59. Hal yang Tidak Diduga Oleh Putri Matahari

26 0 0
                                    

Selama ini, Salsa pikir membuat kue itu lebih merepotkan daripada memasak biasa. Itulah sebabnya, Ia sempat menolak ketika Erlangga menawarkan padanya membeli oven untuk rumah mereka. Tapi pikirannya berubah menjadi rasa penasaran ketika Hitomi menawarkan oven yang selama ini digunakannya pada Salsa.

Hitomi bercerita kalau Mas Arman membelikan oven baru untuknya sehingga Ia tidak memiliki tempat untuk meletakkan keduanya dan terpikir untuk memberikan oven yang lama pada Salsa.

Peraturan di Jepang memang membuat orang tidak bisa membuang barang secara sembarangan sehingga banyak orang yang memilih untuk memberikan barang lamanya kepada orang lain seperti yang dilakukan Hitomi, dan Salsa tidak menyesali keputusannya menerima tawaran Hitomi.

Sebab ternyata ada perasaan gembira tersendiri bagi Salsa ketika melakukan proses membuat kue mulai dari mengocok telur dan mencampurkannya dengan berbagai macam bahan hingga menjadi adonan sampai memasukkannya ke dalam oven, kemudian menunggu sampai kue itu matang.

Meski sebenarnya perasaan gembira yang dirasakan Salsa ketika membuat kue kemungkinan besar berasal dari sikap Erlangga tadi sebelum berangkat kuliah, hal itu tidak menjadi beban pikiran bagi Salsa, karena Ia pernah membaca kalau perasaan bisa disalurkan juga melalui makanan meski tidak tahu kebenarannya. Ia hanya berharap kalau apa yang dibuatnya dengan perasaan gembira bisa diterima juga oleh suaminya.

Salsa baru saja mematikan oven ketika didengarnya suara panggilan dari HP yang diletakkannya di atas meja. Hatinya kembali berbunga-bunga ketika mendapati nama pemanggilnya.

''Assalamualaikum Mas,'' sapa Salsa.

''Waalaikumussalam Salsa,''

''Iya Mas,''

''Mas mau minta maaf, karena sepertinya Mas tidak bisa pulang cepat hari ini,''

''Oh, Iya...Mas. Tidak apa-apa, Aku...paham kok,kalau Mas ada urusan di kampus,'' jawab Salsa berusaha mengendalikan rasa kecewa yang menyapanya.

''Mas sekarang ada di rumah sakit Salsa,''

''Rumah sakit?''

''Iya, tadi ada kecelakaan dan...''

''Kecelakaan? Kenapa Mas baru bilang?'' ucap Salsa panik.

'''Salsa, deng...''

Dengan tergesa, Salsa mematikan HP-nya dan langsung memeriksa kompor dan oven. Setelah yakin kalau keduanya sudah dalam keadaan aman untuk ditinggal, Ia segera mengambil kunci rumah dan berlari menuju rumah sakit.

Hari ini, Ia tidak bisa minta ditemani siapapun karena Hitomi sedang pergi,menelpon Cia dan menunggunya datang akan memakan waktu jadi Ia putuskan untuk pergi sendiri.

Ia sungguh tidak percaya ini, baru tadi pagi, Ia dan Erlangga bertekad untuk memperbaiki hubungan mereka, sekarang Ia dapat kabar Erlangga di rumah sakit.Hatinya sekarang hanya bisa merasa takut dan berdoa semoga suaminya baik-baik saja.

Salsa terus berlari kencang dengan panik sampai dia tiba di rumah sakit. Dengan tergesa,Ia menghampiri bagian resepsionis, namun kepanikan yang melanda Salsa membuat dirinya lupa bahasa Jepang dan bahkan bertanya pada suster dalam bahasa Indonesia yang tentu saja membuat suster yang ada di hadapannya bingung.

Di tengah kepanikan itu, hati Salsa kembali dibuat terkejut ketika ada yang memanggilnya.

Dilihatnya Erlangga berdiri tegak dalam keadaan sehat tengah memandangnya.

"Mas?''hanya itu yang bisa diucapkan Salsa ketika melihat sosok Erlangga berjalan mendekatinya.

''Kamu benar-benar datang?'' tanya Erlangga tampak tidak percaya.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang