10. Obrolan Putri Matahari dengan Tetangga

25 0 0
                                    

''Maaf, aku mengganggu, apa Salsa-San ada?'' tanya Hitomi dengan nada tergesa-gesa pada Erlangga yang membukakan pintu untuknya.

''Ada,tunggu sebentar ya Hitomi-San'' jawab Erlangga singkat, kemudian masuk kembali dan kini Salsalah yang datang mendekati pintu.

''Hitomi-San mencariku?" tanya Salsa.

''Iya, aku sangat butuh bantuan Salsa-San, apa kau bisa bantu aku?" tanya Hitomi penuh harap.

''Bantu apa? Kalau bisa, aku akan bantu,'' jawab Salsa.

''Kau pasti bisa, ayo ikut aku sebentar ya,'' ucap Hitomi sambil menggandeng atau lebih tepatnya menarik Salsa yang pasrah saja tangannya ditarik.

Tiba-tiba Hitomi kembali dan berkata ''Oh ya, Erlangga-San, aku pinjam Salsa-San sebentar ya,nanti aku kembalikan,'' pada Erlangga yang hanya diam mendengarkan tanpa sempat menjawab karena Hitomi langsung pergi menarik istrinya lagi setelah mengatakan itu.

Mata Salsa membesar ketika sampai di rumah Hitomi, pasalnya sekarang banyak bahan dan alat masak yang terlihat siap digunakan. Salsa bisa melihat kompor listrik, ayam, baik yang masih mentah maupun yang tengah direbus, telur, tepung dan berbagai bahan lainnya.

''Wah, Hitomi-San mau mengadakan pesta?" tanya Salsa spontan.

''Bukan, ini semua karena A-Kun,''

''A-Kun?''

''Ah, maksudku Arman-San, aku memanggilnya A-kun,''

''Oh,''

''Ah, iya kau tahu Salsa-San hari ini sebenarnya...A, Salsa-San ima sonna tokoro jyaarimasen, kore onegaishimasu,'' Kata Hitomi sambil menyerahkan pisau tepat di depan wajah Salsa yang otomatis mundur beberapa langkah.

Meski tidak tahu apa yang menyebabkan Hitomi yang selalu ceria itu berubah menjadi panik, Salsa menerima pisau itu dan mulai memotong ayam.

''Jadi, ini untuk acara di kantor Arman-San?'' Salsa memberanikan diri bertanya ketika Hitomi sudah mulai tenang dan masakan mereka hampir beres.

''Iya, A-Kun memintaku untuk membuatkan sesuatu, karena jumlahnya banyak, aku meminta tolong pada teman. Tetapi, temanku tiba-tiba saja tidak bisa. Aku tidak akan bisa membuatnya sendirian. Oleh karena itu aku meminta bantuan pada Salsa-San, maaf ya sudah mengganggu waktu sarapanmu,'' ucap Hitomi merasa tidak enak.

Salsa mengaku senang bisa membantu, diam-diam, dia mengagumi Hitomi yang cukup cekatan memasak makanan Indonesia.

''Tapi kenapa memilih untuk membuat soto dan mini martabak, Hitomi-San?''

''Aku merasa keduanya cocok dengan lidah orang Jepang. Soto bisa menghangatkan tubuh dan martabak terasa seperti makanan penutup bukan? Aku tidak bisa membuat sama persis dengan yang ada di Indonesia, jadi aku coba ikuti resep yang paling sederhana saja yang sering kubuat, kata A-Kun enak,''

''Jadi Hitomi-San selalu membuat soto dan martabak?"

''Tidak selalu sih... tapi lumayan sering....Sejak di Indonesia, A-Kun sangat suka martabak,'' ucapnya sambil tersipu.

Salsa langsung merasa melihat tokoh film animasi di dunia nyata, tokoh yang awalnya marah-marah lalu langsung tersipu begitu membicarakan orang yang disayanginya. Kira-kira begitulah sosok Hitomi terlihat di mata Salsa.

Saat itu, terdengar suara bel yang membuat Hitomi langsung berjalan cepat ke arah pintu. Ketika dibuka, terlihat sosok Erlangga disana.

''Mas,maaf ya, tadi aku pergi tiba-tiba sampai tidak bisa menemani Mas sarapan,'' ucap Salsa yang langsung menghampiri suaminya.

''Tidak apa, Mas kesini mau berpamitan sekaligus memberikan ini,'' Salsa langsung tertegun ketika Erlangga menyerahkan HP miliknya beserta kotak makan yang berisi onigiri serta kue lemon yang dibelinya kemarin.

''Jangan lupa makan,'' Salsa hanya mengganguk pelan seraya mengucapkan terima kasih. Tidak lupa, disentuhnya tangan Erlangga untuk dicium seperti kebiasaan yang selalu dilakukannya.

Erlangga juga berpamitan kepada Hitomi yang sekali lagi meminta maaf dan berjanji akan membawakan makanan buatannya.

Selepas Erlangga berangkat, Salsa terus memperhatikan kotak makan yang diberikan padanya tanpa sadar kalau dia diperhatikan oleh Hitomi.

''Ternyata, Erlangga-San memang perhatian ya,'' ucapnya yang langsung menyadarkan Salsa.

''Eh?"

''Kau tahu? Sejak pertama melihatnya bicara dengan A-Kun, aku merasa kalau dia sangat dingin.Tidak jahat, tapi dingin tanpa ekspresi,'' ucap Hitomi sambil menuang adonan martabak mini pada teflon.

''Tapi kemudian aku memperhatikan kalau dia selalu menyapa orang lain dan selalu menjadi pendengar yang baik,A-Kun sangat suka mengobrol dengan Erlangga,''

''Iya, Erlangga-San memang seperti itu, selalu menunjukkan dukungan pada orang lain, termasuk aku. Makanya aku bertekad untuk ikut ke Jepang dan mendukungnya tapi aku malah ragu apa bisa melakukannya,apakah aku hanya akan menjadi beban,'' ucap Salsa.

''Kenapa begitu? Salsa-San mau datang kesini saja, aku yakin Erlangga-San sangat senang, mungkin dia hanya malu menunjukkannya, ''

''Mungkinkah?"

''Jelas mungkin. Menikah itu membuat kita lambat laun akan semakin melihat sisi lain dari pasangan, aku tidak pernah tahu kalau A-Kun punya sisi manja sebelum menikah,Jadi kurasa Erlangga-San juga punya sisi seperti itu, hanya mungkin belum terlihat saja,hanya karena kita merasa belum memahaminya bukan berarti kita gagal mendukungnya kok,kita hanya butuh waktu lebih, jangan terlalu keras pada diri sendiri. ''

Sempat terdiam sejenak setelah mendengar kata-kata Hitomi, Salsa kemudian tersenyum seolah menyadari sesuatu.

''Iya, Hitomi-San benar, hanya karena yang terjadi di luar bayanganku, itu tidak berarti buruk, terima kasih Hitomi-San,Aku akan semangat lagi untuk mendukung Erlangga-San''

''Sama-sama, senang bisa membantu. Menjadi istri memang tidak mudah, banyak tantangan. Tapi kita harus tetap semangat dan bahagia, supaya rumah dan suami kita juga ikut terbawa bahagia.''

Dalam hati, Salsa bersyukur bertemu teman yang bisa memberinya dukungan dan semangat. Dia bertekad untuk tidak mudah patah semangat.

''Salsa-San! Tolong bantu aku angkat ini, hangus!'' ucap Hitomi panik dan kini suara yang terdengar adalah suara panik dari dua perempuan itu.


Noted:

ima sonna tokoro jyaarimasen: Sekarang bukan saatnya untuk itu

kore onegaishimasu: Tolong, ini

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang