(Belum di revisi)
Apa yang kalian pikirkan tentang Rumah
sakit jiwa mungkin kalian pikir itu adalah tempat penampungan orang gila? Iya itu benar aku gak nyalahin kok pemikiran kalian tentang rumah sakit jiwa tapi gak semua orang yang ada di rumah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAAF JiKA MASIH BANYAK TYPO YANG BERTEBARAN AUTHOR AKAN MEMPERBAIKI NYA JIKA SUDAH FINISH ATAU END⚠️
》》》》》》》》《《《《《《《《《
Suara bel pintu membuat fokus Natta teralihkan dari televisi, Natta bangkit dan berlari kecil ke arah pintu.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam" sahut Natta.
"Masuk" Natta mempersilahkan Tasya untuk masuk ke dalam rumah nya.
Untuk para tamu yang biasa datang seperti teman teman Raska dan Natta sudah di izin kan berkunjung dan masuk ke dalam kawasan rumah oleh Raska, tapi untuk tamu asing mereka harus mendapatkan izin dari Raska untuk bisa masuk ke dalam.
"Lo bawa kan" Natta takut Tasya lupa dengan pesanan nya.
"Bawa kok tenang aja"
"Tada.." Tasya mengeluarkan isi dari paperbag kecil yang ia bawa.
"Lo mau cek sekarang?" Tanya Tasya.
"Tapi gue takut" jujur saja Natta takut hasil nya mengecewakan.
"Emang bisa ya istri nya yang hamil suami nya yang muntah muntah" tanya Natta.
"Mana gue tau lo pikir gue dokter kandungan apa" balas Tasya sinis.
"Ya udah sana cek, gak usah takut" suruh Tasya, gadis itu menyeret Tangan Natta untuk segera ke kamar mandi.
"Nanti aja kali ya"
"Sekarang Natta, gue juga gak sabar"
"Gimana kalo hasil nya negatif" ucap Natta.
"Ya tinggal bikin lagi apa susah nya sih"
"Udah sana masuk" Tasya mendorong pelan bahu Natta untuk masuk ke dalam kamar mandi.
Natta menghembuskan nafas nya pelan, jantung nya berdegup kencang. Berdiam sebentar di depan wastafel untuk meyakinkan diri nya.
Tasya menunggu Natta di depan pintu kamar mandi dengan perasaan yang gelisah. " Natta udah belom"
"Belum dikit lagi"
Tangan Natta sedikit bergetar saat ingin membalik alat test kehamilan yang tadi sengaja ia tutupi. Nafas Natta tercekat saat melihat hasil nya.
Alat itu menunjukan garis dua berwarna merah, yang arti nya ada kehidupan lain di dalam diri nya. Satu tetes air mata jatuh, bukan karena menyesal diri nya tengah hamil muda, tapi karena Natta tidak menyangka tuhan secepat ini mempercayai diri nya dan Raska dengan menghadirkan anak di tengah tengah mereka.
Natta menutup mulut nya dengan tangan nya sendiri, kedua alat test kehamilan yang di bawa Tasya menunjukan hasil yang sama.
Dengan gerakan perlahan tangan Natta membuka pintu kamar mandi. "Gimana hasil nya" tanya Tasya.