16. We Time Putri Matahari dan Pangeran Es Part 1

12 0 0
                                    


Akhirnya, libur musim panas telah tiba. Banyak hal bisa dilakukan di masa ini. Misalnya bepergian ke luar negeri,mengikuti kursus, ikut kegiatan sekolah atau kampus, kerja sambilan atau sekedar jalan-jalan di dalam kota.

Bagi Salsa sendiri, ia sangat menantikan libur musim panas ini karena saat di festival, Erlangga memberitahunya kalau ia berencana mengajak Salsa pergi ke Miyajima.

Miyajima merupakan salah satu tempat impian Salsa yang kerap mengadakan event khusus saat musim panas. Tentunya Salsa sangat menantikan liburannya nanti .

Sambil menunggu waktunya berangkat liburan, Salsa dan Erlangga tetap beraktivitas seperti biasa. Erlangga dengan kerja sambilannya dan Salsa yang masih melanjutkan les bahasa Inggrisnya.

Meskipun memiliki kegiatan masing-masing, Salsa dan Erlangga tetap berusaha menghabiskan waktu berdua meskipun hanya untuk kegiatan yang sederhana seperti makan atau belanja bersama.

Namun untuk kali ini ada yang berbeda, karena mereka akan menghabiskan waktu santai tidak hanya berdua.

Salsa dimintai tolong oleh teman satu lesnya untuk menjadi pemandu jalan-jalan di tempat belanja yang terkenal di Hiroshima. Masalahnya adalah Salsa sendiri belum pernah kesana sehingga dia merasa akan kesulitan memandu.

Awalnya, ia ingin meminta tolong kepada Hitomi, namun wanita itu sedang berlibur ke kampung halamannya bersama Mas Arman. Sehingga pilihannya adalah meminta tolong kepada sang suami yang untungnya tidak menolak meski ajakannya adalah untuk menemani belanja.

Sekarang mereka sedang ada di pintu stasiun yang dijadikan sebagai tempat janjian bertemu.

''Kak Salsa, Kak Erlangga. Maaf membuat menunggu,'' ucap seorang gadis yang mengenakan kaos pink dengan rambut yang diikat ekor kuda.

''Tidak apa-apa Cia,kami belum lama sampai kok,''

Cia merupakan teman sekelas Salsa di tempat les bahasa Inggris yang juga berasal dari Indonesia. Sama seperti Erlangga, ia juga seorang penerima beasiswa hanya saja berbeda universitas dari Erlangga.

Dia sudah akrab dengan Salsa sejak pertama bertemu meski jarak usia mereka terpaut hampir 10 tahun.

''Kak kenalkan, ini Papi dan Mami Aku," ucap Cia kepada Salsa dan Erlangga

"Halo, saya Papinya Cia dan ini Maminya. Terima kasih ya sudah membantu kami menjaga anak manja ini,"

"Ih,Papi, jangan bikin aku malu dong," rajuk Cia sambil merangkul lengan ayahnya.

"Maaf ya, kalian jadi lihat hal memalukan, papinya memang suka iseng, maklum anak bungsu, perempuan satu-satunya juga,"

"Tidak, Cia sama sekali tidak merepotkan kok, dia pintar serta selalu bekerja keras," ucap Salsa.

Memang, terkadang tingkah laku Cia akan membuatnya terlihat masih seperti anak sekolah alih-alih anak kuliah, namun bagi Salsa, gadis itu punya semangat untuk berjuang yang tinggi dan tidak mau membuat orang lain khawatir.

Itu sebabnya ketika Cia meminta tolong kepada Salsa untuk memandu dia dan keluarganya jalan-jalan, Salsa tidak menolaknya.

Dia ingin membantu Cia menunjukkan kepada keluarganya kalau gadis itu baik-baik saja berjuang keras mewujudkan mimpinya.

Tanpa sadar, Salsa memandang interaksi Cia dan keluarganya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ada perasaan aneh di dadanya melihat sosok ayah yang tampak menjahili putrinya yang kemudian meminta bantuan kepada sang ibu tersebut.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang