28. Persaingan Ayah Putri Matahari dan Pangeran Es Part 4

15 1 0
                                    


Hembusan napas terdengar setelah Ayah Salsa menutup panggilannya. Beliau kemudian menunduk sambil memegang kepala.

Arman,Hitomi dan Cia yang sengaja duduk terpisah untuk memberi privasi Ayah Salsa ketika menelepon sesekali meliriknya.

Sejak tadi, terdengar Ayah Salsa berusaha menahan emosi dengan frustasi kemudian akan berbicara seperti yang dilakukannya kepada Salsa.

Tidak banyak yang mereka ketahui selain pria itu bercerai dari ibu Salsa dan telah memiliki keluarga baru. Sehingga mereka menebak kalau Ayah Salsa baru saja bicara dengan istri dan anaknya.

"Nee, A-Kun. Nantoka shite," ucap Hitomi pada sang suami.

"Nantoka-tte,nani ga?" tanya Arman

"Nandemo ii kara,onegai''

Mengikuti permintaan sang istri, Arman akhirnya mendekati Ayah Salsa dan menyerahkan secangkir teh hijau padanya.

''Ini akan membantu Om merasa segar,'' ucapnya pada Ayah Salsa yang langsung berterima kasih padanya.

''Apa Salsa belum kembali?''

''Belum Om, tadi Erlangga memberitahu kalau mereka mengelilingi taman,'' jawab Arman.

''Kalau begitu, Saya permisi ke toilet sebentar,'' pamit Ayah Salsa.

''Apa beliau akan baik-baik saja?'' tanya Cia.

''Entahlah, tapi kupikir beliau akan baik-baik saja, tampaknya telepon tadi melelahkan, jadi mungkin beliau ingin menyegarkan pikiran,'' ucap Hitomi.

''Atau ingin mencari Salsa,'' tebak Arman.

Ketiganya pun akhirnya berhenti menebak dan mulai menikmati teh serta kue yang ada di hadapan mereka sambil menunggu 3 orang yang sedang berusaha menyelesaikan kerumitan hati dan pikirannya masing-masing.

Damar mengitari taman itu sendirian sekeluarnya ia dari kamar mandi. Kepalanya pusing setelah berdebat dengan tema yang hampir sama setiap waktunya.

Istrinya memang tidak pernah bersikap buruk pada Salsa, namun Damar tahu kalau istrinya itu membatasi interaksi antara dirinya dengan Salsa.

Ia tidak mau kalau Damar berfokus pada Salsa sehingga selalu memberi batas waktu ketika Damar bersama Salsa seperti sekarang.

Damar hampir tidak jadi berangkat ke Jepang karena istrinya itu sempat memaksa ingin ikut. Hanya saja, terbentur dengan urusan sekolah anak mereka.

Sebenarnya, Damar bukannya ingin melupakan istri dan anaknya. Hanya saja, ia tahu, kalau datang bersama keluarganya hanya akan membuat Salsa merasa tersisihkan. Karena merasa perlu memberi waktu untuk keluarga Ayahnya.

Dia jadi bingung bagaimana cara bisa memberikan perhatian kepada keduanya tanpa perlu menyakiti salah satunya. Bagaimanapun keduanya adalah keluarganya.

Di tengah kusutnya pikiran itu, dia melihat sosok sang putri yang sedang menggerakkan mulutnya meniru ikan di kolam yang bergerak-gerak menerima makanan darinya.

Di samping putrinya ada sang menantu yang sedang merekam dengan kamera HP.

Salsa yang tampak tertawa malu itu menjadi tamparan bagi Damar. Batinnya bertanya kapan ia melihat putrinya tertawa seperti itu?

Sejak kecil,ia anak yang ceria tetapi ketika Damar dan ibu Salsa bercerai, kemudian dirinya menikah lagi,Damar merasa kalau Salsa menjaga jarak dengannya.

Sehingga, Damar tidak tahu banyak perkembangan Salsa. Tanpa disadarinya, putrinya kini sudah menjadi pendamping hidup pria lain.

Sang menantu juga tampak berbeda, karena ia menampakkan senyum. Memang tidak lebar tetapi ia tersenyum. Damar heran karena dia tidak berpikir kalau menantunya itu bisa tersenyum lembut seperti itu.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang