Tempat Yang Indah [2]

256 86 7
                                    

Hari demi hari berlalu, Hoseok sudah terbiasa dengan tempat ini. Tidur di malam hari dan bangun di pagi hari, semua terjadi di antara hutan dan Padang rumput ini secara terus menerus.

Hari menjelang sore, Hoseok bermain kejar kejaran dengan beberapa anak anak. Lari ke sana kemari dengan ceria seperti anak kecil. Sementara itu, perempuan putih (sebutan dari Hoseok) terus mengawasi Hoseok tanpa memalingkan pandangan sama sekali. Setelah beberapa hari berlalu semenjak ia membawa Hoseok kemari, ia semakin khawatir dengan keadaan Hoseok. Tak jarang dia menunjukkan rasa khawatirnya walau Hoseok tidak menyadarinya.

"Huaaah! Lelah sekali!" Hoseok merebahkan diri di atas rumput, menatap langit sambil mengatur nafasnya.

Hoseok terlihat mulai terbiasa dan nyaman tinggal disini. Dan inilah, yang membuat perempuan putih gelisah. "Belum ada satu pun dari mereka yang sampai ke tempat ini..... Padahal aku yakin beberapa diantara mereka itu kuat" Batin perempuan putih, menatap Hoseok yang berbaring di atas rumput. "Apalagi saudaranya..."

"Putih, Apa aku sudah mati?" Perempuan putih sedikit membelalak, terkejut mendengar pertanyaan Hoseok.

"Belum"

"Tapi aku sudah lama sekali disini" keluh Hoseok.

"Apa kau ingin hidup lagi?"

"Tentu saja! Mungkin ada yang menungguku kembali, kasihan yang menungguku"

Perempuan itu tersenyum tipis, lega mengetahui Hoseok masih mempunyai tekad hidup.

"Mau ku beritahu sesuatu tentang dirimu?"

Hoseok melirik, "Mau"

"Kau punya saudara. Dan saudara mu itu hebat, dia sudah menyelamatkan mu dari bahaya"

Hoseok termenung. Lumayan lama.

"Belum lahir"

Perempuan putih mengernyit.

Hoseok duduk, memegangi kepalanya. "Saudaraku belum lahir, dan dia tidak pernah lahir" katanya dengan nada bergetar.

"Hei, tenangkan dirimu" Perempuan putih ingin menyentuh pundak Hoseok agar dia tenang, tapi Hoseok langsung menepisnya.

"Ada kereta.... Kereta yang cepat...."

"Mobil... Iya... Mobilku tidak berhenti"

Hoseok meremas rambutnya, "Saudara siapa yang kau bicarakan?! Haha....HAHAHHAHA!!" Hoseok tertawa dengan air mata yang mengalir, dia menarik perempuan putih dan mencengkram kedua bahunya.

"KELUARGAKU ITU SUDAH MATI!"

Plak!

Tanpa ragu tamparan tangan perempuan putih mendarat di pipi kanan Hoseok, kemudian mendorong Hoseok.

Hoseok memegangi pipinya, lalu menangis. Menangis sejadinya. "Kereta itu membunuh mereka" kata Hoseok di tengah tangisnya.

Semua rasa sedih karena kehilangan keluarganya dalam satu kejadian yang sama membuat Hoseok tidak bisa berekspresi apapun bahkan untuk menangis. Dari dulu dia berusaha untuk tidak terlalu bersedih dan menahan diri. Tapi kali ini, semua yang ia tahan meledak, membuat dadanya sesak, menangis tak berhenti.

Dengan tangan gemetar, perempuan putih menarik Hoseok dalam pelukannya. Mengusap rambutnya lembut dan penuh kasih sayang, memeluknya erat dan hangat. Seakan dia ingin memindahkan semua kesedihan Hoseok padanya. Hoseok membalas pelukan itu, kembali menangis.

Ia belum mengingat apapun yang lain kecuali kecelakaan yang menimpa keluarganya, ingatannya masih sampai disitu. Membuat Hoseok merasa tidak mempunyai tujuan untuk kembali hidup karena ia tidak punya siapa siapa lagi.

Perlahan, suara tangisan Hoseok tidak terdengar lagi. Perempuan putih mengeceknya, ternyata dia sudah tidur. Perlahan dia membaringkan Hoseok di atas rumput, dan kembali mengusap rambutnya.

Tentu perempuan putih sangat terkejut melihat Hoseok yang tiba tiba meledakkan emosinya, padahal jika dilihat ingatan yang ia ingat itu bisa dibilang hanya sebagian. Ataukah sebenarnya ingatan itu adalah yang paling menyakitkan dan tidak ingin dia ingat sama sekali.

"Tidurlah.... Kuharap kau tidak sedih lagi saat bangun nanti"













____


💌 :
Halo semua, maaf baru balik lagi.
Akhir akhir ini saya sangat merasa tertekan dengan lingkungan dan ribut sama isi kepala sendiri. Baru bisa kembali sekarang, maaf karena tiba tiba stop updatenya.

Sangat diusahakan setelah ini update kembali lancar mendekati ending. Terima kasih! Dan maaf karena membuat kecewa karena menunggu lama.

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang