''Ano...Apa kalian bertiga baik-baik saja'' tanya Kawaguchi kepada Salsa, Hitomi dan Cia yang sampai ke kampusnya dengan wajah memerah serta napas tidak teratur.
''Hai...Kami baik-baik saja, Kawa...guchi-San, apa Kami terlambat?'' Tanya Salsa sambil masih berusaha mengatur napasnya.
''Tidak, tenang saja,'' jawab Kawaguchi.
Salsa, Hitomi dan Cia menghembuskan napas lega mendengarnya. Karena perlu mencari lilin terlebih dahulu, perhitungan waktu mereka sedikit meleset. Itulah kenapa mereka buru-buru supaya tidak terlambat sampai ke kampus Erlangga.
Ketiganya sudah tidak bisa mengendalikan gaya mereka berlari yang merupakan campuran antara dilema perlu sampai cepat tapi juga harus berhati-hati membawa kue serta keperluan pesta. Mereka hanya berharap kalau selama berlari tadi, mereka tidak sampai menabrak orang secara tidak sadar.
Kawaguchi akhirnya mengajak ketiganya menuju ke kelas yang sudah dipastikan akan kosong selama beberapa jam dan bisa dipakai untuk perayaan ulang tahun Erlangga.
Salsa tampak terkesima ketika melihat ruangan yang didalamnya sudah ada beberapa teman Erlangga tersebut. Ada beberapa balon serta dekorasi sederhana, bahkan papan tulis sudah penuh dengan gambar juga ucapan selamat ulang tahun.
Kawaguchi mengatakan pada Salsa untuk mempersiapkan kue dan lilin, karena ia akan segera menghubungi Erlangga dan memintanya untuk datang ke tempat mereka berada sekarang.
Salsa segera mengeluarkan kue yang yang sudah dibuatnya sendiri dengan arahan dari Hitomi. Sebuah cake lemon dengan bentuk bulat yang dilapisi krim dan dihias dengan lelehan coklat dan potongan buah lemon yang maksudnya adalah wajah datar. Hanya saja di tangan Salsa, wajah datar itu jadi terlihat seperti wajah lucu sampai menurut Hitomi dan Cia itu tidak menggambarkan Erlangga. Tapi bagi Salsa, kue itu brilian karena merupakan hasil buatannya sendiri. Sebenarnya, Salsa ingin memesan kue dari toko yang pernah didatanginya dulu, tetapi mempertimbangkan jarak dan kemungkinan rahasia terbongkar, Salsa akhirnya meminta tolong pada Hitomi untuk mengajarinya.Hitomi tentu saja mengajarinya dengan senang hati. Ia bahkan menyiapkan beberapa makanan tambahan untuk disajikan dengan bantuan Cia selain mengajari Salsa membuat kue.
Semua yang ada di ruangan itu sudah siap dengan posisi masing-masing ketika Kawaguchi memberikan kode. Salsa sendiri bersiap di depan pintu sambil memegang kue yang sudah ditambah dengan lilin warna-warni.
''Tanjoubi Omedetou!'' teriak mereka semua begitu pintu kelas itu terbuka.
Namun, selanjutnya yang terjadi adalah keheningan, karena mereka yang memberi kejutan malah dibuat terkejut ketika yang masuk ke kelas, bukanlah sosok yang mereka tunggu.
''Ano...eeto,'' Salsa langsung kesulitan bicara ketika sosok berkacamata, bertubuh agak berisi, memiliki potongan rambut rapi itu memandangnya keheranan.
''Siapa Anda?'' tanya sosok yang terlihat kurang lebih berusia 60 tahun itu pada Salsa.
"Sa...Saya Salsa,'' jawab Salsa gugup. Aura yang keluar dari sosok yang ada dihadapannya entah kenapa membuatnya merasa tegang.
" Ah, Salsa-San ya, Saya belum pernah melihat Anda sebelumnya. Apa Anda mahasiswa disini?''
''Tidak, bukan,''
''Lalu, apa yang Anda lakukan disini?''
''Ano...eeto, Kami mengadakan pesta, apa Sensei juga mau ikut bergabung dengan Kami?'' tanya Salsa yang langsung memunculkan ekspresi horror dari orang-orang yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Putri Matahari dan Pangeran Es
Ficción GeneralCerita tentang putri matahari dan pangeran es yang berjuang menjalani kehidupan bersama di negeri asing. DISCLAIMER: Untuk Saat Ini Hanya Diposting Di Wattpad Cover by: @avondr