4. Janji dalam Hati Putri Matahari

19 1 0
                                    

''Akhirnya selesai juga urusannya ya Mas,'' ucap Salsa riang.

''Iya, Alhamdulillah, kamu sudah menjadi warga Hiroshima juga,'' respon Erlangga.

Mereka baru saja menyelesaikan urusan resident card untuk Salsa di kantor Wali kota. Saat masih di Indonesia, mereka sudah mencari informasi mengenai apa yang perlu dilakukan saat ingin membawa keluarga untuk tinggal di Jepang.

Berdasarkan pencarian itu, terdapat tiga cara yang bisa dipakai yaitu pertama, berangkat bersama dimana pihak keluarga yang ikut menggunakan visa turis lalu kemudian mengubahnya menjadi visa tinggal setelah sampai di Jepang. Kedua, meminta rekomendasi dari pihak instansi terkait seperti perusahaan atau universitas. Ketiga adalah seperti yang Salsa lakukan yaitu menyusul.

'' Padahal kalau tahu proses mengubah visa turis menjadi visa tinggal cukup cepat, aku berangkat bersama Mas saja ya, jadi bisa lihat bunga sakura,'' Ucap Salsa sedikit kecewa, ia memang sangat penasaran dengan bunga yang hanya mekar selama dua minggu di musim semi itu. Meskipun waktu mekarnya terkadang bisa berbeda di setiap wilayah, tapi saat Salsa datang, bunganya sudah gugur.

''Maaf, tapi Mas ingin memastikan kalau kamu aman di Indonesia sampai proses Mas mengurus surat disini selesai,'' Meski kecewa, Salsa memahami pemikiran suaminya, untuk bisa memastikan Salsa bisa menyusul ke Jepang, Erlangga juga perlu mengurus beberapa hal terlebih dahulu. Meski ini membuat mereka harus terpisah dulu tapi menurut Erlangga ini pilihan paling aman.

''Iya, aku mengerti kok, toh kita akan lama kan disini? Jadi masih bisa jalan-jalan kan?'' Ucap Salsa semangat.

'' Bisa, ada tempat yang ingin kamu kunjungi?"

''Banyak Mas, aku sempat mencari informasi tentang tempat menarik di Hiroshima dan semuanya membuat aku penasaran,'' jawab Salsa terlalu bersemangat sampai membuat beberapa orang melihat ke arah mereka.

Erlangga berdehem kemudian menundukkan kepala kepada beberapa orang yang tampak terkejut mendengar suara Salsa tanda meminta maaf. Sementara yang bersangkutan menundukkan kepala sambil menutup mulut dengan kedua tangannya. Ia lalu berjalan cepat mendahului Erlangga yang hanya geleng-geleng melihat tingkahnya.

Bagi orang Indonesia, Hiroshima bukanlah nama yang asing di telinga. Kota tersebut sering disebutkan dalam pelajaran sejarah bersama Nagasaki sebagai kota yang pernah dijatuhi bom atom pada tahun 1945.

Dari yang pernah Salsa baca dan tonton, keadaan kota Hiroshima setelah peristiwa bom atom sangatlah memprihatinkan. Banyak korban berjatuhan, bangunan yang hancur bahkan mereka yang selamat pun masih harus menanggung resiko penyakit yang disebabkan dari radiasi bom tersebut.

Namun apa yang Salsa lihat sekarang cukup mengejutkan. Salsa yakin siapapun yang mengunjungi Hiroshima sekarang tidak akan pernah menyangka kalau kota itu pernah luluh lantak akibat sebuah bom.

Hiroshima sudah menjadi kota yang sangat berkembang bahkan menjadi salah satu tujuan wisata favorit. Banyak objek wisata terkenal bisa ditemukan di kota ini yang membuat Salsa bersemangat ingin mengunjunginya.

Tapi karena terlalu bersemangat, Salsa sampai lupa kalau dia dan Erlangga bisa menjadi pusat perhatian orang.

Erlangga yang tadi ditinggalkan Salsa kini sudah ada disebelahnya dan Salsa langsung menunjukkan raut wajah meminta maaf.

''Ehm, tidak perlu khawatir soal itu, Nanti beritahu Mas tempat apa saja yang membuatmu penasaran, supaya kita bisa atur waktu ya,'' kata Erlangga.

''Iya Mas, ok,'' ucap Salsa dengan setengah berbisik, berusaha supaya tidak menarik perhatian sekelilingnya lagi.

Erlangga mengajak Salsa untuk mengenali lingkungan tempat tinggal mereka terlebih dulu seperti bank, supermarket, konbini bahkan stasiun kereta.

Salsa baru menyadari kalau perkataan orang tentang rute kereta yang rumit itu memang benar adanya. Erlangga tidak menyangkalnya tetapi dia juga menyakinkan kalau lama-lama Salsa akan terbiasa.

Tujuan mereka yang berikutnya adalah toko Indonesia yang terletak tidak jauh dari stasiun kereta. Pemiliknya adalah orang Indonesia yang menikah dengan orang Jepang yang otomatis langsung membuat Salsa ingat dengan pasangan suami -istri yang dikenalnya di apartemen. Kemarin mereka sudah mendatangi rumah Mas Arman dan Hitomi untuk meminta maaf secara resmi sekaligus memperkenalkan diri.

Syukurlah keduanya tetap menyambut ramah Salsa dan Erlangga bahkan mengatakan kalau mereka perlu saling bantu. Salsa jadi penasaran seperti apakah pemilik toko ini ya?

Jarak tokonya benar-benar tidak jauh dari stasiun, mereka hanya perlu berjalan sebentar untuk sampai. Mata Salsa langsung berbinar ketika dilihatnya ada berbagai macam merk mie instan serta makanan ringan yang dipikirnya tidak akan bisa disantapnya sampai dia pulang ke Indonesia.

Saat Salsa memutuskan untuk mengambil beberapa, tiba-tiba dia disapa oleh bapak-bapak ramah.

''Oh, orang Indonesia ya?''

''Iya Pak,''

''Lagi liburan?''

'' Tidak Pak, saya menemani suami,''

''Oh suaminya kerja ya?''

''Kuliah Pak,''

Bapak itu baru akan bertanya lagi saat Erlangga menghampiri Salsa membawakan keranjang untuk meletakkan belanjaannya.

''Loh, Mba ini istrinya Mas Erlangga?'' tanya bapak itu terkejut.

''Iya Pak, bapak kenal Mas Erlangga?''

''Ya kenal lah Mba, Masnya sering belanja kesini kok,iya kan Mas?'' ucap sang bapak penjual jenaka yang diiyakan oleh Erlangga.

Bapak penjual toko ini sepertinya memang hobi mengobrol, buktinya Erlangga yang wajahnya datar pun diajaknya mengobrol dari mulai menanyakan kabar sampai memberikan tips supaya betah tinggal di Jepang.

'' Suaminya kalem ya Mba,'' ucap si Bapak pada Salsa ketika Erlangga menuju kasir untuk membayar belanjaan.

'' Iya Pak,''

'' Tapi Masnya baik kok Mba, kalau mampir kesini suka ngobrol sama saya, walau kebanyakan saya yang cerita sih,'' ucap si bapak sambil tertawa.

Salsa ikut tertawa mendengarnya karena dia pun merasakannya, niatnya ingin mendengar cerita suaminya selama di Jepang, tapi selalu berakhir dengan dia yang bercerita.

''Akur-akur ya Mba, namanya pernikahan pasti ada aja cobaannya tapi kuat tidaknya pernikahan itu tergantung yang menjalaninya,selama keduanya berusaha bersama, cobaan itu pasti berlalu,'' ucap si bapak dengan bijak.

Salsa tertegun mendengarnya, namun di dalam hatinya ia membenarkan hal itu sekaligus berjanji dalam hati untuk selalu berjuang bersama Erlangga.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang