K

1K 152 6
                                    


Sudah mau Ramadhan.
Author mau maap maapan.
Mohon maaf lahir dan batin semua🌸

Dan jangan lupa Maafkan bila ada salah penulisan atau typo yang bertebaran.























"Satu...Dua...Ya begitu! "

"Baiklah!"

Tubuh kecil itu menari,Mengikuti irama musik yang terputar. Jimin sibuk melatih mereka semua,anak anak yang biasa datang untuk menari. Sebenarnya ia diusir dari apartemen Hoseok oleh pemiliknya sendiri. Kata Hoseok,dia pusing mendengar Juna dan Jimin terus berkelahi masalah kecil. Akhirnya,mereka berdua diusir dan hanya menyisakan Jungkook disana.

"Lakukan lebih santai,Seperti ini--Akh!" Jimin yang tadinya ingin mengajari langsung terjatuh kelantai tanpa pertahanan sedikitpun. Kepalanya tiba tiba pusing seperti baru saja dihantam keras,Bahkan berputar putar. "Aaarghh!"

"Kak Jim!? Kak Jim kenapa?!" Anak anak tadi berhamburan menghampiri Jimin.

"Kak Jim!"

"Bangun!"

"Kaaaak!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hey Jimin. Bangun"

Jimin membuka matanya perlahan,Suara orang yang memanggil namanya terulang ulang terus. Membuatnya penasaran siapa yang terus memanggilnya.

"Sudah bangun? Bagaimana perasaanmu?" Tanya Wanita berjas putih yang sedang berdiri menatap Jimin dengan manis disamping ranjang.

Jimin tidak membalas,ia menatap sekeliling ruangan. Rumah Sakit. Ia bisa tau itu walaupun pandangannya kabur,Jimin ingin membalas tapi sulit bersuara.

"Tidak usah dipaksa,Kondisimu belum stabil. Sayang" Kata Wanita itu lagi dengan senyumannya,Tangannya bergerak mengelus rambut Jimin. "Ibu bukannya sudah bilang...Berhentilah menari..." Wanita ini,Ibu dari Jimin. Seorang Dokter sekaligus Ibu yang selalu menangani Jimin dikondisi seperti sekarang,walaupun Jimin selalu melanggar perintahnya. Ia tak pernah marah.

"I...bu...." Lirih Jimin dengan susah payah,Kemudian air matanya mengalir deras bersama isakannya. "Ma..maaf.."

"Maaf kenapa hm?" Tanya sang Ibunda yang ikut menangis ,ia meraih tangan Jimin dan menciumnya lama.

"Maaf....maaf..." Kata Jimin berulang dan masih menangis.

"Sudah. Kamu laki laki loh,kenapa menagisnya keras begini kayak bayi?"

"Oh!...Ma..Maaf!" Jimin segera berhenti dan menghapus air matanya.

"Dari tadi minta maaf terus" Ibu Jimin tersenyum.

"Habisnya...Aku melanggar lagi..." Jimin tertunduk.

"Bukannya selalu?" Kemudian Ibu Jimin tertawa,Membuat sang anak tertunduk malu. "Kalau menyesal yah jangan diulangi lagi"

"Baiklah...akan kucoba..." Jimin mendongak dan tersenyum. Tapi ekspresi sang Ibunda nampak sangat sedih dan masih menangis. "Ibu kenapa?"

"Tidak....Ibu...hanya ingin memberitahu sesuatu..." Ibu Jimin meraih kedua tangan Jimin,menggenggamnya erat. "Dulu kau bilangkan,jangan pernah membohongimu soal kondisi tubuh mu?"

Jimin mengangguk.

Ibunda Jimin mengela nafas ringan. "Haah.....Jim. Ibu rasanya juga berat mengatakannya,tapi kau selalu menyemangati ibu untuk tegar menghadapi semua kenyataan. Jujur,Kondisimu menurun.

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang