5. Kegiatan Putri Matahari

20 1 0
                                    


''Ayolah, jangan gagal, jangan membuatku malu,'' ucap Salsa dengan nada gemas. Dia fokus memandang ke satu arah saja sambil menggerakkan tangan kanan dan kirinya dengan hati-hati.

Dibelakangnya, Erlangga memegang buku di tangan kirinya, terkadang dia meminum susu dengan tangan kanan. Sesekali, mata Erlangga melihat ke arah istrinya yang sedang bertingkah seperti orang yang ada di medan perang.

''Yeah berhasil!!'' Erlangga hampir tersedak oleh sorakan girang sang istri yang baru saja meletakkan telur dadar ala Jepang di sebuah piring dan menyerahkannya di hadapan Erlangga.

''Kali ini aku berhasil Mas, bentuknya sudah lumayan bagus kan?'' tanya Salsa seolah telur dadar buatannya adalah sebuah mahakarya.

''Ayo Mas coba,'' pinta Salsa sambil duduk di hadapan Erlangga, matanya berbinar sambil meletakkan kedua tangan di mulutnya.

Telur dadar ala Jepang atau tamagoyaki memang tidak ada bedanya dengan telur dadar biasa. Hanya saja bentuk dan cara membuatnya punya ciri sendiri yang membuat Salsa penasaran untuk membuatnya.

Sudah seminggu ini, Erlangga harus bersabar karena setiap paginya Salsa akan membuat telur itu meski belum pernah berhasil karena bentuknya yang tidak sama persis dengan video yang ditontonnya.

Erlangga bukannya benci atau bosan dengan telur, hanya saja karena terlalu fokus ingin membuat tamagoyaki, Salsa tidak terpikirkan untuk membuat menu masakan yang lain.

Namun, sepertinya dia harus mengakui ketekunan istrinya untuk membuat tamagoyaki itu hebat, karena bentuk dan ketebalannya sudah jauh lebih baik bahkan hampir menyerupai yang ada di video panduan.

Namun, ketika dimasukkan ke mulut, Erlangga bisa tahu kalau istrinya terlalu fokus dengan bentuk sampai melupakan sesuatu. Ketika sedang bingung apakah hal tersebut harus disampaikan kepada istrinya, terdengarlah suara Salsa bicara padanya.

''Gimana Mas?enak?'' tanyanya penuh harap.

''Enak,''

''Benar?Mas tidak sedang bohong kan? Seperti di novel yang masakannya terlalu asin tapi tetap dibilang enak oleh pasangannya,'' tanya Salsa curiga sambil kemudian menyuapkan telur ke mulutnya.

Wajah cerah Salsa langsung hilang, bibirnya mengerucut sehingga pipi tembamnya menggembung.

''Yah, padahal bentuknya bagus tapi aku lupa memberinya garam, sayang sekali,'' Erlangga menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal ketika Salsa mengucapkan itu.

Kemudian, ia menangkup pipi Salsa dengan kedua tangan supaya gadis itu memandang ke arahnya.

'' Tidak perlu kecewa, ini enak kok meski kamu lupa beri garam. Jangan sedih, kamu sudah berusaha,''

Wajah Erlangga langsung berubah heran ketika tiba-tiba Salsa tertawa setelah apa yang diucapkannya.

''Maaf Mas, tapi terima kasih buat dukungannya. Kedepannya aku akan berusaha lagi,'' Rasanya Salsa akan sangat jahat sekali kalau mengatakan alasan dia tertawa adalah Erlangga yang mencoba menghiburnya dengan wajah tanpa ekspresi itu terlihat sangat lucu.

''Mas senang kalau kamu berusaha tapi apa boleh Mas tanya?''

''Boleh, Apa?''

''Apa kamu sudah puas dengan eksperimen telurnya?''

Salsa langsung menutup mulutnya, dia baru sadar kalau selama seminggu ini mereka selalu sarapan dengan menu tamagoyaki dengan berbagai bentuk. Tentu Erlangga ingin merasakan menu lain.

''Maaf Mas, aku sudah terlalu sering masak telur ya? Aku akan masak yang lain ya, hari ini aku akan belanja,''

Erlangga langsung memandang istrinya, selama seminggu ini, Erlangga selalu menemani Salsa ketika belanja. Mengingat sifat istrinya, hatinya agak khawatir membiarkan istrinya itu belanja sendirian.

''Kamu yakin bisa melakukannya sendiri?''

''Yakin,''

''Baiklah, tapi hati-hati ya, kalau ada apa-apa segera hubungi Mas,''

''Siap, tenang saja Mas, aku akan belajar jadi super wife, sehingga Mas tidak perlu khawatir dan bisa fokus kuliahnya,''

''Mas tidak mungkin tidak khawatir, Kamu tanggung jawab Mas sekarang. Namun, Mas juga sadar kalau Mas tidak akan bisa selalu mengantarmu. Tapi setidaknya, biarkan Mas tahu kemana kamu pergi,'' ucap Erlangga sambil memandang mata Salsa dalam.

Jantung Salsa langsung dibuat berantakan oleh sikap Erlangga. Padahal, suaminya itu tidak bertubuh kekar maupun memiliki tinggi badan yang menjulang tapi kenapa cara bicara dan matanya sanggup membuat Salsa menjadi salah tingkah?

''Siap Mas! Ah lihat Mas! sudah jam segini, nanti Mas terlambat kuliah. Tenang saja aku sudah menyiapkan bekal kalau-kalau tamagoyakinya gagal dan aku nanti akan masak yang berbeda. Begitu selesai belanja aku akan langsung pulang,'' ucap Salsa semangat berusaha menutupi kegugupannya.

Erlangga yang tampaknya paham alasan Salsa hanya tersenyum simpul sambil mengatakan, '' Kamu benar, Mas harus berangkat, hati-hati ya. Biar Mas yang buang sampahnya,''

Setelah Erlangga pergi, Salsa langsung meletakkan tangan di dadanya.Lalu ia menepuk kedua pipinya dengan tangan dan mulai melakukan pekerjaan rumah lainnya seperti mencuci pakaian dan bebersih.

Salsa bersyukur sekali apartemennya tidak terlalu besar. Bentuknya tidak jauh berbeda dengan yang sering dilihat Salsa di internet.

Saat memasuki apartemen, sudah tersedia genkan untuk melepas sepatu bahkan ada rak sepatu juga. Maju sedikit, di sisi kiri terdapat mesin cuci beserta kabinet kecil untuk meletakkan deterjen dan pewangi.

Disebelah mesin cuci, ada dapur kecil yang hanya memiliki satu kompor listrik kemudian ada juga lemari es yang ukurannya tidak terlalu besar. Di sisi kanan hanya ada koridor dan kamar mandi.

Namun mereka bisa makan di koridor itu karena Erlangga membeli meja yang bisa dilipat.Alasannya supaya bisa tetap belajar tanpa mengganggu istrinya. Salsa sungguh kagum dengan pemikiran suaminya yang penuh dengan rencana.

Terakhir di paling ujung ada pintu masuk ke kamar mereka. Di dalamnya ada tempat tidur serta meja penghangat bernama kotatsu yang menurut Erlangga, didapatkannya dengan harga yang bagus.

Setelah menjemur pakaian di balkon, Salsa pun bersiap untuk berbelanja, ia membawa tas ransel kecil untuk menyimpan dompet dan HP serta tidak lupa membawa tas belanja untuk membawa belanjaannya nanti.

Sesudah mengirim pesan kepada Erlangga, Salsapun berangkat ke supermarket yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Sesampainya di supermarket, Salsa langsung mencari semua yang dibutuhkannya seperti sayur, susu serta daging halal. Karena lemari es yang mereka miliki tidak besar, Salsa tidak berbelanja banyak.

Salsa baru saja selesai berbelanja ketika mendapat selebaran berisi iklan yang membuatnya tampak berpikir sejenak, tetapi langsung tersenyum seolah dia telah menemukan ide yang bagus.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang