51. Perasaan Sebenarnya dari Teman Putri Matahari

8 0 0
                                    

Salsa berlari dengan hati-hati sambil melindungi tas yang dibawanya supaya tidak jatuh maupun tertabrak oleh orang lain. Sekarang, Salsa tengah berlari menuju kampus Erlangga untuk mengantarkan makan malam suaminya itu.

Sebenarnya, Salsa ingin kembali ke kampus setelah lesnya selesai, tapi Erlangga mengatakan kalau sebaiknya Salsa istirahat saja supaya bisa menyimpan tenaga untuk besok.

Namun, hatinya tergerak untuk pergi lagi ke kampus Erlangga karena ketika Ia sedang menyiapkan makan malam, Erlangga memberi kabar kalau akan pulang telat namun belum bisa memastikan jamnya.

Hatinya tambah khawatir ketika Erlangga bilang kalau dirinya belum makan dan akan membeli nasi kepal di konbini atau convenience store.

Karena terus merasa tidak tenang, Salsa akhirnya memutuskan untuk memasak tumis kangkung, tempe goreng serta semur tahu untuk dibawa ke kampus Erlangga.

Kalau Erlangga belum makan, maka kemungkinan besar teman-temannya juga sama, karena itulah Salsa menyiapkan makan malam dalam jumlah lebih.

Salsa hanya berharap kalau hasil masakannya tidak akan membuat malu karena Ia benar-benar hanya menggunakan bahan yang ada di rumah sehingga tidak tahu apakah kombinasi menu ini akan cocok, tapi paling tidak, masakannya bisa jadi pengisi perut untuk orang-orang yang tengah sibuk sampai malam ini.

Salsa memeriksa HP ketika sampai di depan gerbang universitas. Sebelum berangkat, Salsa sebenarnya sudah mengirimkan pesan kepada Erlangga kalau Ia akan datang membawa makanan.

Hanya saja, sepertinya Erlangga belum membaca pesan yang Salsa kirim karena sejak tadi belum ada balasan yang datang.

Akhirnya, Salsa memilih untuk mencari Erlangga ke ruangan yang biasa digunakannya untuk berkumpul dan rapat bersama teman-temannya. Namun kemunculan sosok yang tadi pagi dicari namun belum berhasil ditemukannya menghentikan langkah Salsa.

''Fuku-Chan!'' panggil Salsa heboh tanpa sadar.

Fukuzawa yang tengah berjalan tampak terkejut dengan panggilan itu. Ia sempat memandang tidak percaya ke arah Salsa yang tampak berlari kecil menghampirinya.

''Salsa,Apa yang Kau lakukan disini pada jam segini?'' tanyanya.

''Oh, Aku mengantarkan makanan,'' jawab Salsa.

''Makanan? Untuk Erlangga-San?''

''Iya, Wah, Aku lega akhirnya Kita bertemu juga,''

''Eh?maksudnya?''

''Tadi pagi, Aku mencari Fuku-Chan karena ingin menyampaikan sesuatu tapi kata Akane-San, Fuku-Chan sedang ada urusan dengan klub lain jadi tidak bisa datang,''

Fukuzawa terdiam sesaat mendengar ucapan Salsa, sampai akhirnya Ia tersadar dan membalas ucapan Salsa.

''Kau mencariku?''

''Iya,''

''Jadi Kau tidak marah padaku?''

''Eh?''

''Aku pikir Kau marah padaku karena pertanyaanku waktu itu,''

Detik itu juga Salsa merutuki sikapnya barusan yang menunjukkan seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan tanpa sadar Ia memanggil dengan nama Fuku-Chan. Ia baru ingat kalau tujuannya mencari Fukuzawa adalah untuk meminta maaf atas sikapnya selain juga ingin mengucapkan terima kasih.

''Ehm,Iya, Sebenarnya aku mencarimu untuk minta maaf atas sikapku itu,"

Melihat Fukuzawa yang masih diam, Salsa pun melanjutkan perkataannya.

" Tidak seharusnya Aku lari tiba-tiba seperti waktu itu, Maafkan Aku," ucap Salsa sambil membungkukkan badannya.

"Selain itu, Aku juga berterima kasih karena sudah mengajak dalam proyek ini. Setelah lama tidak berpartisipasi dalam kegiatan kampus, senang sekali rasanya bisa kembali merasakannya," ucap Salsa tulus.

''Syukurlah,''

''Eh?''

''Aku pikir Kita tidak akan bisa bicara seperti ini lagi sejak pertanyaanku waktu itu, sebenarnya Aku ingin minta maaf ketika rekaman tadi pagi. Tapi karena urusan mendadak, terpaksa Aku tidak bisa melakukannya,''

''Karena Kita bisa bertemu sekarang, Aku juga ingin meminta maaf karena mengajukan pertanyaan itu. Sebenarnya, Aku tahu kalau tidak seharusnya kutanyakan tetapi Aku tidak bisa melawan rasa penasaranku,''

''Penasaran?''

Fukuzawa tidak langsung menjawab pertanyaan Salsa. Ia malah memandang Salsa dengan tatapan yang sulit untuk Salsa mengerti.

''Iya, rasa penasaran akan jawaban dari pertanyaanku selama bertahun-tahun yang lalu,''

''Fuku...zawa-San, maaf, tapi Aku tidak menger...''

''Aku selalu ingin tahu apakah perasaanku berbalas atau tidak. Perasaan itu sudah lama ada tapi tidak kuungkapkan karena takut merusak persahabatan Kita. Tapi ternyata, setelah pulang ke Jepang, perasaan itu masih mengusikku. Setelah melihatmu di ruang rapat kemarin, Aku pikir, Aku akan bisa mendapatkan jawabannya dan memutuskan apa yang harus kulakukan. Tapi...ketika Kamu, mengenalkan Erlangga-San sebagai suami, saat itu juga...Aku berpikir kalau Aku harus melangkah maju. Dan untuk melangkah maju, Aku harus melakukan sesuatu terlebih dahulu,''

Fukuzawa kemudian berdiri tegak di depan Salsa, memandangnya tepat di mata dengan berani dan mengucapkan hal yang tidak pernah Salsa pikir akan didengarnya sebelumnya.

"Sadira Salsabila-San, sejak dulu Aku menyukaimu, bukan hanya sebagai teman tapi juga sebagai perempuan,Aku tahu ini tidak akan mengubah apapun tapi dengan begini, hatiku pun akan merasa lega," ucap Fukuzawa sambil tersenyum.

''Terima kasih sudah mendengarkanku,Kalau Kau mencari Erlangga-San, dia ada di ruangan rapat bersama teman-temannya, Aku kembali ke ruangan klub dulu,'' pamit Fukuzawa, meninggalkan Salsa yang terdiam karena terkejut atas pengakuan yang baru saja didengarnya.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang