Tempat yang indah (4)

227 85 5
                                    

"Tidak." Tolak Hoseok.

Perempuan putih menatapnya diam, sepertinya dia terkejut karena mendapat penolakan.

"Mau ke mana? Kenapa kita pindah?"

"Disini tidak aman lagi"

Hoseok tertegun. Tidak aman katanya.

"Kau mungkin tidak tau, tapi aku merasa ada sesuatu yang menuju kemari dan membahayakanmu. Aku harus menyembunyikan mu" Perempuan putih berusaha meyakinkan, segera mengajak Hoseok berdiri.

Hoseok menepis tangan perempuan putih, "Kau tau isi mimpiku?" Sinis Hoseok, "akan ada yang datang. Dia bilang akan menemukanku. Berarti dia ingin menolongku, kan?"

Hoseok berdiri, menatap perempuan putih tajam. "Apa kau mau membawa ku pergi karena itu?"

"Hoseok. Dengar. Cobalah untuk mengerti kalau ini tempat yang berbeda, kau tidak bisa mempercayai apapun bahkan yang ada di dalam mimpimu" Perempuan putih berhenti berbicara saat Hoseok mengacungkan telunjuk dihadapannya.

"Tidak ada yang bisa dipercaya, termasuk dirimu." Tekan Hoseok.

Hoseok berbalik, berjalan menelusuri Padang rumput dan berteriak. "AKU DI SINI!"

"APA ADA YANG DENGAR SUARA KU!"

"HEI KAU YANG MENEMUIKU DALAM MIMPI! APA KAU MENDENGARKU?"

Hoseok terus berteriak sambil berjalan maju, perempuan putih mencoba menghentikannya tapi Hoseok tidak peduli.

"AKU DI SINI!"

"Hentikan! Kau pikir siapa yang akan datang? Hah!"

"Aku yakin akan ada yang datang! Jangan menghalangi ku!"

Brugh.

Tubuh Hoseok tertarik sesuatu hingga tersungkur ke tanah, tidak tau apa yang menariknya sekuat ini. Hoseok mendongak dan melihat perempuan putih yang berdiri menatapnya datar.

"Berhentilah bertingkah" Kata perempuan putih kesal sebelum menendang wajah Hoseok.

Hoseok tak melihat apapun setelah itu, rasanya kepalanya sangat sakit. Ia kehilangan kesadarannya.

Sakit.

Ia terus merasakan sakit.

Tidak.

Dia tidak boleh kehilangan kesadarannya.

"Argh!" Rambutnya ditarik, tubuhnya diseret. Hoseok tidak tau apa yang terjadi saat ia memejamkan matanya hanya sebentar saja.

Hoseok mencoba melepaskan tangan yang menarik rambutnya, tapi tangan itu sangat kuat.

"Berhenti melawan dan diamlah, aku tidak melukaimu parah karena kau Putra Dewita."

Itu suara perempuan putih, ternyata dia yang menyeret Hoseok. Ia membawa Hoseok ke dalam hutan yang suram dan menakutkan. Hoseok berontak beberapa kali tapi tidak membuahkan hasil yang dapat membuatnya lepas.

Dan sampai perempuan putih menarik kuat dan melemparkannya ke depan. Hoseok terpental lumayan jauh, rasa sakitnya lumayan membuat menjerit. Namun, hal yang mengerikan di hadapannya benar benar lebih membuatnya kaget dari apa yang terjadi sebelumnya.

Sosok perempuan tinggi kira kira 3 meter, gigi taring yang panjang melebihi dagu, mata merah darah yang juga mengalir darah keluar dari matanya, bulu bulu di punggung tangan dan kuku yang tajam. Kuku tajam itu menyentuh dagu Hoseok. "Hihihi. Ada bayi yang baru bisa 'melihat' rupanya..."

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang