Suasana masih terlihat tegang bagi Rio, Hitomi dan Cia setelah melihat Erlangga yang selama ini terlihat lebih banyak diam, akhirnya menunjukkan emosinya.
Meski hanya sesaat, mereka bisa tahu kalau kemarahan yang dirasakan Erlangga itu nyata. Tidak ada yang berani bicara meski yang Erlangga lakukan sekarang adalah menenangkan Salsa yang masih bersandar padanya.
''Ada lagi yang sakit?'' tanya Erlangga kemudian.
Salsa hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
''Kita ke ruang kesehatan saja ya,'' ajak Erlangga lembut. Namun pandangan lembut itu berubah menjadi tajam ketika matanya melihat ke arah Rio yang langsung terlihat tegang.
''Saya akan meminta penjelasan darimu nanti,'' ucap Erlangga sambil merangkul Salsa untuk membantunya berjalan, diikuti Hitomi dan Cia, meninggalkan Rio dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.
Sepanjang perjalanan sampai akhirnya tiba di ruang kesehatan, Erlangga terus memperhatikan Salsa yang hanya diam. Ia bahkan hanya sedikit menampakkan perubahan ekspresi wajah menahan sakit ketika perbannya diperbaiki.
Dokter bilang kalau Salsa sebaiknya istirahat karena tampak shock dan kelelahan yang dituruti oleh Erlangga, yang kemudian menghampiri sang istri yang ditemani Hitomi dan Cia selama Erlangga bicara dengan dokter.
''Salsa,''
''Ya?''
''Sekarang istirahat dulu disini ya, perbanmu baru saja diperbaiki,lebih baik istirahat dulu supaya tidak merasa sakit lagi nantinya,''
Salsa mengangguk sambil memandang Hitomi dan Cia secara bergantian.
''Jangan khawatirkan Kami, Salsa-San, yang penting Salsa-San baik-baik saja,'' ucap Hitomi membesarkan hati Salsa.
''''Iya benar Kak, Kami akan temani Kakak disini,"
Meski melihat Salsa tersenyum mendengar ucapan Cia tersebut, Erlangga tahu Salsa merasa bersalah kalau membuat teman-temannya harus menunggunya,
"Kalau begitu Hitomi-San dan Cia silakan jalan-jalan dulu sebentar, Saya yang akan menemani Salsa," ucap Erlangga.
Meski sempat berpandangan ragu, Hitomi dan Cia setuju atas usul itu dan berjanji pada Salsa untuk kembali lagi sambil membawakan makanan dan minuman untuknya.
Setelah hanya ada mereka berdua, Erlangga bertanya "Apa masih ada yang sakit?" pada Salsa.
"Tidak,Mas terima kasih," ucap Salsa menghindari kontak mata dengan suaminya.
Salsa bahkan sedikit terkejut ketika Erlangga duduk disebelahnya yang membuat Erlangga menyadari sesuatu.
"Apa...Kamu takut pada Mas?" tanyanya hati-hati.
"Ti...tidak, Aku hanya terkejut saja, Aku tidak tahu Mas pernah belajar ilmu beladiri,"
"Mas tidak pernah belajar secara serius,"
"Eh?lalu kenapa tadi bisa?"
"Mas hanya pernah diajari sedikit cara mempertahankan diri oleh teman yang belajar bela diri,Tapi tidak pernah menekuninya secara mendalam," jawab Erlangga sambil menatap Salsa.
"Maaf ya, Mas sudah membuat Kamu takut, tapi Mas tidak bisa diam saja melihat Kamu diperlakukan seperti itu,"
"Mas tidak perlu minta maaf, justru Aku sangat berterima kasih. Kalau Mas dan yang lain tidak datang, Aku...tidak tahu akan...bagaimana tadi...tapi,"
Erlangga mengelus lembut bahu Salsa mencoba menenangkannya.
''Tapi?''
''Aku juga salah Mas,'' ucap Salsa yang membuat Erlangga
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Putri Matahari dan Pangeran Es
General FictionCerita tentang putri matahari dan pangeran es yang berjuang menjalani kehidupan bersama di negeri asing. DISCLAIMER: Untuk Saat Ini Hanya Diposting Di Wattpad Cover by: @avondr