Setelahnya (Tamat)

66 14 3
                                    

Menurut kalian....

Hidup itu seperti apa?

Bulan demi bulan berlalu, tak terasa sudah setengah tahun sejak meninggalnya Juna. Hari ini Hoseok habis berkeliling kota sendirian, dia mengunjungi makam teman temannya hari ini. Jina, Jungkook, Jimin, dan Juna. Kondisi Hoseok sudah membaik, fisik dan mental.

Kini dia bebas pergi keluar karena sudah dapat berjalan dengan kedua kakinya, dan dia juga sudah semakin terbiasa dengan apa yang dia lihat. Sebenarnya Hoseok tidak benar benar berjalan sendiri, Baekhyun selalu ikut bersamanya untuk jalan jalan. Dia katanya bosan mengikuti Namjoon saja.

Oh iya, Hoseok berkeliling kota bukan lagi jalan kaki atau naik taksi. Tapi menggunakan motor. Yoongi membelikan Hoseok motor karena merasa bersalah setelah melihat Hoseok sedih mengetahui sepedanya dibuang olehnya. Yoongi membuangnya saat Hoseok masih proses penyembuhan, buang sial katanya. Tapi tetap saja Hoseok masih tidak ikhlas, karena sepeda itu adalah pemberian dari Jungkook.

Setelah berkeliling lama, Hoseok mampir ke kafe tempatnya bekerja dulu untuk menyapa teman temannya. Mereka berbincang bincang setelah lama tak bertemu, duduk bersama di meja sembari menikmati traktiran dari Hoseok. Tentu saja 3 kawannya ini memesan menu sesuka hatinya. Hoseok menikmati suasana yang sudah lama dia tidak rasakan ini, waktu waktu saat kafe sepi dan mereka akan tinggal mengobrol atau bermain bersama. Semuanya terasa sama, bahkan sepinya kafe ini pun masih sama saja.

"Ini kafe sepinya konsisten banget, kapan bangkrutnya ya kira kira?" ucap Hoseok dengan penuh kehangatan diwajahnya.

"Iya kan dari dulu ini kafe sekalinya sepi ya sepi tapi sekalinya rame ya rame banget" balas Shinwon.

"Heran juga kenapa kek gini mulu, baut penglarisnya gampang longgar kali ya makanya kadang ga ngefek" Kai menambahkan.

"Ya gitu gitu gaji kita tetap konsisten loh, gapernah dipotong, Pak bos juga masih suka ngasih bonus" Mawar bukannya membela, tapi hanya menyampaikan fakta dilapangan.

Sedikit perbincangan mereka yang ga berbobot. Kai masih suka menghujat bosnya, tapi ternyata kini dia kembali aktif menjadi model untuk pakaian. Shinwon yang berkepribadian kalem ini ternyata sedang kasmaran, dia menceritakan sedikit soal pacarnya juga bahkan sudah ingin melamarnya. Sementara Mawar, dia sudah merencanakan menikah bersama pacarnya tahun depan. Mereka menjalani hidup dengan baik dan bahagia, disisi lain kafe ini juga jelas terancam kehilangan pekerjanya.

Tak lama kemudian kafe mulai kedatangan pelanggan, Hoseok pun memilih untuk pamit pulang. Yoongi juga sudah mengirim pesan, menanyakan dimana dirinya sekarang.

Baekhyun bertanya, apakah masih ada tempat lagi yang ingin dikunjungi Hoseok? dan Hoseok menjawab kalau dia sudah akan pulang ke rumah sekarang.

Baekhyun tersenyum menatap Hoseok, "Sebenarnya, kau mau berkeliling kota sejauh ini karena mencari Juna, kan? Jujur saja"

Mendengar itu, Hoseok tak langsung merespon. Apa yang Baekhyun katakan memang benar, selama ini tujuan utama Hoseok selalu berkeliling kota sendiri adalah mencari keberadaan arwah Juna. Yang sampai sekarang dia tidak pernah menemukannya.

"Kau... tidak akan pernah menemukan Juna, berhenti saja"

"Menurutmu, kenapa aku tidak bisa menemukannya?"

"Kau tau sendiri kan, arwah yang tidak bisa kembali itu adalah arwah yang berakhir seperti Juna. Arwah tidak punya tujuan dan hanya berada dalam bayang penyesalan"

"Tapi kenapa dia menghilang begitu saja, apa benar dia tidak punya tujuan?"

"Kalaupun punya, berarti tujuannya jauh darimu. Makanya kau tidak akan pernah bertemu dengannya, urusannya denganmu sudah berakhir bersama dengan hidupnya."

"Maksudnya?"

"Mau kau berusaha sekeras apa, jika memang kau tidak dipilihnya dia tidak akan datang padamu. Sebaliknya, jika dia memilihmu seperti teman temanmu kemarin maka dia akan datang kepadamu"

"Hoseok, kau merasa harus menolong Juna karena sebelumnya kau merasa sudah menolong arwah temanmu. Padahal sebenarnya tidak seperti itu, pada dasarnya Tuhan lah yang membantu mereka bukan manusia sepertimu. Kelebihanmu untuk melihat mereka tidak menjadikanmu wajib untuk menolong  mereka, itu bukan kuasamu." Tentu Baekhyun mampu berkata seperti ini, perlu diingat dia termasuk golongan yang merasa tinggi derajatnya dari manusia. Tentu dia bisa merasa kesal saat melihat ada manusia yang bersikap seolah dia bisa mengubah apa yang telah diatur padahal itu bukanlah kuasa mereka.

Hoseok terdiam lama setelah mendengar ucapan Baekhyun. Apa yang dikatan Baekhyun benar, yang membuat Hoseok bertekad mencari Juna adalah dia merasa kalau dia harus menolong Juna juga merasa kalau dia bisa melakukan itu. Padahal dia tidak memiliki kemampuan itu, dia hanya terlalu percaya diri.

"Berhenti mengkhawatirkan orang mati, lebih baik kau mengkhawatirkan hidupmu sendiri. Karena yang menolongmu 'nanti' hanya dirimu sendiri bukan orang lain apalagi orang yang sudah mati."

Setelah berkata itu, Baekhyun pun menghilang pergi. Meninggalkan Hoseok sendirian di perjalanan pulangnya. Hoseok tentu memikirkan kata kata Baekhyun tadi dan dia menyadari dirinya terlalu naif.

Kelebihanmu untuk melihat mereka tidak menjadikanmu wajib untuk menolong mereka, itu bukan kuasamu. 

Ya, pikiran Hoseok ini memang berawal dari kemampuannya untuk melihat. Dia menjadi merasa kalau dia wajib membantu mereka yang belum selesai urusannya dengan dunia. Padahal itu bukanlah wajib, melainkan pilihan untuk mencampuri urusan makhluk lain atau tidak.

Tak lama, Hoseok sudah tiba di rumah. Ia memarkirkan motornya dan bergegas masuk ke rumah. Ternyata di pintu sudah ada Yoongi yang menunggunya, sepertinya dia juga baru pulang ke rumah.

"Lama juga kau keluar, sudah puas keliling hari ini?" Tanya Yoongi sambil menepuk pelan bahu Hoseok.

"Iya, sudah" Hoseok membalas sambil tersenyum.

Yoongi juga tersenyum, masih ada yang ingin ia tanyakan namun sepertinya jawabannya sudah didapatkannya. "Aku sudah mengatur agenda berlibur minggu depan, kita akan pergi bersama Bi Hun juga. Kau kosongkan? kau kan pengangguran"

"Berlibur? tumben, dalam rangka apa?" Hoseok bingung.

"Menikmati hiduplah, masa kau mau seumur hidup begitu begitu saja aahh aku sih stress" Yoongi melangkah naik ke atas, ingin segera beristirahat di kamar tercintanya.

Hoseok menatap Yoongi dari belakang dan sedikit memikirkan hal tadi, lalu tersenyum tipis. "Hidup ya... memang harusnya seperti ini. Hidup di kehidupan kita sendiri"

"Tentu saja, bagus kalau kau sudah sadar" Yoongi tersenyum lembut menatap adiknya.

Hidup itu kita lah yang menjalaninya sendiri, bukan orang lain. apapun yang terjadi dikehidupan orang lain, bukanlah urusan kita. Begitupun dengan apa yang terjadi di dalam hidup kita bukanlah urusan orang lain. Tapi, menjadi urusan kita atau tidak, itu tergantung dari keputusan yang kita buat di hidup kita. Ingin ikut campur atau tidak.

Hoseok adalah salah satu dari orang orang yang mengambil keputusan untuk ingin terlibat dengan orang lain, lebih tepatnya urusan orang yang meninggal.

Sepertinya...

Mulai sekarang Hoseok mulai berhenti berusaha mencari keberadaan arwah Juna lagi, yang sebaiknya dia lakukan adalah mendoakan agar Juna dapat beristirahat dengan tenang sekarang dan tidak menderita lagi.

Dan apapun yang dia lakukan semasa hidupnya....

Tidak akan memberatkannya lagi.

"Tapi kalau suatu saat nanti mataku menangkap sosokmu, mungkin saat itu juga aku akan berubah pikiran dan segera menghampirimu Juna..." Hoseok membatin, dengan senyuman tipis menatap ke arah balkon rumahnya.





























Tamat.

5 September 2024.

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang