Akhir

596 114 47
                                    

Pukul setengah tujuh pagi, Namjoon duduk di atas kasurnya. Terdiam. Dia sudah begini dari semalam karena tidak bisa tidur.

Begitu banyak hal dikepalanya. Semalam ia mengantar Juna ke kantor polisi. Dan setelah itu dia menerima telpon dari Yoongi bahwa Hoseok menghilang di dunia lain. Awalnya Namjoon tidak percaya, tapi mendengar nada Yoongi yang memelas meminta tolong kepadanya untuk pertama kali itu membuat Namjoon tau ini serius.

Namjoon pulang dan memberitahu Baekhyun dan teman temannya, saat pulang juga dia baru tahu kalau Jimin ternyata telah dijemput. Baekhyun dan teman temannya sudah pergi dari lima jam yang lalu dan belum kembali, apa mereka bisa menyelamatkan Hoseok?. Namjoon hanya bisa berdoa.

Selain itu bahkan Namjoon sendiri merasa dirinya akan gila padahal dia tidak ada masalah apapun di sini. Namjoon hanya tidak pernah membayangkan masalah sebanyak ini muncul di hari yang sama. Apa Namjoon membantu salah satunya?.

Ding dong.

Bel rumah berbunyi, Namjoon dengan tidak bersemangat turun ke bawah membukakan pintu. Siapa yang datang pagi pagi begini? Jawabannya ada setelah ia membuka pintu. Yang datang ternyata sekertaris nya.

"Kenapa kau langsung ada di depan pintu?" Bingung Namjoon, padahal sekertaris nya menekan bel di depan pagar.

"Pagarnya tidak terkunci, jadi saya langsung masuk. Saya baru mau mengetuk pintu"

"Oh. Tadi malam sepertinya aku lupa. Masuk lah" mereka berdua masuk dan duduk di ruang tamu. "Apa yang memotivasi mu datang pagi pagi begini?"

"Teman anggota kepolisian saya yang menangani kasus Arjuna memberi tau kalau ternyata kasus Juna lebih dari kekerasan di restoran saja. Tiba tiba ada berkas berisi bukti yang tersusun dengan penjelasan hal hal yang dilakukan Juna di belakang selama ini" Kata sang sekertaris.

Namjoon terkejut. "Jangan bilang.."

"Iya. Tentang dia yang menyewa orang untuk membunuh. Di dalam berkas itu ada informasi kapan ia merintahkan pembunuh yang dibayarnya dan juga target targetnya. Katanya pihak kepolisian sudah mencocokkan dengan laporan keluarga korban sebelumnya, dan terungkap kalau dalang pembunuhan nya ternyata Juna Srijaya. 4 orang biasa dan 3 pengusaha." Sekertaris Namjoon menjelaskan.

"Awalnya kasus 4 orang ini dianggap sebagai korban jambret atau begal, makanya polisi juga heboh saat tau Juna yang memerintahkannya. Kalau masalah 3 pengusaha itu polisi bisa bilang kekejaman di dunia bisnis. Lagi, di dalam berkas itu ada identitas orang yang dibayar itu sendiri. Benar benar bukan main informasi nya"

Namjoon sampai berkeringat dingin mendengar pernyataan sekertaris nya, siapa orang yang bisa sehebat itu mengumpulkan informasi semacam hal ini sampai sangat detail? Sudah pasti orang yang dekat dengan Juna dan mengetahui aktivitas Juna dibelakang.

"Dia sudah membayar tiga orang untuk membunuh dan dua di antaranya sudah diringkus di rumah mereka masing masing tadi subuh oleh para polisi, dan Juna juga akan dijemput oleh mereka pagi ini. Makanya saya ke sini" Ucap sekertaris Namjoon.

"Apa kau tidak tidur?" Tanya Namjoon.

"Saya tidur, tapi teman saya itu menelpon pukul 5 pagi dan saya tidak bisa tidur lagi setelahnya" Jawab Sekretarisnya.

Lama hening, Sekertaris itu menatap wajah atasannya yang terlihat semakin frustasi.

"Orang ini pasti sudah mempersiapkan itu semua dan dia mendapat kesempatan sekarang" Namjoon.

"Maaf, tapi kenapa nama anda bisa tidak disebut sebut?" Namjoon langsung menatap Sekretarisnya tajam.

"Alvian....." Namjoon memanggil nama Sekertaris nya itu. Kemudian menghela nafas pasrah. "Aku juga memikirkan itu daritadi"

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang