18. Tumbangnya Putri Matahari

22 0 0
                                    

'' Sekali lagi maafkan saya,'' ucap Erlangga pada seseorang melalui smartphone di tangan kanannya. Setelah memutuskan sambungan, ia memejamkan mata,menarik napas sejenak lalu melangkah masuk ke sebuah klinik.

Di dalam, Erlangga langsung bertanya kepada suster, kemudian mengikuti arah yang ditunjukkan padanya.

Begitu sampai di ruangan tujuan, matanya menangkap sosok yang sejak tadi memenuhi isi pikirannya.

Erlangga mendekati salah satu tempat tidur yang ada di ruangan tersebut. Terlihat Salsa yang kini tengah memejamkan mata dengan selang infus terpasang di tangannya.

Disamping Salsa, ada Hitomi yang langsung berdiri dari duduknya ketika melihat Erlangga datang.

"Bagaimana keadaan Salsa,Hitomi-San?" adalah ucapan pertama Erlangga pada Hitomi.

" Sudah sadar kok. Sekarang sedang tidur. Salsa-San mengalami dehidrasi akibat cuaca yang sangat panas belakangan ini.Tapi kata dokter belum sampai tahap yang berbahaya,namun tetap perlu istirahat,"jelas Hitomi.

''Maaf ya Erlangga-San, aku baru menghubungi ketika kami sudah ada disini,'' ucap Hitomi lagi dengan suara pelan.

''Tidak apa, saya yang seharusnya berterima kasih karena Hitomi-San sudah menolong Salsa,'' jawab Erlangga. Meskipun menjawab dengan suara tenang, matanya selalu melihat ke arah Salsa yang sedang tidur.

Erlangga memperhatikan wajah Salsa yang terlihat pucat dari dekat. Sebersit rasa bersalah muncul dalam dirinya karena kurang memperhatikan istrinya. Jepang ketika musim panas memang banyak membuat orang tidak nyaman bahkan sampai tumbang. Tapi Erlangga tidak pernah menyangka kalau Salsa akan mengalaminya.

"Aku akan keluar sebentar untuk menelpon A-Kun ya," ucap Hitomi ketika melihat Erlangga yang hanya memandangi Salsa.

Pandangan mata Erlangga yang lembut tapi terlihat sedih, membuat Hitomi berpikir kalau dirinya lebih baik menyingkir dari ruangan itu walau sejenak.

Sepeninggal Hitomi,Erlangga duduk di sisi Salsa dan menyentuh pipinya. Dielusnya lembut pipi itu sampai membuat Salsa tergerak dan membuka matanya.

"Mas,"panggil Salsa lemah tetapi masih bisa tersenyum ketika melihat suaminya.

"Mas kok bisa disini?bukannya harusnya Mas kerja?" tanya Salsa seolah tidak terjadi apa-apa padanya. Meski tetap menampilkan wajah tenang, Erlangga mau tidak mau merasa gemas pada istrinya.

Bagaimana mungkin seseorang yang masih tampak lemas itu justru lebih khawatir pada orang lain?

''Kamu sendiri, kenapa bisa disini? Bukannya tadi kamu bilang akan belanja bersama Hitomi-San? setelah les?'' tanya Erlangga dengan suara lembut. Tangannya masih mengelus pipi Salsa dan membuat istrinya itu tersipu.

''Iya, aku tadi merasa sangat panas dan mengeluarkan banyak keringat. Hitomi-San juga mengatakan kalau wajahku pucat. Tapi kupikir itu hanya karena lelah biasa jadi aku tetap pergi belanja. Ternyata setelah itu aku pingsan dan begitu terbangun sudah ada disini,'' cerita Salsa.

Selesai Salsa bercerita, seorang dokter datang bersama suster dengan Hitomi di belakangnya.

Dokter tersebut memeriksa infus Salsa serta menanyakan keadaannya. Beliau memberikan beberapa pertanyaan mengenai kondisi Salsa. Ia juga memberikan saran kalau meski sudah boleh pulang, Salsa tetap harus banyak minum, istirahat dan mengkonsumsi vitamin.

Erlangga mengingat semua yang dibicarakan dokter tersebut dan mengucapkan terima kasih kepadanya.

Setelah mengurus semua yang diperlukan, Salsa benar-benar sudah boleh pulang. Mengingat kondisi Salsa yang masih belum stabil, Erlangga mengajak Salsa dan Hitomi untuk pulang dengan taksi.

Kisah Putri Matahari dan Pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang