''Salsa, garamnya terlalu banyak,'' ucap Erlangga ketika masuk rumah dan menemukan Salsa melamun di dapur. Tangannya memang mengaduk panci yang masih dipanaskan di kompor, tapi karena pikirannya sedang tidak fokus, Salsa terus menuangkan garam ke panci yang menurut rencananya akan dimasaknya menjadi sup.
Kemudian secepat kilat, Erlangga menghampiri Salsa dan memeriksa kondisi istrinya itu.
"Salsa, Kamu tidak apa-apa?ada yang luka?" tanyanya.
"Ti...tidak Mas," jawab Salsa tidak berani memandang suaminya yang menimbulkan keheranan pada Erlangga.
Ia kemudian membantu Salsa untuk menyelamatkan makan malam mereka yang untungnya masih mungkin untuk dilakukan. Mereka akhirnya berbagi tugas dengan Erlangga yang mengurus sup sementara Salsa menggoreng perkedel kentang.
Setelah semuanya siap, Erlangga pun berganti pakaian dengan kaos rumah berwarna biru dan duduk di meja makan bersama Salsa.
Erlangga menangkap hal yang tidak biasa dari Salsa beberapa hari ini. Ia merasa ada sesuatu yang ingin diucapkan Salsa padanya tapi tertahan.
Perasaan Erlangga mengatakan kalau ada yang aneh pada sikap Salsa. Istrinya itu sering terlihat gelisah dan memikirkan sesuatu. Ia sadar sikap aneh Salsa dimulai sejak bertemu dengan Fukuzawa yang diakui Salsa adalah temannya semasa kuliah.
Erlangga bisa melihat kalau meskipun senang dan antusias, Salsa juga terlihat tidak tenang setelahnya. Keheranan itu makin bertambah ketika Erlangga menjawab pertanyaan Salsa tentang apakah dirinya keberatan kalau Salsa membantu Fukuzawa.
Setelah jawaban Erlangga yang mengatakan tidak keberatan kalau Salsa membantu temannya itu, Salsa sedikit murung. Namun ketika mereka bertemu di rumah, sikap Salsa sudah kembali ceria, setidaknya sampai tadi pagi.
Sepertinya istrinya selalu berubah sikap setelah bertemu dengan Fukuzawa, dan itu mengusik Erlangga pada akhirnya. Ia ingin tahu apa yang terjadi sampai Salsa terlihat berbeda.
Langkah pertama untuk tahu alasannya adalah dengan bertanya langsung pada istrinya dan untuk membuatnya terlihat lebih santai, Ia sudah mempersiapkan sesuatu yang disukai Salsa dan akan disimpannya sampai mereka selesai makan.
Tidak biasanya, dalam makan malam mereka kali ini, Erlangga lah yang lebih banyak bercerita, meskipun Ia tidak seheboh Salsa, Erlangga tetap menceritakan hal yang dialaminya selama Salsa belum ada di lokasi yang sama dengannya di kampus tadi.
Salsa pun mendengarkan cerita suaminya dengan penuh perhatian dan sesekali menanggapi cerita itu. Untuk sesaat, beban yang terlihat disimpannya seolah hilang tanpa bekas.
Erlangga meminta Salsa untuk tetap duduk di tempatnya setelah mereka selesai makan yang mengundang tatapan penasaran dari Salsa.
Kemudian, Erlangga mengeluarkan puding coklat dari lemari es yang membuat mata Salsa berbinar. Pudding adalah salah satu makanan favorit Salsa selain telur dadar dan Erlangga harap dengan ini Salsa akan terlihat lebih santai untuk bicara.
"Wah, pudding ini enak sekali Mas," ucap Salsa setelah suapan pertama pudding masuk ke mulutnya.
"Syukurlah kalau Kamu suka, kapan-kapan Mas akan beli lagi,"
"Benarkah? Terima kasih banyak Mas,"
''Apa hari ini Kau lelah Salsa?'' tanya Erlangga sambil menyuapkan pudding ke mulutnya.
''Lumayan Mas, aku sedikit tegang tadi, jadi sering melakukan kesalahan, maaf kalau tadi Aku pulang duluan,'' jawab Salsa.
''Tidak apa-apa, selama Kamu sehat dan informasi yang tadi Mas berikan sudah jelas maka tidak masalah,terima kasih juga sudah sempatkan untuk memasak makan malam,'' ucap Erlangga tulus. Ya, itu ucapan tulus dari hati Erlangga. Bagaimana Salsa masih berusaha memasak untuk mereka berdua meskipun dirinya lelah merupakan hal besar bagi Erlangga. Dan hal itu perlu disyukuri. Karena itulah Ia juga ingin membantu istrinya yang tengah terlihat memiliki beban berat ini.
''Apa tidak ada hal lain yang terjadi?''
''Maksud Mas?''
''Hm...Mas merasa kalau Kamu seperti gugup ada di dekat Mas dan entah kenapa, Mas juga merasa kalau Kamu terlihat memiliki beban pikiran berat, apa ada sesuatu yang terjadi belakangan ini?ada yang bisa Mas bantu'' tanya Erlangga lembut yang membuat Salsa tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya.
Tiba-tiba saja, air mata turun dari mata Salsa yang membuat Erlangga terkejut. ''Sal...sa, ada apa? Apa Mas mengatakan sesuatu yang menyakitimu?'' tanya Erlangga sambil berdiri dan menghampiri istrinya.
''Tidak, Mas tidak berbuat sesuatu yang salah. Hanya saja...Aku...Aku...'' Salsa terbata-bata dalam tangisnya dan Erlangga hanya bisa membiarkan Salsa menangis di bahunya sambil mengelus lembut pundak istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Putri Matahari dan Pangeran Es
General FictionCerita tentang putri matahari dan pangeran es yang berjuang menjalani kehidupan bersama di negeri asing. DISCLAIMER: Untuk Saat Ini Hanya Diposting Di Wattpad Cover by: @avondr