Setelah lebih tenang dan memakan habis pesanan mereka sebelumnya. Calandra mengajak Arga untuk segera pergi dari cafe ini.
Dirinya lelah.
"Kita pulang."
Pemuda itu terdiam seraya menatap manik gadis itu. Dia tidak mengantuk. Lalu dirinya mengedarkan berbagai ke sudut cafe.
"Pantas saja."
Pemuda itu dengan lancang menarik gadis itu ke atas pangkuannya.
"ARGAA!!!.
" Refleks Calandra berteriak.Pemuda itu seolah-olah tidak menggubrisnya, dirinya menatap wajah gadis di hadapannya yang seolah menahan tangisnya.
"Dia aja enggak perduli, kenapa lo malah nangis?" Tanya Arga seraya menatap kearah gadis itu yang masih menundukkan kepalanya.
"Diem aja lo, kalo enggak gue habisin lo di sini." Ujar Arga.
Gadis itu membelalakkan matanya tak percaya.
Dan apakah pemuda itu akan membunuhnya kalau dirinya diam saja. Begitu?
"Arga nakal." Ujar Calandra.
Pemuda itu tersenyum tipis, seraya mengusak pucuk kepala gadis itu pelan.
"Lo nangis, gue tebas beneran leher lo. Habis itu gue congkel mata lo, gue cincang daging lo, gue kasih buaya gue yang kelaparan." Ujar Arga.
Gadis itu membelalakkan matanya menatap kearah Arga sinis.
"Arga punya buaya?" Tanya Calandra seraya menaikkan sebelah alisnya.
Pemuda itu tersenyum tipis lalu mengangguk pelan dengan santai nya.
"Jangan ya? Cala belum ketemu Dede bayi lagi, Arga... temenin Cala ketemu Dede yuk..." Rengek Calandra.
Pemuda itu di buat gemas karenanya.
"Hah apa? bikin bayi? Ini masih pagi, baru pagi malahan. Nanti malam aja ya, Cala di ba__" belum selesai Arga berucap Calandra sudah melayangkan cubitan pada pinggang Arga berkali-kali.
"Iiihh, gedek gue sama lo. Gue tebas juga leher lo pakai samurai!!! Ayo Ga!! buruan nanti Dede bayinya keburu bobo lagi!!" Kesal Calandra.
Pemuda itu nampak terkekeh pelan.
"Ini sakit pinggang gue. Kita makan dulu, nanti ketemu Dede bayi." Ujar Arga.
Di salah satu meja yang berada tak jauh dari tempat keduanya.
Ada seseorang yang menatap kebersamaan mereka.
"Kenapa hati gue sakit, gue enggak berhak atas Cala. Kita hanya sahabat."
Annanta yang sibuk memperhatikan Bisma yang sedari tadi menatap kearah Arga dan Calandra.
Dirinya tahu, Bisma cemburu.
Tapi apakah Bisma juga tahu, jika dirinya juga cemburu saat ini?.
*-*-*-*-*-*
Mobil Arga terparkir sempurna di depan gerbang rumah milik Guntur dan istri barunya.
Sebenarnya dirinya malas bertemu dengan pak tua itu. Tapi gadisnya ingin bertemu dengan adik kecilnya.
"Cala yakin mau ketemu Dede bayi?" Tanya Arga seraya menatap gadis itu.
Gadis itu mengangguk pelan.
Pemuda itu menghela nafasnya pelan. Jujur saja dirinya takut Guntur akan mengatai gadisnya lagi.
Atau bahkan menyakitinya, seperti saat di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANDRA (Slow UPDATE)
Teen FictionGadis murung nyaris tanpa senyuman. Selalu bersembunyi di balik rambut panjang yang ia gerai dan menutupi sebagian wajahnya. Sifat pendiam nya, membuatnya tidak memiliki banyak teman. Bahkan, hanya satu sahabat. BISMA MAHENDRA. Gadis yang selalu men...