32. Lebaran Pertama Putri Matahari dan Pangeran Es

13 1 0
                                    


Setelah satu bulan berpuasa, Hari Raya Idul Fitri tentunya menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia. Tidak terkecuali oleh Salsa dan Erlangga.

Keduanya sangat bersyukur karena meski dalam suasana yang berbeda, mereka bisa merayakan lebaran.

Di Jepang, Hari Raya Idul Fitri bukanlah hari yang termasuk dalam waktu libur. Sehingga kebanyakan orang akan tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

Namun Salsa sangat senang,karena untuk merayakannya, Erlangga meminta izin kepada kampus dan tempatnya mengajar. Hari ini, ia kembali mengajak Salsa ke Hiroshima Islamic Cultural Center untuk melaksanakan Shalat Id.

Suasana pun terasa ramai karena setelahnya mereka mengikuti acara halal bihalal dan tidak ketinggalan juga makan bersama dimana disediakan menu khas lebaran dari berbagai negara termasuk Indonesia.

Salsa kembali bertemu Marissa yang kali ini membawa 2 anaknya. Ia dan Erlangga juga berkenalan dengan suami Marissa yang merupakan seorang pegawai di salah satu perusahaan yang ada di Hiroshima.

Sungguh Salsa sangat bersyukur karena meski ada di luar negeri, ia bisa merasakan suasana lebaran yang akrab dan menyenangkan.

Satu hal lagi yang disyukurinya adalah kehadiran sosok yang sekarang sedang terlihat di layar smartphone yang ada di hadapannya dan Erlangga.

'' Wah anak dan menantu Kita pakai baju kembaran yang kita berikan Pak, Ibu terharu sekali loh rasanya," ucap seorang perempuan. dengan penuh semangat. Disampingnya ada seorang pria yang menunjukkan senyum tipis sambil menganggukkan kepalanya.

Beliau adalah ibu Erlangga yang punya sifat ceria dan sangat antusias terhadap segala sesuatu. Apalagi kalau itu berhubungan dengan anak-anaknya. Sementara sang Ayah memiliki sifat yang hampir mirip dengan putranya, hanya saja sorot matanya lebih lembut dan menenangkan.

''Iya ya, Ternyata Mas Erlangga bisa juga bersikap romantis pakai baju couple begitu, sungguh mengejutkan, Aku juga jadi ikut terharu,'' ucap perempuan muda yang tidak kalah heboh dari kedua orangtuanya.

Salsa langsung tersipu mendengar apa yang baru saja diucapkan perempuan muda itu. Ia dan Erlangga memang sedang mengenakan baju batik berwarna biru navy dengan motif yang cantik. Erlangga mengenakan kemeja lengan panjang sementara Salsa dengan baju tuniknya. Baju kembar itu merupakan hadiah yang diberikan orangtua Erlangga ketika Salsa berangkat ke Jepang.

''Gita,jangan menggoda Salsa, Kamu membuatnya malu,'' tegur Erlangga pelan.

Gita adalah adik perempuan Erlangga yang lebih muda 4 tahun darinya. Sifatnya mirip dengan sang Ibu dan gemar menggoda kakaknya yang pendiam itu. Buktinya, bukannya berhenti, ia malah tetap meledek Erlangga yang kali ini bersikap melindungi Salsa.

''Selamat hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin, Pak, Bu, Git,'' ucap Erlangga sambil menundukkan kepala yang juga diikuti oleh Salsa. Otomatis itu menghentikan ledekan keluarganya.

''Sama-sama, maafkan Kami juga ya,'' balas sang ayah dengan tatapan penuh arti.

'' Mas dan Mba melakukan apa selama lebaran ini di Jepang? Disana tidak libur kan?'' tanya Gita antusias.

'' Kami melaksanakan Shalat Id di Hiroshima Islamic Cultural Center, setelahnya ikut halal bihalal,'' cerita Salsa antusias.

''Syukurlah kalau kalian bisa menikmati suasana kebersamaan hari lebaran,'' ucap Ayah Erlangga yang bagi Salsa terlihat begitu berkharisma. Ayah Erlangga merupakan guru SMA yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun, sementara sang ibu memiliki usaha katering kecil-kecilan dibantu Gita yang mewarisi minat memasak sang Ibu.

"Iya, Ibu sempat kepikiran loh kalau kalian mungkin akan kesulitan masak makanan lebaran, tapi syukur ya ada acara itu, jadi ramai,"

"Tapi Mba Salsa tidak bisa merasakan kue buatanku. Aku tahun ini bertanggung jawab membuat kue loh," pamer Gita bangga.

"Benarkah? Wah, Kue apa yang kamu buat Git? Aku ingin sekali mencobanya,"

" Tenang, nanti kalau Mba Salsa pulang, akan Aku buatkan ya," ucap Gita sambil mengacungkan jempol pada Salsa. Ia memang gemar sekali membuat kue dan Salsa merupakan salah satu orang yang akan dimintainya pendapat tentang kue buatannya.

''Wah, terima kasih banyak,'' ucap Salsa senang.

Perbincangan pun menjadi panjang. Salsa dan Erlangga mendengarkan cerita mulai dari kegiatan sehari-hari sampai Ibu Erlangga yang membuat gosong panci yang belum lama dibelikan ayah Erlangga untuknya sebelum akhirnya mengakhiri pembicaraan.

''Lelah?'' tanya Erlangga. Ia tahu betapa keluarganya sangat suka bercerita dan perlu memastikan kalau Salsa nyaman dengan hal itu. Meskipun tanpa bertanya, ia tahu apa jawaban istrinya itu.

''Tidak, Aku senang. Sejak pertama kali bertemu dengan keluarga Mas, Aku merasa hangat. Mendengarkan cerita Ibu, nasihat Ayah sampai tawaran kue buatan Gita, Aku masih mengingatnya. Sesaat, Aku pernah merasa iri,'' aku Salsa jujur.

''Benarkah?kalau yang Mas ingat, Kamu merasa cemburu?''

''Eh?''

''Waktu Kamu belum tahu kalau Gita itu adik Mas...''

''Ih, Mas, jangan buat Aku malu,'' protes Salsa sambil menepuk pelan suaminya.

Erlangga kemudian mengelus pipi Salsa dan mengatakan ''Mereka juga keluargamu,'' dengan lembut yang membuat Salsa tersenyum.

''Terima kasih Mas,'' ucap Salsa yang kemudian meremas bajunya ketika hendak menekan layar smartphonenya untuk melakukan panggilan selanjutnya.

''Kamu gugup?''

''I...iya. Soalnya selama ini, bukan hanya ucapan saling meminta maaf yang akan terucapkan,''

Erlangga menepuk tangan Salsa yang meremas bajunya kemudian mengucapkan ''Kamu tidak sendiri,'' yang membuat Salsa merasa tenang meskipun dia tahu kalau setelah ini, dia akan menghadapi situasi yang tidak mudah.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang