Mimpi Buruk

610 118 13
                                    

Hoseok terbangun di tempat yang tidak ia ketahui. Gelap, sekitarnya gelap. Hoseok bangkit perlahan dan masih melihat ke sekitar, "Di mana ini?" Tanya nya.

Hoseok hanya berdiri, dia tidak tau ini di mana, dan dia sendirian. "Apa aku sedang mimpi?" Sepertinya begitu. Hoseok mencoba melangkah ke depan. Saat setelah ia melangkah tiba tiba dia sudah berpindah tempat, sekarang dia tidak di tempat gelap tadi melainkan di atas rel kereta.

Dari sebelah kanannya dia melihat sebuah kereta melaju dengan sangat cepat, benar benar cepat sampai Hoseok tidak sempat berkedip saat kereta itu menabraknya.

BRAAAAAK

Hoseok memejamkan mata dan gemetaran, tapi tidak terjadi apa apa padanya. Ia membuka matanya dan ternyata dia masih berdiri di posisi yang sama dan baik baik saja. Lalu dari mana suara tadi? Hoseok memeriksa sekitar dan langsung mendapati sebuah mobil yang terbalik tak jauh darinya.

Oh. Hoseok ingat persis kejadian ini. Ini adalah kejadian di mana mobil keluarganya kecelakaan dan merenggut nyawa Ayah,Ibu,dan adiknya juga. Tepatnya malam Jumat, di tengah gerimis.

"AYAAAH! IBUU!" Hoseok histeris, dia berlari mendekati mobil yang sudah hancur itu karena tertabrak kereta dan juga terguling.

Hoseok terjatuh saat hampir sampai ke mobil, dia berdiri lagi dan kembali berlari dengan sempoyongan. Hoseok bisa melihat ayah dan ibunya, bahkan dia melihat dirinya sendiri. Tubuh Ayah Hoseok tergantung di dalam mobil karena sabuk pengaman yang masih kuat menahan tubuhnya, ada banyak darah yang mengalir di sana. Dan Hoseok melihat ibunya yang merangkak, "Ibu!" Hoseok berpindah ke bagian kanan mobil.

Sepertinya Ibunya terpental keluar mobil. Hoseok mencoba menyentuh tubuh ibunya tapi tidak bisa, dia benar benar hanya menjadi penonton disini. Ibunya merangkak dengan sebelah tangan memegangi perutnya, ada darah di mana mana. Ibunya memeriksa bagian penumpang, kaca mobil yang sudah hancur sedikit memudahkannya. Tapi, dia mengambil batu di sekitar yang berukuran sedang. Dan menghantamkannya ke kaca mobil. Ibunya berniat menghilangkan kaca yang tersisa agar tidak menggoresnya.

"Apa yang ibu lakukan?!" Tanya Hoseok panik, dia khawatir melihat kondisi ibunya dan bingung apa yang dilakukan oleh ibunya sekarang.

Dan hati Hoseok langsung terasa remuk saat melihat ibunya menarik tubuh Hoseok keluar dari mobil dengan sekuat tenaga. Hoseok melihat dirinya yang luka.

"Hoseok... sadar nak" Panggil ibunya lembut, dengan tangannya yang berdarah mengusap wajah anaknya yang tidak sadarkan diri. Ibunya mencium wajah Hoseok berkali kali dan terus berdoa, dan ia memeluk tubuh anaknya erat.

Hoseok menangis sejadi jadinya melihat ini semua, gerimis berganti menjadi hujan yang cukup deras. Ibunya sudah tak bergerak lagi, tapi dia masih memeluk putranya. Hujan perlahan menghapuskan darah yang menempel di tubuh mereka.

Dari kejauhan terlihat beberapa warga yang berlari membawa senter menghampiri mereka dan berteriak memanggil. Mereka mengecek mobil dan membopong tubuh Ayah Hoseok keluar dari dalam mobil, warga yang lain memindahkan tubuh Hoseok dan Ibunya agak jauh dari mobil. Karena khawatir mobilnya meledak.

Hoseok yang bisa melihat ekspresi sedih para warga saat memeriksa Ayah dan Ibu Hoseok yang sudah tidak bernyawa. Dan mereka lebih sedih melihat kondisi Ibu Hoseok yang tengah hamil tua.

"Oh! Astaga anak ini masih hidup!" Seru salah satu warga yang meletakkan kepala Hoseok di pangkuannya, dan mereka segera menelpon bantuan.

Ingatan yang panjang yang mengerikan dan menyedihkan kembali Hoseok ingat melalui mimpi buruknya.

Kini Hoseok bangun dan tersentak, dia benar benar bangun sekarang. Nafasnya tersengal dan air matanya yang berjatuhan. Hoseok menyeka air matanya dan mengatur nafas.

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang