40.Kencan Ganda Putri Matahari dan Pangeran Es Part 3

25 0 0
                                    

Salsa berusaha mengingat-ingat apa ada kejadian aneh yang terjadi hari ini. Sebab, disadarinya kalau Hikari tampak terlihat berbeda dibandingkan dengan ketika masuk ke kebun binatang tadi. Sepanjang perjalanan mereka rasanya tidak ada hal yang mengejutkan atau yang harusnya bisa membuat sedih.

Salsa juga berusaha mengingat apa ada kata-katanya yang terdengar aneh, karena sejak tadi Hikari lebih banyak bicara padanya, tentunya kalau ada perubahan sikap dari Hikari, besar kemungkinan itu karena sikapnya kan? Tapi kalau bukan, bukankah artinya ada hal lain yang mengganggu pikiran Hikari?

Sebenarnya setelah makan siang, waktu dimana ia pertama kali melihat perubahan di wajah Hikari, Salsa sudah ingin langsung bertanya. Namun Hikari langsung merubah wajahnya ketika Takeru menawarkan untuk pergi ke lokasi yang mengizinkan pengunjung memberi makan dan berinteraksi dengan hewan secara langsung.

Tapi sejak Takeru pamit untuk duduk bersama Erlangga setelah seekor kambing menolak makanan yang ingin diberikannya, Salsa merasa ini akan menjadi kesempatan yang bagus untuk bertanya. Harusnya Hikari-San tidak akan marah bukan? Sebab sejak tadi mereka sudah banyak bertukar cerita. Tapi apakah ini tidak terlalu cepat untuk bertanya hal pribadi?itulah hal yang sejak tadi berputar di pikiran Salsa.

Karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, Salsa tidak sadar kalau wortel yang sedang diberikannya ke mulut kelinci abu-abu di pangkuannya malah mengenai wajah kelinci itu yang akhirnya memberontak dan melompat dari pangkuan Salsa yang panik dan langsung menangkap kelinci tersebut sambil berkali-kali meminta maaf.

Melihat kejadian tidak terduga di hadapannya itu membuat Hikari yang sebelumnya diam pun tertawa.

''Maaf Salsa-San, Aku tidak bermaksud meledek,'' ucapnya anggun.

'Tidak apa-apa Hikari-San, Aku senang kalau Hikari-San sudah bisa tertawa lepas,'' ucap Salsa,merasa lega kalau tingkah konyolnya bisa menghibur orang meski harus menanggung sedikit malu.

''Eh?''

''Ano...maaf, tapi Aku perhatikan sejak makan siang tadi, Hikari-San seperti orang yang sedang sedih karena memikirkan sesuatu. Hikari-San baik-baik saja kan? Hikari-San tidak sedang menahan sakit perut karena makan bekal buatanku kan? Apa Aku perlu memanggil Takeru-San?'' ucap Salsa kembali panik kalau ingat tadi mereka juga bertukar bekal saat piknik tadi.

''Ah tidak bukan begitu, Salsa-San, Aku tidak apa-apa kok,''

''Eh, sungguh?''

''Iya, jadi tadi Salsa-San bisa sampai salah memberi makan kelinci karena memikirkan itu?'' ucap Hikari-San terkejut.

Ekspresi malu Salsa sudah menjadi jawaban bagi Hikari. Memang sejak pertama kali melihat Salsa di tokonya, Hikari bisa merasa kalau Salsa adalah orang yang ramah meski terlihat pemalu. Tapi menurutnya itu wajar untuk orang asing yang belum lama tiba dari luar negeri. Hanya saja Hikari sungguh tidak menyangka kalau Salsa bisa bertingkah ceroboh karena memikirkan sikap dirinya yang terasa berbeda.

''Salsa-San punya sifat yang menarik ya,''

''Benarkah?''

''Iya, sangat fokus sampai tidak memperhatikan sekeliling. Mengingatkanku akan seseorang,'' ucap Hikari sendu sambil mencuri pandang ke arah dimana Takeru dan Erlangga duduk. Namun, setelahnya ia kembali memandang Salsa yang masih tampak khawatir.

''Ano...Salsa-San, boleh Aku bertanya sesuatu?'' tanya Hikari akhirnya.

''Tentu saja,''

''Bagaimana cara menerima pasangan yang sifatnya sangat berbeda dengan Kita?''

''Eh?''

''Ah, maaf kalau pertanyaanku sedikit tidak sopan. Hanya saja kalau Aku perhatikan sejak tadi,Salsa-San dan Erlangga-San memiliki sifat yang berbeda tetapi bisa tetap nyaman satu sama lain, Aku jadi penasaran,bagaimana caranya membangun hubungan seperti itu,'' ucap Hikari yang membuat Salsa terdiam sejenak sebelum menyebutkan kata belajar sebagai jawabannya.

''Maaf, Salsa-San, Aku kurang paham maksudnya,'' tanya Hikari kebingungan.

''Ano...supaya bisa menerima sifat orang lain, Kita perlu belajar dulu tentang dia misalnya apa makanan yang dia suka,tidak suka, hobi semacam itu,'' jelas Salsa.

'' Dan...cara untuk bisa mengetahui semua itu adalah dengan..."

"Iya, bertanya langsung," jawab Salsa yakin.

"Maaf, kalau Aku tidak sopan,apa Hikari-San tidak nyaman mengobrol dengan Takeru-San?" tanya Salsa lagi melihat ekspresi wajah Hikari.

"Tidak...bukan begitu, Takeru-San sangat baik,ia selalu bertanya tentang apa yang kuinginkan dan tidak pernah memaksakan kehendaknya, hanya saja...dia sedikit berbeda dengan apa yang kubayangkan,"ucap Hikari.

"Berbeda?" tanya Salsa tidak paham.

"Bukankah biasanya setiap perempuan memiliki tipe idealnya sendiri mengenai sosok yang diharapkan menjadi pendamping?Aku...'' Hikari tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

Salsa sempat terdiam untuk mencerna perkataan Hikari sampai akhirnya bisa mengambil kesimpulan.

''A...apakah maksud Hikari-San, Takeru-San berbeda dengan apa yang selama ini Hikari-San idamkan sebagai sosok suami?'' tanyanya hati-hati yang membuat Hikari terdiam, membuat Salsa yakin bahwa tebakannya benar.

"Aku jahat sekali ya?" tanya Hikari yang makin membuat Salsa terdiam karena tidak tahu harus menjawab apa.

"Tetapi, kalau Hikari-San ragu bukankah artinya Hikari-San merasakan sesuatu yang berbeda pada Takeru-San?" tanya Salsa akhirnya.

"Eh?"

"Kalau Hikari-San tidak merasakan sesuatu, Aku rasa Hikari-San tidak akan sampai ke tahap ini kan?" tebak Salsa tepat sasaran karena Hikari terdiam dan sikap anggun yang berusaha ditunjukkannya malah makin membuatnya terlihat menyembunyikan sesuatu.

"Bagaimana kalau Hikari-San mencoba mengobrol santai dengan Takeru-San?" saran Salsa.

"Mengobrol santai?"

"Iya, coba kenali Takeru-San dari hal yang disukainya seperti hobi,film kesukaan, makanan favorit baru pelan-pelan mengarah ke pembicaraan tentang pernikahan impian, hal yang tidak sesuai bayangan Kita memang terkadang membuat ragu, tapi bukan berarti tidak bisa diperjuangkan. Jika Hikari-San dan Takeru-San memang menginginkan hal yang sama, pasti ada jalan,'' ucap Salsa yakin.

Namun setelahnya, Ia hampir melompat dari posisi duduknya, ketika dirasakan ada yang menyentuh pundaknya, hatinya mencelos ketika dilihatnya Erlangga dan Takeru berdiri dibelakangnya, apa mereka berdua mendengar percakapannya dengan Hikari?

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang