Salsa masih terdiam tanpa kata ketika melihat Erlangga dan Takeru yang tadinya ada di area yang berbeda, sekarang sudah ada di tempat yang sama bahkan ada dihadapannya.
Hatinya menjadi berdebar ketika sadar kalau kemungkinan besar percakapannya dengan Hikari terdengar. Bukan bagian dirinya memberi saran untuk mengobrol yang membuat Salsa khawatir, tetapi bagian ketika Ia menebak isi pikiran Hikari kalau Takeru berbeda dengan apa yang ada di dalam bayangan Hikari mengenai sosok suami.
Meski yang memikirkan itu adalah Hikari tetapi Salsa adalah orang yang mengucapkannya dan jika itu terdengar oleh Takeru bukankah akan sangat menyakitkan? Apa yang akan dipikirkan Erlangga kalau mendengar apa yang diucapkan Salsa menyakiti temannya? Pikirannya yang sibuk sendiri membuat Salsa tidak fokus dan tidak menyimak apa yang diutarakan suaminya.
''Salsa,'' panggil Erlangga tenang yang malah membuat Salsa menjadi tambah tegang.
Bahkan Hikari dan Takeru yang sama-sama ada disana pun ikut merasa tegang hanya dengan memperhatikan mereka saja.
"Apa Kamu mau melihat penguin?"tanya Erlangga tiba-tiba.
"Penguin?" tanya Salsa bingung.
"Iya, area penguin berada tidak jauh dari sini, apa Kamu mau melihatnya?" tawar Erlangga pada sang istri yang masih tampak bingung tapi menerima ajakannya.
Erlangga membantu Salsa membawa tasnya, kemudian menunjukkan jalan ke area penguin. Tepat ketika mereka akan keluar dari situ. Takeru tiba-tiba membuka suara.
"Erlangga-San, Salsa-San, bolehkah Aku minta tolong?" tanya Takeru pada keduanya yang menatapnya bingung.
"Aku perlu bicara sebentar dengan Hikari-San, karena itu bisakah kalian berdua menunggu di tempat penguin terlebih dulu?" tanya Takeru yang disanggupi oleh Erlangga.
Sementara itu, ketika sudah ada di area penguin, Erlangga memperhatikan tingkah laku Salsa yang hanya memandang penguin yang ada di hadapannya.
"Salsa," panggilnya.
"Ya?"
"Ada yang Kamu pikirkan?"
" Eh?"
"Sejak tadi matamu memandang penguin itu tetapi rasanya pikiranmu tidak ada disini," ucap Erlangga lembut.
Salsa sempat terdiam untuk berpikir apa sebaiknya ia ceritakan saja apa yang mengganggu pikirannya. Meski sedikit khawatir dengan reaksi suaminya, tapi rasanya membaginya lebih baik daripada bingung seorang diri.
"Kalau Kamu keberatan menceritakannya sekarang, tidak masalah, Kita bisa bicarakan di rumah, " ucap Erlangga menyikapi diamnya Salsa. Ia tidak suka memaksa, kalau menceritakannya disini membuat Salsa tidak nyaman, maka Ia akan menunggu waktu yang tepat.
'' Mas...Apa tadi... Mas dengar percakapanku dengan Hikari-San?'' tanya Salsa tiba-tiba.
''Sempat dengar sedikit,'' jawab Erlangga tenang.
''Hah? Benarkah, artinya Takeru-San juga mendengarnya?'' tanya Salsa lagi mulai panik.
''Seharusnya iya, Kami tiba bersamaan di area itu,'' jawab Erlangga.
Salsa langsung berjongkok lemas, tidak terpikir bagaimana Ia akan bertanggung jawab atas hal ini?
'' Salsa, sebenarnya apa yang terjadi?'' tanya Erlangga yang tidak paham alasan istrinya terlihat panik.
''Se...sepertinya, Aku sudah melakukan hal yang buruk Mas,'' ucap Salsa takut-takut.
"Benarkah? memangnya apa yang sudah Kamu lakukan?" tanya Erlangga.
"Kalau Mas dengar percakapan Aku dan Hikari-San, pasti Mas tahu apa yang Aku maksud," ucap Salsa.
"Tapi...waktu Kami mendekat, yang terdengar cuma waktu Kamu mengucapkan..."
"Erlangga-San, Salsa-San, maaf sudah membuat kalian menunggu,"
Secara tiba-tiba, suara Takeru terdengar ceria ketika menghampiri Salsa dan Erlangga. Salsa melirik Hikari yang berjalan dibelakang Takeru.
Tidak ada raut sedih atau kecewa di wajah keduanya seperti yang Salsa takutkan sebelumnya. Apa itu artinya mereka berdua baik-baik saja?
''Terima kasih telah memberi waktu Kami untuk bicara, maaf kalau membuat kalian berdua menunggu lama. Tetapi waktu yang kalian berdua berikan sangat berharga bagi Kami,'' ucap Takeru sambil menunjukkan senyum penuh arti.
"Benarkah? Syukurlah kalau memang demikian," jawab Erlangga santai.
Salsa hanya bisa memandangi mereka semua dengan tatapan bingung. Namun tidak ada penjelasan apapun , mereka hanya melanjutkan perjalanan mereka untuk mengelilingi kebun binatang itu. Tapi satu yang Salsa sadari aura tegang yang tadinya menyelimuti Takeru dan Hikari sedikit berubah. Memang belum terlalu banyak, tetapi Salsa bisa merasakan kalau sikap kedua orang tersebut telah mengalami perubahan.
Salsa tidak sempat menanyakan apa yang terjadi pada Hikari karena setelah dari tempat penguin, mereka masih mengitari kebun binatang dan mengobrol tentang kegiatan mereka berempat. Sampai akhirnya ketika pulang, mereka berpisah di stasiun.
Sebelum naik kereta, Hikari memberikan kantong kertas pada Salsa dan memintanya untuk membukanya di rumah saja.
Hikari juga mengatakan sangat berterima kasih pada Salsa yang membuat gadis itu memandangnya terharu.
Dalam perjalanan pulang, Salsa terdiam sambil menggenggam erat kantong kertas yang tadi diberikan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Putri Matahari dan Pangeran Es
Ficción GeneralCerita tentang putri matahari dan pangeran es yang berjuang menjalani kehidupan bersama di negeri asing. DISCLAIMER: Untuk Saat Ini Hanya Diposting Di Wattpad Cover by: @avondr