"Apa Kamu benar sudah sehat,Salsa?"
"Sudah, Ayah.Ayah lihat sendiri kan,Aku sudah bisa keluar rumah?"
"Memang,tapi wajahmu masih terlihat pucat,"
"Itu hanya perasaan Ayah saja,"
"Kenapa Kamu tidak percaya pada Ayah?"
" Ayah yang tidak percaya padaku,"
Kira-kira itulah percakapan yang bisa didengar Erlangga ketika menyiapkan minuman di dapur. Ia memang meminta Salsa untuk duduk saja bersama sang ayah supaya bisa ngobrol dengan leluasa. Tetapi sejak Erlangga tinggal ke dapur, hanya suara debat yang terdengar. Bahkan ketika Erlangga kembali ke kamar untuk menyajikan minuman pun, ayah dan anak itu masih berdebat. Kali ini tentang kenapa Salsa tidak di rumah saja untuk istirahat.
''Maaf, Ayah. Saya yang mengajak Salsa untuk keluar. Saya pikir, Salsa butuh penyegaran setelah dua hari hanya beristirahat di dalam rumah. Maka dari itu saya mengajaknya berbelanja bersama saya,'' ucap Erlangga ketika melihat wajah Salsa yang ditekuk setelah berdebat dengan ayahnya.
''Oh...Oh begitu. Ayah pikir dia memaksamu,'' ucap Ayah Salsa sambil menegakkan badan.
"Tidak Ayah,Saya mengajak Salsa keluar karena melihat kondisinya yang sudah membaik," ucap Erlangga lagi kemudian mempersilahkan ayah mertuanya untuk meminum es teh yang baru dibawanya.
Ayah Salsa langsung meminumnya setelah berterima kasih. Matanya menangkap pemandangan Erlangga yang juga meminta Salsa untuk minum dan langsung dituruti putrinya tanpa banyak bicara.
Keduanya pun minum dengan tenang sambil menunduk. Ketika Erlangga beranjak lagi ke dapur untuk mematikan air, Ayah Salsa berbisik pada putrinya.
"Kamu sedang bertengkar ya dengan suamimu?" tanya sang Ayah.
"Kenapa Ayah berpikir begitu?" tanya Salsa sambil berusaha menghindari tatapan sang Ayah.
"Ini namanya feeling orangtua,"kata sang Ayah yang membuat Salsa menatapnya tidak percaya.
"Sejak kapan Ayah punya itu?"tanyanya kemudian.
''Kamu ini, malah meledek Ayah. Tapi serius, Ayah penasaran, suamimu itu pernah bercanda atau tersenyum tidak sih?auranya serius sekali,''
''Ayah takut ya?"
"Sembarangan Kamu, mana ada ceritanya mertua takut sama menantu? biasanya sebaliknya dong,"
"Tapi Ayah langsung menurut waktu Mas Erlangga menawarkan minuman,''
''Ayah menghargai suamimu, ditawarkan minum ya diterima,masa mau ditolak,'' ucap Ayahnya jengkel yang dihadiahi tatapan tidak yakin dari Salsa.
Ketika sang Ayah hampir bersuara lagi, Erlangga sudah kembali. Kali ini dia membawa satu pitcher berisi es teh yang diletakkan di meja.
''Silakan kalau mau tambah minumnya Yah,''
Ayah Salsa berdehem dan menegakkan tubuhnya, berusaha terlihat lebih berwibawa namun ketika ia hendak bicara ia malah batuk sungguhan dan mengambil minum dengan terburu-buru.
"Ah,aku baru ingat,aku ingin kalian mencoba ini," kata beliau setelah minum dan mengambil sesuatu dari tas ransel besar yang dibawanya.
Salsa dan Erlangga hanya memandang penuh tanya melihat bungkusan yang dikeluarkan ayah Salsa.
''Produk baru, Ayah yakin kalian tidak akan lupa dengan rasanya dan ketagihan,'' ucapnya sambil menepuk dada.
Damar Samudera, itulah nama Ayah Salsa. Beliau dulu pernah bekerja di perusahaan asuransi namun berhenti karena ingin punya bisnis sendiri..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Putri Matahari dan Pangeran Es
General FictionCerita tentang putri matahari dan pangeran es yang berjuang menjalani kehidupan bersama di negeri asing. DISCLAIMER: Untuk Saat Ini Hanya Diposting Di Wattpad Cover by: @avondr