50. Hal yang Baru Disadari Putri Matahari

28 0 0
                                    

Salsa mengintip ruangan yang biasa menjadi tempatnya melakukan kegiatan rekam suara tapi tidak menemukan sosok yang Ia cari. Ya, sosok yang ia cari adalah Fukuzawa.

Sebab, baru disadari oleh Salsa kalau efek dari kepanikan pikirannya sendiri tidak hanya membingungkan Erlangga tetapi juga Fukuzawa.

Pasalnya, setelah mendapat pertanyaan tentang perasaanya dulu, bukannya menjawab, Salsa malah terdiam dan langsung berpamitan pada temannya itu.

Saking malunya terhadap perbuatannya sendiri, Salsa sampai ragu apa Dia bisa menyelesaikan proses rekaman terakhir ini.

Erlangga lah sosok yang menyadarkan Salsa, kalau Ia perlu bertanggung jawab dengan apa yang sudah setuju untuk dilakukannya sampai akhir. Suaminya itu bahkan mengingatkan Salsa untuk tetap berterima kasih karena sudah diajak untuk berpartisipasi dalam proyek ini.

Karena itulah, Salsa bertekad untuk bertemu dengan Fukuzawa dan meminta maaf atas sikapnya selain tentunya mengucapkan rasa terima kasihnya. Selain tentu tetap bersemangat menyelesaikan tugas mengisi suara sampai selesai.

Namun ternyata, sosok yang dicarinya tidak ada di ruangan itu, Ia malah menemukan teman satu klub Fukuzawa yaitu Suzuki Akane, gadis dengan rambut panjang diikat ala ekor kuda yang sebelumnya sering berdiskusi dengan Fukuzawa selama proses rekaman berlangsung.

''Ah, ohayou gozaimasu Salsa-San,'' sapanya pada Salsa yang juga membalas dengan ucapan yang sama.

''Terima kasih atas kedatangannya di proses rekaman terakhir ini, untuk hari ini, Aku yang akan bertanggung jawab karena Fukuzawa-San sedang ada perlu dengan klub teater,'' jelasnya.

''Oh, begitu, baiklah. Mohon kerjasamanya,'' ucap Salsa sambil membungkukkan badan.

''Mohon kerjasamanya juga,'' Balas Akane dengan gerakan yang sama. Namun, setelahnya suasana menjadi sedikit canggung.

Salsa memang hampir tidak pernah berbincang dengan Akane karena gadis itu lebih banyak berinteraksi dengan Fukuzawa selama proses rekaman, begitu juga dengan Salsa. Sehingga, dengan tidak hadirnya Fukuzawa, situasi di antara mereka menjadi aneh.

Untungnya hal tersebut tidak berlangsung lama karena mahasiswa lain yang terlibat dalam proses rekaman juga datang.

Salsa mengingatkan dirinya sendiri untuk berkonsentrasi dengan tugas ini meski niatnya untuk meminta maaf pada Fukuzawa belum terlaksana. Salsa paham kalau temannya itu sibuk sehingga memutuskan untuk mencari saat yang lebih tepat.

Perasaan lega kembali timbul di hati Salsa ketika Ia sudah menyelesaikan proses rekaman. Ia membungkukkan badan sambil mengucapkan terima kasih ketika orang yang ada disana memberinya tepuk tangan, termasuk Akane yang mengantarnya ke pintu keluar ruang rekaman.

''Sekali lagi, terima kasih banyak atas kerja samanya, Salsa-San,'' ucap Akane.

''Sama-sama, aku juga senang dan sangat berterima kasih karena bisa terlibat,'' ucap Salsa.

''Fukuzawa-San pasti akan senang kalau mendengar hasil rekaman hari ini,''

''Kuharap juga begitu,'' balas Salsa sambil tersenyum tulus kemudian sekali lagi membungkukan badannya sebagai tanda pamit pada Akane.

Salsa pun menghampiri tempat yang menjadi ruang berkumpul Erlangga dan teman-temannya untuk mengantarkan makan siang pada Erlangga sekaligus pamit pergi les.

Ketika masuk ke ruangan itu,Ia melihat Erlangga yang tengah berdiskusi alot dengan salah seorang temannya tentang menu yang akan mereka hidangkan besok.

"Dengan waktu yang tersisa untuk persiapan hanya tinggal hari ini, apa memungkinkan untuk menyiapkan bakso dan ayam sebanyak itu?" tanya Erlangga pada Rio,temannya yang tampak menggebu-gebu mengutarakan idenya tentang penambahan menu.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang