(Belum di revisi)
Apa yang kalian pikirkan tentang Rumah
sakit jiwa mungkin kalian pikir itu adalah tempat penampungan orang gila? Iya itu benar aku gak nyalahin kok pemikiran kalian tentang rumah sakit jiwa tapi gak semua orang yang ada di rumah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAAF JiKA MASIH BANYAK TYPO YANG BERTEBARAN AUTHOR AKAN MEMPERBAIKI NYA JIKA SUDAH FINISH ATAU END⚠️
》》》》》》》》《《《《《《《《《
Hari ini adalah hari ke empat Natta dan Raska berada di Belanda. Sore ini Natta dan Raska akan pergi ke Kanal yang ada di kota ini, wisata yang menawarkan pengalaman berkeliling kota menggunkan perahu. Menarik perhatian Natta.
Raska dan Natta sudah sampai, mereka sedang menunggu giliran untuk menaiki perahu, ini pertama kali nya bagi Natta menaiki perahu jadi ia merasa sedikit gugup.
Giliran mereka tiba, Raska lebih dulu naik setelah itu Natta di bantu Raska untuk menaiki perahu mereka duduk dengan Natta berada di depan dan Raska di belakang dan satu orang lagi yang membantu perahu ini berjalan ada di depan Natta.
Suasana sore sangat pas untuk pergi ke Kanal dan naik perahu, lampu lampu sudah mulai di hidupkan karena malam sebentar lagi akan datang. Mungkin jika di indonesia ini adalah waktu magrib.
Natta senang sekali berada di negara ini ingin rasa nya ia pindah rumah ke sini tapi kasian Rania nanti sendirian di sana.
"Kamu udah nyiapin nama buat anak kita kan"
"Udah dong" Raska memeluk Natta dari belakang dan menaruh dagu nya di pundak wanita itu.
"Siapa?" Tanya Natta, soal nama ia tidak tahu sama sekali karena Raska yang akan mencarikan nya dan Natta belum di beri tahu sampai saat ini.
"Nanti aja kalo anak kita udah lahir aku kasih tau sama kamu" Raska tersenyum membayangkan sebentar lagi buah hati nya akan segera hadir di dunia ini melengkapi keluarga kecil nya.
"Tapi aku mau tau sekarang" Natta menatap Raska.
"Nanti aja ya"
"Ya udah iya" Natta cemberut padahal ia ingin segera tau.
"Janji ya jangan pernah tinggalin aku" Raska menggenggam tangan Natta.
Natta terdiam, dari pagi perasaan nya gelisah seperti akan terjadi sesuatu tapi ia terus saja menyangkal nya dan berusaha untuk tidak memikirkan nya.
Natta menatap Raska, kenapa suami nya ini terlihat sangat tampan padahal Natta sudah lama melihat Raska dan ia baru menyadari jika suami nya setampan ini.
Natta tersenyum. "Iya aku janji" ada perasaan yang menjanggal di hati nya.
Mereka berdua kembali terdiam, Natta memandang kota ini dengan takjub bener benar indah, Raska ikut memandang bangunan tinggi dan orang orang yang berlalu lalang di sini sekali kali ia mengecup puncak kepala istri nya.
Natta merasa suasana seperti ini sangat lah romantis, duduk di atas perahu dengan suami yang memeluk nya dari belakang memandang bersama keindahan kota ini.
Natta beruntung mendapatkan Raska sebagai suami nya, kaya, tampan di tambah Raska cinta mati pada nya lengkap sudah kehidupan Natta.
Mereka berdua turun dari perahu, karena waktu nya sudah selesai.