwook agar memberinya waktu sehari lagi untuk dihabiskan bersama ketiga anaknya.

"Kenapa tidak kau bawa saja ketiga anakmu itu? Toh aku bersedia untuk menyayangi mereka seperti anak-anak kandungku sendiri."

Yoona menghapus airmata dari wajahnya. "Aku tidak sanggup memisahkan mereka dari Taehyung. Jika Taehyung kehilangan mereka, mungkin dia akan lebih memilih untuk mati. Dan apa gunanya aku bercerai dari suamiku jika aku harus melihatnya mati?"

Changwook menggenggam setir mobilnya. "Dan kau rela kehilangan anak-anakmu?"

"Ibu mana yang rela kehilangan anak-anak mereka?" Yoona balas bertanya. "Kurasa aku tak perlu menjelaskan padamu tentang perasaanku, toh kau juga takkan mau mengerti, bukan?"

"Kau mungkin takkan melihat mereka lagi...."

"Aku tahu itu! Dan sebab itu, aku takkan pernah memaafkanmu." Yoona tak sudi memandang lelaki yang tengah menyetir di sampingnya tersebut. "Tidak akan pernah."

"Aku berjanji akan membahagiakanmu, Yoona. Setelah kita menikah, kita bisa memiliki anak sebanyak yang kau mau----"

"------Apa untukmu seorang anak bisa digantikan dengan anak yang lain?" Yoona berseru marah. "Apa menurutmu, Jiwoo bisa menggantikan Hyunwoo? Shiwoo bisa menggantikan Jiwoo? Atau Hyunwoo bisa menggantikan kedudukan adik bungsunya di hatiku? Kau memang bukan seorang ayah, kau takkan bisa mengerti apa artinya seorang anak bagi orangtua mereka."

Changwook menoleh wanita yang sangat dipujanya itu. Yoona kembali menyusut airmata yang tak sanggup ia tahan.

"Aku menyuruhmu untuk membawa ketiga anakmu, tapi kau menolaknya. Aku berjanji akan memberikanmu anak yang lain, tapi kau malah marah."

Yoona tak sudi mendengar ucapan Changwook. Ia memalingkan wajahnya. "Berikan aku waktu satu hari lagi untuk bersama anak-anakku."

Changwook kembali melirik. Surat cerai Yoona dan Taehyung sudah berada di tangannya. Yoona takkan mungkin menipunya. Wanita itu terlalu lugu untuk bisa mengkhianatinya. "Baiklah. Aku akan memberimu waktu satu hari lagi."


________________________________________________________________________________


Yoona akan menggunakan waktu satu hari ini dengan sebaik-baiknya. Ia akan mengukir kenangan yang tak mungkin akan pudar dari dalam hatinya.

Setelah kepergian Jieun, Yoona segera menuju dapur untuk membantu ibu mertuanya memasak. Wanita itu terlihat sangat depresi, tapi dia cukup cerdik untuk menggunakan waktunya dengan menyibukkan diri.

"Eommeonim, mari kubantu." Yoona menyentuh lembut punggung tangan ibu mertuanya yang tengah mencacah daging sapi.

Ibu Taehyung menoleh Yoona. Ia tersenyum lembut. "Eomonim bisa melakukannya sendiri, Yoona."

"Tapi Eomeonim tak boleh terlalu capek. Aku tak mau Eomeonim sampai jatuh sakit." Yoona berkata tulus.

"Eomeonim sudah memasak selama bertahun-tahun dan Eomeonim tak pernah jatuh sakit karena kebanyakan memasak. Kau temani saja Shiwoo dan Jiwoo. Mereka pasti sedang mencari cara untuk bisa menyelinap keluar rumah dan bermain salju."

"Tenang saja, Eomeonim, pintunya sudah kukunci rapat-rapat." Yoona memaksakan sebuah tawa penuh kegetiran..

"Aigoo... Kedua bocah itu." Ibu Taehyung menerawang. "Shiwoo mengingatkan Eomeonim pada Taehyung. Mereka sangat mirip sekali. Taehyung juga dulu selalu mencuri-curi kesempatan untuk bisa keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya. Apa kau tahu kalau Taehyung tidak pernah kalah balap sepeda?"

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang