Juna dan Juna

725 129 3
                                    

Hening. Juna tidak menjawab pertanyaan orang itu sama sekali,melainkan hanya diam dan menatapnya.

"Haha. Tidak~ tidak~" Orang itu tertawa kecil,berjalan mendekati meja Juna. Duduk dihadapannya dengan bertopang dagu. "Lagipula selain mengambil nama,kau juga mengambil posisinya kan?"

Juna masih diam.

Sebelah tangan orang itu meraih papan nama di meja Juna,mengambilnya dan menatapnya. "Juna Srijaya"

Tiba tiba ia tertawa dengan lantang. "Juna Srijaya apanya?"

"Letakkan itu kembali" Perintah Juna.

Orang itu menatap Juna dengan tersenyum miring, "harus?" tanyanya dengan nada mengejek.

"Aku bilang letakkan itu" Juna meninggikan suaranya.

Orang itu hanya membalas dengan ekspresi pura pura terkejut. "Oh astaga,aku takut sekali" katanya dengan sebelah tangan menutupi mulutnya. Meski begitu,ia sama sekali tidak takut. Bahkan tidak meletakkan papan nama tersebut kembali pada tempatnya.

"Berikan" Dengan dingin Juna langsung merampas papan nama itu dari tangannya. Mengembalikannya ke tempat semula.

"O-oh astaga?" Kejut orang itu,namun ekspresinya menahan tawa. "Juna Srijaya,terkenal 'ramah' namun juga kejam. Ternyata benar ya"

Juna bersandar pada kursinya. Menatap orang itu lagi dan belum menangkap maksud dari kata katanya.

"Aaiisshh,Tiba tiba aku teringat kasus penodongan terhadap seorang youtuber itu. Apa kau pernah dengar?" Desisnya. "Siapa namanya ya? Ah! Jungkook Suradisastra!"

"Mendengar beritanya bahwa ia ditusuk orang yang tidak dikenal,membuatku takut berkeliaran. Bisa jadi pelakunya ada masih mengintai" Orang itu menatap Juna dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Atau mungkin,orang yang memerintahkan pelakunya sekarang ada di hadapanku?"

Juna terhenyak. "Apa maksudmu?" Berusaha tidak memasang ekspresi apapun.

"Dalang dari penyerangan itu kau kan,Juna Srijaya" Ucapnya datar.

"Kau tidak bisa sembarang menuduh--!"

"Aku tidak menuduh. Ini fakta" Potongnya. Ia berdiri,berjalan memutari meja Juna. Kemudian berhenti disebelah kiri Juna. "Pelakunya belum ditemukan,pasti karena dilindungi orang yang kuat. Apalagi pelakunya hanya suruhan"

"Hentikan omong kosongmu" Geram Juna.

"Omong kosong apa?" Orang itu tersenyum sinis. Ia memutar kursi Juna agar menghadap padanya,kemudian menatap Juna dengan pandangan serius. "Apa kau tidak bingung kenapa aku yang tinggal begitu jauh dari sini bisa mengetahui berita apa yang terjadi disini?"

Juna menatap, "Kau mempunyai seorang informan disini kan?"

Orang itu bertepuk tangan,senang dengan jawaban Juna. "Benar,kau tahu itu!" Sesaat kemudian ia menggebrak meja dengan tatapan tajamnya. "Jadi kenapa kau menolak fakta tadi?"

"Hentikan ini semua,pergi dari sini" Juna mendorong orang itu,ia berdiri merapikan kemejanya.

"Hei" Orang itu menarik kerah kemeja Juna. "Apa menyenangkan membunuh orang?"

Juna menepis segera tangan orang itu. "Kau keterlaluan sekali!"

"AKU TANYA APA MENYENANGKAN MEMBUNUH ORANG?" Teriaknya.

"Kau tidak tau alasanku,jadi diamlah" Juna.

Orang tertawa,mengacak rambutnya. "Alasan apa yang dibicarakan bajingan ini" ucapnya kesal. "Apapun alasanmu tidak bisa kau jadikan untuk membunuh orang"

EYE | Jhs. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang