''Sumimasen,'' Ucap Salsa sambil terus membungkuk pada beberapa orang Jepang yang sampai keluar dari unit mereka karena teriakannya. Salsa sungguh tidak habis pikir dengan dirinya, belum juga tinggal disini tapi sudah membuat keributan.
Sekarang, dia cuma bisa berharap kalau dirinya tidak akan dianggap sebagai tetangga yang suka menyebabkan kekacauan oleh para penghuni lain yang tinggal disana.
Mata Salsa sempat melirik kepada orang Jepang yang tengah bicara pada sosok yang baru saja membuat Salsa terkejut sampai berteriak. Dari apa yang bisa ditangkap Salsa, mereka tidak marah malah khawatir kalau terjadi apa-apa, tetapi mereka juga meminta supaya kedepannya bisa lebih berhati-hati lagi demi kenyamanan bersama.
Semua berakhir damai dan para orang Jepang itu pun kembali ke unit mereka masing-masing.
Salsa pikir masalah sudah beres sampai ketika dia berbalik untuk mengambil koper disadarinya kalau ada yang belum terselesaikan.
Masih ada dua orang yang sejak tadi terus menatapnya penuh tanda tanya. Salsa menyadari kalau mereka adalah penghuni unit yang pintunya terbuka. Salsa tidak akan menyalahkan keduanya kalau menganggapnya aneh, siapa yang tidak akan menganggap aneh orang asing yang tiba-tiba berteriak di depan rumah mereka?
Dengan buru-buru, dihampirinya kedua orang itu untuk meminta maaf. Tetapi karena tidak memperhatikan langkah, Salsa malah menendang kopernya sendiri dan hampir jatuh kalau tidak ditangkap tangannya oleh pria yang sejak tadi ada di dekatnya, lelaki yang memakai cincin yang sama dengannya. ''Kamu tidak apa-apa?'' Tanyanya pada Salsa yang tampak kurang fokus.
''I...i..iya.Tidak apa-apa kok, maaf ya Mas, aku ceroboh,'' Ucap Salsa pelan sambil tertunduk malu.
''Maafkan saya dan istri saya karena sudah membuat kehebohan Mas Arman,Hitomi-San,'' Ucap lelaki itu pada dua orang yang tadi ingin dihampiri Salsa.
''Tidak apa-apa kok Erlangga, aku memang kaget sih tapi kurasa yang paling terkejut adalah istrimu kan?'' Ucap pria yang dipanggil mas Arman itu ramah.
''Jadi ini istrinya Erlangga-San? Kenalkan, aku Hitomi, istri Arman-San, kuharap kita bisa menjadi teman,'' Ucap perempuan Jepang yang sejak tadi tampak penasaran dan tidak sabar ingin bicara.
Meski sempat kaget karena lancarnya bahasa Indonesia yang diucapkan Hitomi, Salsa menyambutnya dengan senang. Dalam hati bersyukur karena meski sudah membuat keributan, masih ada yang mau mengajaknya berteman. Mereka bahkan dengan cepat membuat janji untuk belanja bersama jika ada waktu.
''Maaf kalau memotong tapi sebaiknya kami kembali dulu, Salsa baru sampai dan masih lelah, nanti kami akan kembali untuk memperkenalkan diri secara resmi,'' Ucap Erlangga sopan.
''Iya betul, Salsa pasti lelah, istirahatlah dulu, sampai ketemu lagi,'' Kata Arman.
''Sampai ketemu lagi Salsa-San,'' Kali ini Hitomi yang mengatakannya sambil melambaikan tangan.
Salsa balas melambaikan tangan kemudian mengikuti Erlangga yang membawakan kopernya untuk turun dari tangga.
'' Pasangan yang lucu ya,'' Komentar Hitomi yang tidak bisa melepaskan pandangannya dari Salsa dan Erlangga.
''Kenapa?'' Tanya Arman
''Lihat saja, suaminya tampak dingin sementara istrinya terlihat canggung, aku penasaran seperti apa kehidupan mereka,'' Jawab Hitomi
''Iya, kau benar, Tetapi kalau aku lebih penasaran kenapa mereka bisa menikah,'' Komentar Arman.
''Kenapa begitu? Bukankah sudah jelas jawabannya karena cinta?'' Kali ini Hitomi yang bingung.
''Kau tahu sendiri kan Erlangga itu seperti apa?memangnya kau tidak penasaran kenapa istrinya itu memilih bersamanya?'' Jawab Arman santai.
Hitomi kembali memandangi Erlangga yang sedang membukakan pintu untuk Salsa sebelum akhirnya ikut masuk ke unit mereka. Pasangan itu tampaknya tidak menyadari kalau tetangga mereka memperhatikan dan menantikan kisah mereka.
Note: Sumimasen - Maaf
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Putri Matahari dan Pangeran Es
Ficção GeralCerita tentang putri matahari dan pangeran es yang berjuang menjalani kehidupan bersama di negeri asing. DISCLAIMER: Untuk Saat Ini Hanya Diposting Di Wattpad Cover by: @avondr