57. Hal yang Tidak Dikatakan Putri Matahari

19 0 0
                                    

Terangnya cahaya lampu menjadi hal pertama yang menyambut Salsa ketika matanya terbuka. Ia melihat sekeliling dan kemudian teringat kalau Ia masih berada di ruang kesehatan.

''Kak Salsa, sudah bangun? Apa Kakak mau minum?'' tawar Cia yang melihat Salsa terbangun lebih dulu.

Anggukan kepala Salsa membuat Cia sigap mengambilkan air minum yang tadi dibelinya sementara Hitomi membantu Salsa untuk duduk.

''Apa masih ada yang sakit?'' tanya Hitomi kemudian setelah Salsa selesai meneguk minumannya.

''Tidak, terima kasih sudah khawatir dan menjagaku selama Aku tidur,'' ucap Salsa kepada kedua temannya. Matanya kemudian mengawasi sekeliling ruangan mencari sosok yang tadi selalu menemaninya sampai tertidur.

''Ano...Mas Erlangga kemana ya?'' tanyanya kemudian.

''Erlangga-San bilang kalau Ia perlu mengurus sesuatu dan minta Kami untuk menemani Salsa-San disini. Katanya Ia akan segera kembali,'' jawab Hitomi.

Salsa menganggukkan kepala sebelum akhirnya kembali minum. Ia sudah bisa menebak kalau Erlangga pasti bicara pada Rio dan hatinya tidak bisa memungkiri perasaan khawatir yang muncul. Meskipun Salsa tahu kalau Erlangga bukanlah tipe orang yang mudah tersulut, tetapi melihat tadi suaminya itu sempat terlihat marah membuat Salsa kesulitan mengusir rasa khawatir itu.

"Tidak perlu khawatir," kata Hitomi seolah bisa membaca pikiran Salsa.

"Eh?"

"Erlangga-San orang yang bisa mengendalikan diri, selama tidak ada yang mengusik Salsa-San, kurasa semua akan baik-baik saja,"

"Iya, Hitomi-San benar. Kurasa Aku masih terkejut karena tidak pernah melihatnya marah dengan suara keras,"

"Apa yang tadi itu baru pertama kali terjadi?"

"Iya,"

"Wah Kak Erlangga benar-benar seperti tokoh dalam film ya,"

"Tokoh yang seperti apa maksudmu Cia?" tanya Hitomi.

"Tokoh yang terlihat dingin dan tidak peduli tetapi sangat penyayang dan hangat terhadap orang yang dekat dengannya," ucap Cia yakin yang membuat Salsa dan Hitomi tertawa.

"Ya, Mas Erlangga memang seperti itu, selalu baik dan perhatian tapi Aku yang selalu membuatnya repot," ucap Salsa pelan.

Hal yang dialami dan didengarnya hari ini tiba-tiba membuat Salsa sadar kalau dirinya lebih banyak merepotkan daripada membantu suaminya. Kepalanya pun memutar berbagai macam kejadian yang terjadi sejak dirinya datang ke Jepang.

Dimulai dari dirinya yang membuat Erlangga menjadi pusat perhatian diantara tetangga apartemen ketika dirinya membuat kehebohan, tersasar ketika hendak memberikan kejutan untuk Erlangga, jatuh sakit disaat suaminya sedang mengambil keputusan penting tentang pekerjaan dan puncaknya adalah Ia malah terluka di kala suaminya tengah sibuk dan membutuhkan bantuannya saat festival.

Pikiran yang terus berkecamuk di kepalanya itu membuat Salsa tanpa sadar terdiam dan terlihat murung yang otomatis menarik perhatian Hitomi dan Cia.

''Salsa-San, ano...apa Salsa-San baik-baik saja?'' tanya Hitomi ketika menyadari perubahan di wajah Salsa.

''Eh? Tidak kok Aku hanya...''

''Hanya?''

''Hm...bagaimana mengatakannya? Aku merasa tidak bisa berbuat banyak untuk Mas Erlangga, Aku merasa hanya merepotkannya,''

''Apa yang membuat Salsa-San berpikir demikian?''

''Banyak hal, tapi yang paling membuatku merasa bersalah adalah yang terjadi hari ini,''

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang