V

832 155 4
                                    


Maapkeun bila ada typo pang lewat.





















Jungkook memilih mengantar Hoseok di sore hari,saat acara pemakaman selesai. Untuk menghindari Keramaian.

Hoseok menangis hebat,memeluki Nisan Jimin. Tangan kanannya masih setia memegangi surat terakhir Jimin. "Bang....." Jungkook mengelus punggung Hoseok,mencoba menenangkannya. Tapi Hoseok sama sekali tidak mendengarnya,ia terus menangis memanggil Jimin. Jangan lupa,Hoseok datang dengan mata ditutupi perban. Karena Juna meminta itu saat Jungkook memberitahunya bahwa ia dan Hoseok ingin ke pemakaman.

"Jungkook! Hoseok!" Juna datang sambil berlari bersama Namjoon,wait. Kenapa ada Namjoon?

Juna berjongkok di Sebelah makam Jimin,Menatap Nisan Jimin dengan sendu. Tak menyangka,bahwa Jimin pergi begitu saja tanpa memberitahu siapapun. Namjoon ikut berjongkok di sebelah Juna,terlebih dahulu membacakan al fatihah untuk Jimin.
Baru saja Namjoon bilang amin, tiba tiba Hoseok menegapkan duduknya dan menarik perban yang menutupi matanya paksa.

Juna otomatis ingin menghalanginya,tapi Namjoon menahannya. "Tenang,Di pemakaman tidak ada Hantu" Bisik Namjoon sambil menahan lengan Juna.

Hoseok membuka matanya lebar lebar, "JIMIN AKU TAHU KAU DI SINI KAN?! PERLIHATKAN SAJA DIRIMU! AKU BISA MELIHATMU!"

"JIMIN AKU BISA MELIHATMU,KAU TAHUKAN!?" Hoseok berdiri menoleh ke sana ke mari,mencoba mencari sosok Jimin yang ia lihat tadi pagi.

"JIMIN!" panggilnya lagi.

Jungkook Berdiri Memeluk Hoseok Erat sambil menangis,sampai Hoseok sedikit tenang dan memilih untuk kembali menangis. Juna menghampiri Hoseok yang berada di pelukan Jungkook,"Pulang? " Tanya Juna. Tapi yang di tanya tidak menjawab dan masih menangis.

Namjoon menatap Hoseok,ia paham bahwa Hoseok ingin melihat Jimin lagi. Bisa ia tebak bahwa Jimin sudah menunjukkan Dirinya sebelumnya. Namjoon berdiri dan membenarkan jasnya. "Berhenti menangis dan ikut ke rumahku" Namjoon kepada Hoseok.

Juna dan Jungkook menoleh kebingungan,sementara Hoseok melepas pelukannya dan ikut dalam sesi tatap menatap Namjoon.

"Kau mau bertemu Jimin kan?"




•••



Cklak.

"Turun" Perintah Namjoon saat membuka pintu Mobilnya untuk Hoseok.

Hoseok turun dengan tegang tegang,masalahnya matanya tidak tertutup. Itu semua karena Namjoon bilang tidak usah pakai Penutup mata,tapi kan sekarang Hoseok rasanya ingin mati gara gara itu. Akhirnya ia memutuskan menutup matanya rapat rapat.

"Kau kenapa sih?" Tanya Namjoon.

"Aku tidak yakin jika tidak menutup mata..." Cicit Hoseok.

"Di rumahku tidak ada yang aneh aneh,ayo ikut aku masuk" Namjoon berjalan ke depan tanpa beban.

"Aku paham kau ini masih pemula,maka dari itu akan ku jelaskan beberapa hal di dalam. Mungkin akan panjang,mau sekalian meginap tidak?" Namjoon terus berbicara bahkan saat ia sampai di depan pintu rumahnya, "Ucapkan salam dulu--Hei kau di mana?!" Namjoon terbelalak saat sadar bahwa di sebelahnya tidak ada siapa siapa.

"Joon....ini yang....kau bilang tidak....aneh aneh...?" Lirih Hoseok ketakutan,ia masih berada di sebelah mobil Namjoon. Dan....sedang dihadang sesuatu yang besar. Hoseok ingin pingsan saja :').

"Astaga,Kyu! Yang sopan sama tamu!" Teriak Namjoon,mengusir makhluk yang mirip rubah namun dalam ukuran lebih besarnya itu dari hadapan Hoseok. "Tenang,Tidak usah pingsan"

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang