Chen tahu banyak!

570 124 9
                                    


"It's the love shot~ Na na na na--"

"Astagfirullah,Baekhyun masih pagi"

Gerakan tubuh Baekhyun terhenti, dia baru saja masuk ke bagian favoritnya dan Namjoon datang menghancurkan semuanya. "APA SIH APA?"

"Ngapain joget begitu?"

"Udah bakat ini, mendarah daging" Baekhyun menggebu gebu,kesal aktivitas paginya di ganggu.

"Oh Yaudah, lanjut aja kalau gitu" Kemudian Namjoon menyeruput kopinya kembali.

Baekhyun rasanya mau menyantet Namjoon sekarang. Tiba tiba datang Jimin menghampirinya. "Baekhyun~"

"Apa?" Baekhyun dengan nada cuek.

"Ayo pergi ke Hoseok, dia kan janji mau ke makam ku" Ajak Jimin.

Baekhyun mengangkat kedua alisnya, betul juga. Hoseok sudah janji pada mereka tapi kenapa Baekhyun merasa Hoseok sama sekali tidak mencari mereka? Dia tidak mendapatkan sinyal apapun dari Hoseok.

"Mungkin Hoseok lupa?" Kata Baekhyun dan Jimin langsung memasang wajah murung.

Namjoon datang lagi menghampiri. "Kalian kenapa?"

Oke, Jimin tiba tiba ngambek. Baekhyun menghela nafas, "Hoseok ada janji ke Jimin, tapi aku rasa Hoseok lupa"

"Kok bisa lupa?" Tanya Namjoon.

"Ya mana saya tau, saya kan ikan. Terus Hoseok rasanya ga ngungkit gitu loh, jadi dia kayaknya beneran lupa" Baekhyun menjelaskan.

"Oh" Singkat Namjoon kembali menyeruput kopinya.

"Kasih saran kek apa gitu" Kesal Baekhyun.

"Jimin pergi aja tagih janji Hoseok ke rumahnya sendiri" Saran Namjoon.

"Nah iya juga, sana pergi. Nanti aku nyusul sampai jumpa" Baekhyun langsung menepuk bahu Jimin dan Jimin menghilang dari pandangan.

Jimin belum bicara apapun dan saat Baekhyun menepuk bahunya dia langsung berpindah ke tempat lain. Sekarang dia berdiri di depan gerbang sebuah rumah, Jimin menoleh ke kiri dan kanan. Dia tidak tau dia ada di mana.

"Baekhyun?" Panggil Jimin, dia kebingungan.

Grrrrkkk.

Gerbang rumahnya tergeser, ada sosok ibu ibu keluar dari balik gerbang menenteng kantung plastik. Sepertinya ingin membuang sampah. Setelah diletakkan di tempat sampah, Ibu itu masuk kembali ke dalam.

Jimin dengan jiwa keponya berjalan mendekati tempat sampah dan mengintip, entah apa motivasinya mengintip sampah. Kantong plastiknya terlihat sobek dikarenakan isi dari kantongnya, beling. "Cermin ya? Cermin" Jimin bisa melihat pantulan matanya dibeberapa pecahan cermin di dalam tempat sampah.

Jimin menatap lama pantulan matanya, sudah lama ia tidak melihat matanya yang sangat ia sukai itu dulu. Ini untuk pertama kalinya ia melihat pantulannya di dalam kaca setelah ia meninggal. "Eh?" Benar, Bukannya dia sudah meninggal? Kenapa dia bisa melihat pantulannya?!.

Beberapa detik setelah sadar akan hal itu, pantulan mata Jimin tak lagi indah melainkan berubah menjadi bola mata yang berwarna hitam secara keseluruhan. Jimin mengedipkan matanya dan langsung mundur, "apa apaan?!"

Saat mundur beberapa langkah, rasanya punggungnya menabrak sesuatu. Jimin langsung berbalik memeriksa dan mendapati sosok hitam besar berdiri di belakangnya. Genderuwo.

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang