Mengunjungi

374 82 14
                                    


Tidak perlu waktu lama bagi Namjoon ternyata untuk menunggu Hoseok ingin pergi bersamanya mengunjungi Juna! Hanya perlu satu Minggu!

Asal bersama Yoongi juga—

"Aku menunggu di sini" Yoongi tidak ingin ikut masuk.

"Kenapa?" Tanya Hoseok dan Namjoon bersamaan.

"Malas" Setelah itu dia masuk ke dalam mobil.

Namjoon dan Hoseok saling bertatapan penuh rasa julid. Namjoon pun mendorong kursi roda Hoseok masuk ke dalam. Namjoon sudah mengatur waktu pengunjungan, sekarang menunggu waktunya dipanggil. Tak lama, akhirnya mereka dipanggil masuk.

Hoseok menarik nafas dalam dalam, menyiapkan diri, dia akan bertemu Juna lagi setelah hari itu. Ini agak membuatnya gugup.

Sementara itu, Juna di dalam menunggu siapa yang menjenguknya. Ia duduk menatap lantai sambil berpikir. Walau pastinya yang mengunjunginya itu Namjoon, tapi ia berharap kali ini Namjoon tidak sendirian.

"Tapi mana mungkin juga dia mau..." Juna tersenyum tipis dan merasa tidak usah berharap Hoseok akan datang.

"Halo"

"Eh?!" Baru saja Juna membatin, tiba tiba dia mendengar suara Hoseok. Dan begitu menoleh dia semakin terkejut melihat Hoseok diatas kursi roda. "EEEHHH?"

Juna langsung menghampiri Hoseok dengan khawatir, memeriksanya dari atas ke bawah. "Siapa yang membuatmu begini? Mana orangnya? Akan ku hab—" segera Namjoon menutup mulut sahabatnya itu.

"Kau mau masa tahanan mu bertambah?" Geram Namjoon rasa ingin mematahkan rahang Juna yang kalau bicara seenaknya saja. Hoseok berusaha menahan tawanya melihat ekspresi Namjoon.

Akhirnya mereka duduk tenang, dan mulai bicara. Pertama hanya menanya kabar, kegiatan selama di penjara, kemudian diganti menjadi topik apa yang terjadi pada Hoseok, dan Hoseok menjelaskan semua kejadian diluar nalar yang terjadi panjang lebar, Juna yang menyimak sampai tidak bisa berkata kata. Sepertinya dia salut Hoseok masih bisa hidup.

"Tapi itu betulan?" Juna masih tidak percaya, kisah Hoseok itu seperti di film film horor.

"Iya" Hoseok mengangguk. "Oh iya, apa kau merasa baik baik saja di sini?"

"Ah kau ini, aku kan sudah bilang tadi kalau aku baik baik saja" Juna sedikit salah tingkah, gembira dan bahagia karena akhirnya setelah sekian lama dia bisa mendengar Hoseok menanyakan kabarnya lagi. "Aku baik baik saja~"

"Nada nya santai aja, ga ada tobat tobatnya" Namjoon sudah bersiap melempar Juna dengan sepatunya.

"Maksudnya, apa setelah semua yang terjadi ini kau benar benar baik baik saja?" Hoseok menatap Juna sungguh sungguh.

Juna sampai agak susah untuk berbicara karena menahan perasaan dalam hatinya. Dia mengangkat bahu, "Ya kau sudah tau kan kalau aku.... Bukan pertama kalinya membunuh." Katanya dengan nada yang pelan. "Yang ini apes aja sampai masuk penjara" lanjutnya dengan sedikit tawa.

Hoseok langsung meraih bahu Juna, "Kau tidak bicara jujur" Tekan Hoseok. Juna terdiam beberapa saat menatap Hoseok.

"Tidak, aku tidak merasa baik" Juna menepis tangan Hoseok. "Aku memikirkan ini sejak masuk disini, hukuman ku terlalu sedikit untuk nyawa nyawa yang ku habisi. Apa kalian berdua tidak berpikir begitu juga?"

Hoseok dan Namjoon tidak menjawab, karena mereka sebenarnya juga merasa hukuman itu mungkin tidak adil bagi keluarga korban.

"Harusnya aku dijatuhi hukuman seumur hidup atau hukuman mati yang paling pantas" Sambung Juna.

Seketika mereka berdua panik karena maksud mereka juga tidak sampai ke sana.

Juna meremas rambutnya, merasa sangat frustasi dan penuh rasa bersalah. "Aku bahkan berharap hari itu Arjuna langsung menghajar ku, tapi dia tidak melakukannya. Bahkan pamanku juga. Setiap hari aku hanya berpikir apa cara yang bisa ku lakukan agar bisa mati—"

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang