12. Datang ke Kampus Pangeran Es

27 1 0
                                    


Jepang dan festival merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan. Bisa dikatakan, selalu ada festival yang diadakan sepanjang tahun di Jepang. Baik itu festival yang sifatnya lokal maupun yang dilaksanakan dalam skala nasional.

Kebanyakan festival di Jepang diadakan berdasarkan musim, mengingat Jepang punya 4 musim, bisa dibilang setiap festival punya ciri khasnya masing-masing, seperti festival salju di musim dingin atau festival bunga Sakura ketika musim semi.

Namun menurut Salsa, kemeriahan selalu terlihat pada festival yang diadakan saat musim panas. Mulai dari adanya festival kembang api, festival gion, festival obon dan masih ada lagi beragam festival lainnya.

Kemeriahan itu juga yang dirasakan Salsa ketika sampai di kampus tempat Erlangga kuliah. Banyak orang mengenakan yukata, pakaian khas Jepang yang sering digunakan orang ketika datang ke festival musim panas.

Beragamnya motif dari yukata otomatis membuat mata Salsa berbinar, ia juga tergoda dengan beberapa stan yang menyajikan makanan serta menjual pernak-pernik.

Salsa hampir lupa dengan tujuannya datang kalau ponselnya tidak bergetar. Dibukanya pesan yang masuk kemudian bergegas mencari Erlangga.

Kampus Erlangga cukup luas sehingga Salsa sempat kebingungan, tetapi setelah bertanya kepada seorang mahasiswa yang tampak terkejut karena diajak bicara dalam bahasa Jepang, Salsa berhasil menemukan cafetaria, dimana Erlangga sudah menunggunya.

Salsa dan Erlangga janjian untuk makan siang bersama di cafetaria kampus Erlangga, sebab Salsa ingin mencoba menu halal yang pernah diceritakan Erlangga padanya.

Terdapat berbagai macam pilihan menu halal yang tersedia, tapi Salsa memutuskan untuk mencoba nasi kare khas Jepang, sementara Erlangga memesan ayam berbumbu lada yang bagi Salsa tidak kalah menggiurkannya.

Setelah makanan mereka sudah jadi, Salsa dan Erlangga pun mulai menyantapnya sambil mengobrol seperti yang biasa mereka lakukan dirumah.

''Wah, kare ini enak sekali Mas,'' ucap Salsa dengan mata membesar setelah suapan pertama dari nasi kare masuk mulutnya.

''Syukurlah kalau kamu menyukainya,'' jawab Erlangga.

''Wah, Mas bisa makan makanan enak ini setiap hari, apa tidak merasa sayang selalu membawa bekal?"

''Tidak,''

''Benarkah?''

''Iya, Mas lebih suka makanan yang kamu buat,'' 

Tiba-tiba saja, Salsa merasakan gejolak aneh di perutnya setelah mendengar ucapan Erlangga. Padahal, suaminya itu mengucapkannya dengan intonasi serta wajah yang biasa. Bisa dikatakan datar, tapi entah kenapa itu bisa membuat Salsa tersenyum sendiri dan berusaha menyembunyikannya dengan minum.

''Hei! Erlangga, kau ada disini? Wah siapa ini?" sapa seorang lelaki Jepang pada Erlangga tiba-tiba sampai membuat Salsa tersedak.

Dengan sigap, Erlangga mendekati Salsa dan menepuk pelan punggung sang istri sambil memberi tatapan tajam pada temannya yang mengejutkan Salsa.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang