25. Persaingan Ayah Putri Matahari dan Pangeran Es Part 1

37 0 0
                                    


Setelah beberapa hari ini tampak lemas, menahan sakit di perut bahkan beberapa kali cemberut akibat jengkel yang tak berkesudahan, Salsa akhirnya sudah mulai terlihat bisa tertawa lepas.

Orang mungkin tidak akan percaya kalau beberapa hari yang lalu gadis itu sempat pingsan dan tampak lemas serta lesu.

Sosok yang paling bahagia dengan kondisi Salsa saat ini, sudah pasti Erlangga yang sekarang tengah memperhatikan istrinya bicara dan tertawa bersama Hitomi dan Cia. Ketiganya terlihat begitu antusias ketika memakai teleskop untuk melihat pemandangan kota secara bergantian.

Mereka sedang ada di lantai 5 Kastil Hiroshima, sebuah bangunan yang merupakan salah satu tempat wisata terkenal dan favorit bagi orang yang datang ke kota tersebut. Selain Hitomi dan Cia, ada juga Mas Arman serta Ayah Salsa yang merupakan otak dibalik acara jalan-jalan mereka kali ini.

Tadi sebelum sampai ke lantai ini, mereka sudah melihat sejarah serta beberapa barang peninggalan kastil di lantai satu dan dua. Mereka juga sempat melihat senjata yang digunakan prajurit kastil di lantai tiga serta lukisan yang ada di lantai 4.

Lantai 5 sebenarnya merupakan tempat dimana mereka bisa beristirahat setelah melihat isi kastil yang cukup menguras tenaga karena tidak adanya lift. Sehingga mereka perlu naik tangga secara manual.

Meskipun melelahkan, ternyata apa yang ada di lantai 5 sungguh menarik perhatian Salsa,karena selain teleskop, di lantai ini juga ada vending machine dan juga alat untuk membuat gantungan kunci yang ingin dicobanya dengan antusias.

"Salsa semangat sekali ya," ujar Mas Arman sambil menerima sekaleng kopi dingin yang diberikan Erlangga.

"Iya, dia senang sekali karena selama sakit tidak kemana-mana," jawab Erlangga yang meminum coklat dingin sambil tetap memperhatikan sang istri.

"Ngomong-ngomong batalnya rencana kalian apa tidak membuatnya kecewa?" tanya Arman.

Sebelumnya Erlangga bermaksud mengajak Salsa liburan ke Miyajima. Namun dengan sakitnya Salsa dan kedatangan ayah mertuannya, rasanya ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan.

"Tentu dia kecewa , tapi setelah dijelaskan dia bisa mengerti kok," jawab Erlangga.

"Benarkah? wah hebat sekali. Bagi perempuan, event liburan bersama kita, suaminya itu penting. Waktu itu Hitomi pernah sangat kecewa dan merajuk ketika aku harus bekerja mendadak," ujar Arman sambil tertawa yang ditanggapi dengan senyum tipis oleh Erlangga.

Memang benar, istri kecewa itu membuat suami perlu putar otak supaya senyumannya kembali. Namun, dalam hal ini, rasanya ia tidak perlu menjelaskan bagaimana cara ia menghilangkan kekecewaan Salsa akibat batalnya perjalanan mereka.

Di bagian lain lantai tersebut, Salsa, Hitomi dan Cia juga sedang mengobrol tentang segala hal termasuk tentang ayah Salsa.

"Ayah Salsa-San baik sekali ya, mau ajak kita jalan - jalan bersama,"ucap Hitomi yang disetujui Cia.

"Tapi ,ibu Kak Salsa kenapa tidak ikut? Apa sedang bekerja?" tanya Cia.

"Oh,bukan. Ayah ibuku berpisah, dan sudah punya keluarga baru lagi. Jadi mereka tidak mungkin datang ke sini bersama,'' jawab Salsa dengan senyuman. Hitomi dan Cia terdiam setelah mendengar pengakuan Salsa.

''Maaf Kak,'' ucap Cia sambil menundukkan kepalanya.

''Eh?''

''Maaf, kalau ucapanku menyinggung,''

''Tidak kok Cia, tidak apa-apa,itu sudah terjadi lama, sejak aku kecil,"ucap Salsa sambil tersenyum lagi.

"Tapi syukurlah, Ayah Salsa-San masih memberikan perhatian ya dan bisa menerima Erlangga-San juga," bisik Hitomi sambil melirik ke rombongan laki-laki dimana Ayah Salsa kini sudah tampak bergabung dengan Arman dan Erlangga.

Salsa tertawa sambil mengucapkan syukur. Meski ia sedikit bingung dengan sikap sang ayah yang tiba-tiba memberikannya banyak perhatian.

Bukannya selama ini ayahnya tidak perhatian hanya saja kali ini terasa agak berlebihan.

Perasaan aneh mulai dirasakan Salsa ketika Ayahnya hanya meminta Erlangga untuk mengantarnya. Salsa tahu kalau Ayahnya kurang nyaman bicara berdua dengan Erlangga sejak sebelum mereka menikah karena menganggapnya kaku. Beliau bahkan sempat berpikir keras sebelum memberi izin mereka untuk menikah.

Padahal Ayahnya tidak tahu kalau menantu yang selalu dianggapnya kaku itulah yang bisa membuat putrinya ini mabuk kepayang.

Sebab, suaminya itu memang paling bisa membuat Salsa lupa akan rasa kesal atau penasaran yang melanda Salsa meskipun bukan orang yang suka mengucapkan kata-kata manis penuh rayuan.

Misalnya waktu Salsa melanjutkan pertanyaan tentang pembicaraan Erlangga dengan Ayahnya yang khawatir pada mereka berdua.

Salsa ketiduran ketika ia bertanya bagaimana kalau Ayah memintanya untuk ikut pulang ke Indonesia. Karenanya ia mencoba bertanya lagi keesokan harinya pada sang suami dan jawaban yang diberikan sungguh diluar dugaan Salsa.

Karena ketika itu, Erlangga mendekatkan wajahnya, menatap Salsa lekat kemudian mengatakan "Mas, tidak akan melakukan kesalahan yang sama," sebelum akhirnya mengecup cepat Salsa yang hanya bisa terdiam kemudian tersipu.

Hal lain diterapkan Erlangga ketika memberitahu Salsa kalau perjalanan libur musim panas mereka ke Miyajima dengan sangat terpaksa dibatalkan. Salsa sudah berusaha tidak menunjukkan rasa kecewanya , namun usahanya gagal total dan berakhir dengan Erlangga dan Salsa berpelukan sambil bermain kuis tentang diri mereka masing-masing.

Hal-hal sederhana seperti itulah yang membuat Salsa senang. Bahkan sekarang, tanpa sadar ia tersipu ketika mengingat momennya bersama Erlangga.

"Salsa-San kenapa wajahnya merah? Apakah ada yang sakit?" tanya Hitomi tiba-tiba.

"Apa perlu aku panggilkan kak Erlangga?" tawar Cia.

"Eh?tidak kok, aku baik-baik saja," ucap Salsa panik.

Sungguh mengherankan, dia hanya sedang mengingat pembicaraan dengan suaminya dan langsung tersipu.

Setelah kembali fokus,Salsa,Hitomi dan Cia mendapat giliran untuk membuat gantungan kunci.

Mereka bisa membuat gantungan kunci yang berhiaskan gambar kastil Hiroshima dengan harga mulai dari 300 yen.

Salsa memutuskan akan membuat lebih dari satu supaya Erlangga bisa memakainya juga.

Setelah selesai membuat gantungan kunci, ketiganya kembali ke tempat para pria duduk dan menikmati minuman.

Arman memberikan dua kaleng minuman untuk Hitomi yang menyerahkan satu kaleng kepada Cia.

Sementara Salsa malah menerima dua jenis minuman yang berbeda dari suami dan ayahnya. Erlangga memberikan Salsa minuman coklat kaleng dingin. Lalu sang Ayah membelikannya minuman teh susu dalam botol.

Salsa mengambil keduanya kemudian duduk diantara Erlangga dan Ayahnya.

Erlangga baru saja bertanya mana yang ingin diminum Salsa lebih dulu, tetapi tiba-tiba Ayahnya membukakan minuman botol dan menyerahkannya pada Salsa.

Ayahnya juga membagikan produk makanan ringan yang dibawanya kepada Hitomi, Arman dan Cia yang meski terlihat tidak memperhatikan, diam-diam mencuri pandang ke arah mereka bertiga.

Salsa hanya menghela napas kemudian melihat ke arah ayahnya yang tampak sedang mempromosikan makanan ringan miliknya. Kemudian melirik suaminya yang sedang minum, ia sungguh merasa sedang menjadi bahan persaingan antara dua lelaki seperti yang kerap ada di drama,bedanya adalah dalam kasusnya persaingan terjadi antara ayah dan suaminya sendiri.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang