''Eh? Menjaga?'' tanya Salsa balik setelah berhasil mengendalikan debaran di dadanya. Debaran yang muncul akibat ucapan Erlangga dan sempat membuatnya terdiam.
Salsa mencoba mencerna sikap dan perkataan Erlangga yang akhirnya membuatnya bisa mengambil satu kesimpulan.
"Mas...khawatir padaku?" tanyanya hati-hati.
"Apa itu salah?" tanya Erlangga masih dengan nada dinginnya.
"Tentu saja tidak," jawab Salsa terburu-buru.
Keduanya terdiam karena sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai Salsa mencoba untuk bicara lagi.
''Hanya saja...Aku merasa aneh,'' ucap Salsa yang membuat Erlangga memandangnya.
''Mas ingat kan, waktu Aku sakit, Kita pernah membicarakan ini? Aku tahu dan paham maksud Mas yang ingin menjagaku supaya tidak kelelahan. Tapi entah kenapa, jika Mas menunjukkan sikap ini, Aku jadi merasa tidak dipercaya,'' ucap Salsa yang terasa sangat menohok bagi Erlangga.
''Tapi kurasa sebaiknya Kita tidak bicarakan disini Mas, kedai sedang ramai,'' Salsa mengingatkan Erlangga yang setuju dengan istrinya.
Erlangga hanya bisa memandang punggung istrinya yang menjauh dan menghela napasnya sambil berkata '' Ternyata, apa yang Kita pikirkan berbeda Salsa,'' dengan suara pelan yang hanya bisa didengar dirinya dan juga Tuhan.
Baik Salsa maupun Erlangga tidak banyak berinteraksi setelah pembicaraan mereka yang agak tegang tersebut. Bukan bermaksud untuk saling mengabaikan, hanya saja kedai Tertancap Dalam Hati ternyata semakin menarik perhatian pengunjung di siang hari.
Hal itu otomatis membuat Salsa dan Erlangga fokus terhadap tugas masing-masing dan tidak sempat memikirkan hal lain.
Namun, kecanggungan mulai terasa ketika tiba waktu istirahat, dimana mereka yang bertugas dari pagi mendapat waktu untuk rehat sejenak. Salsa tampak bingung ketika hendak duduk, apakah duduk di dekat Erlangga akan membuat suasana diantara mereka terasa aneh? Tapi jika Salsa berada jauh dari Erlangga, orang mungkin saja akan menyadari kalau diantara mereka sedang sedikit tegang.
Pikiran Salsa langsung berantakan ketika Erlangga memanggilnya dan memintanya untuk duduk di tempat yang ada didekatnya. Tanpa pikir panjang, Salsa langsung duduk disana meski setelahnya mereka saling terdiam.
"Wah, apa Kalian sedang istirahat?" tanya Kawaguchi yang baru datang dengan ceria. Kedatangannya otomatis menyita perhatian dari beberapa orang yang tengah beristirahat termasuk Salsa dan Erlangga.
Kawaguchi kemudian membagikan kaleng minuman untuk mereka semua.Matanya sempat berhenti memandang Erlangga dan Salsa secara bergantian.
"Apa kalian sudah makan?" tanyanya tiba-tiba yang dijawab dengan gelengan oleh orang- orang yang sudah sibuk melayani pelanggan sejak pagi tersebut.
"Kalau begitu, bagaimana kalau Aku belikan makan siang untuk kalian?Ah, tenang saja, akan kubelikan yang halal,jadi semua bisa menikmati," tawarnya yang mendapat sambutan gembira dari semuanya. Berteman dengan Erlangga membuat Kawaguchi sedikit banyak paham kalau banyak orang Indonesia yang beragama Islam dan terdapat aturan untuk mengkonsumsi makanan yang halal. Sehingga, Ia akan berhati-hati jika ingin membeli sesuatu untuk teman-temannya
"Terima kasih,Biar Aku saja yang pergi,"ucap Erlangga.
"Tenang saja, tidak perlu sungkan,anggap saja ini service dariku," balas Kawaguchi.
"Ano...apa boleh kalau Aku yang pergi?" tanya Salsa.
"Mas sudah sangat sibuk sejak tadi,Aku juga ingin tahu tempat membeli makanan halal di sekitar kampus ini," ucap Salsa lagi dengan gugup. Mata Erlangga yang memandangnya tanpa ekspresi itu sungguh membuatnya merasa tegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Putri Matahari dan Pangeran Es
General FictionCerita tentang putri matahari dan pangeran es yang berjuang menjalani kehidupan bersama di negeri asing. DISCLAIMER: Untuk Saat Ini Hanya Diposting Di Wattpad Cover by: @avondr