11. Teman Baru Putri Matahari

22 0 0
                                    

''Les bahasa Inggris?'' tanya Erlangga sambil menyuapkan makan malamnya.

''Iya Mas, aku ingin mencoba ikut les bahasa Inggris, bagaimana menurut Mas?"

''Tidak masalah, tapi kenapa tiba-tiba kamu ingin belajar bahasa Inggris?"

''...''

''Salsa,"

''Hm, aku ingin menantang diriku untuk mencoba hal baru, Mas kan pernah menawariku untuk sekolah juga. Tapi aku merasa ingin melakukan hal lain, lalu aku melihat pamflet tentang tempat les bahasa Inggris. Entah kenapa, aku langsung merasa, wah ini dia,'' jawab Salsa semangat sambil meletakkan sumpit dan mangkok nasinya.

Erlangga terdiam sejenak memikirkan permintaan Salsa, sebelum kemudian menyetujuinya dan membuat Salsa gembira lalu kemudian melanjutkan kegiatan makannya.

Waktu makan, merupakan waktu yang sangat berharga bagi Salsa, selain karena dapat mengisi energi, waktu makan adalah waktu yang bisa memperbaiki mood yang kurang bagus. Intinya waktu makan akan selalu membuat Salsa senang.

Namun setelah menikah, ada satu hal lagi yang membuat Salsa sangat menyukai waktu makan yaitu keberadaan suaminya. Sebagai seorang istri yang datang ke Jepang untuk menemani suaminya menempuh pendidikan, Salsa tidak bisa menuntut Erlangga untuk selalu menemaninya atau mengajak jalan-jalan setiap saat.

Oleh karena itu, waktu makan menjadi sangat berharga bagi Salsa karena waktunya dia mengobrol dengan suaminya. Sebenarnya daripada disebut ngobrol, situasinya akan terasa lebih seperti mendongeng karena lebih banyak Salsa yang berceloteh.

Misalnya, Salsa akan bercerita apa yang dilihatnya di taman tempat dia suka mampir setelah belanja,atau makanan apa yang dia temukan di supermarket.

Seperti yang baru saja terjadi, Salsa tertarik mengikuti les bahasa Inggris setelah melihat sebuah pamflet secara tidak sengaja. Sebenarnya, Salsa bukanlah orang yang mudah termakan iklan, hanya saja dia memang sering memiliki ide yang muncul tiba-tiba.

Kebalikan dari Erlangga yang lebih suka memikirkan masak-masak terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.

Walaupun begitu, Erlangga tidak meremehkan keinginan Salsa dan menjawab apapun pertanyaan Salsa. Erlangga akhirnya juga bercerita tentang hal yang ingin Salsa ketahui. Misalnya mengenai kuliah dan kerja sambilannya.

Sebagai penerima beasiswa, Erlangga memang memperoleh uang saku untuk mendukung kehidupannya selama di Jepang namun karena dia tidak sendiri, ia pun mengambil pekerjaan sambilan sebagai guru bahasa Indonesia untuk orang Jepang.

Meskipun terdengar biasa, tapi bagi Salsa itu sangat menyenangkan. Sebab, mendengarkan Erlangga yang pendiam itu, menceritakan sesuatu membuatnya merasa lebih memahami suaminya sekaligus merasakan bagaimana belajar di kampus Jepang.

''Sebentar lagi akan ada festival, apa kamu mau datang?" tanya Erlangga pada Salsa yang sedang memotong kue lemon.

''Festival?''tanya Salsa balik sambil menyerahkan kue yang telah dipotong.

''Iya, festival untuk menyambut musim panas,''

''Orang luar boleh datang juga?"

''Boleh,''

''Benarkah? Wah mau apa Mas akan terlibat juga di acara?" Erlangga yang hendak menyantap kuenya langsung memandang Salsa sesaat.

''Ah, Mas diam, pasti terlibat kan? Ayo katakan dengan jujur,''

''...''

''Mas,'' panggil Salsa dengan suara membujuk..

''Lihat saja nanti,'' cuma itu yang diucapkan Erlangga sebelum menyantap kue kesukaannya dan membuat Salsa memajukan bibirnya.

Keesokan harinya, Salsa sudah ada di depan sebuah gedung tempat dirinya akan mulai belajar bahasa Inggris. Gedungnya tidak besar, faktanya, tempat les barunya itu hanya sebuah bangunan kecil yang berada diantara 2 toko besar di sisi kanan dan kirinya.

Salsa telah melakukan pendaftaran secara online sehingga ia bisa langsung mulai belajar hari ini. Setelah melakukan konfirmasi dan menerima buku, ia pun masuk ke kelas tempatnya belajar.

Di dalam sudah ada sekitar 2 orang yang sedang membaca buku. Dari apa yang dilihatnya, Salsa menduga kalau kedua orang itu orang Jepang dan Korea kalau melihat dari buku yang dipegang serta tas yang dibawanya.

Tiba-tiba, ada seorang gadis dengan rambut panjang berwarna hitam datang dengan napas yang terputus-putus. Salsa menebak kalau gadis itu baru saja berlari cukup kencang.

Gadis itu duduk disebelah Salsa yang memilih kursi paling depan '' Orang Indonesia?" tanya gadis itu pada Salsa yang mengiyakan pertanyaannya.

''Kenalkan, namaku Cia,''

"Salsa,''

Dan tiba-tiba saja, Salsa sudah mendapatkan teman baru yang bercerita padanya tanpa henti seolah mereka adalah teman yang sudah lama tak berjumpa.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang