~apa masih ada harapan lagi?~
*-*-*-*-*-*-*
Hari ini kebahagian itu akan hadir kembali.
Meskipun tidak menutup kemungkinan akan sebuah luka yang akan kembali datang menemani.
Takdir keduanya untuk bertemu.
Gadis itu menatap kearah Arga dengan tatapan mata yang sulit untuk di artikan.
Banyak hal yang mengganjal di dalam benak gadis itu.
Di detik berikutnya, tangan nya di genggam oleh Arga.
"Jangan khawatir, Arga di sini. Cala mau apa?." Tanya Arga.
Gadis itu menggeleng pelan.
"Ekhm, Arga mau ngomong sesuatu sama Cala." Ujar Arga dirinya seolah-olah meminta izin kepada gadis itu.
"Ngomong aja, di pendam enggak enak tahu." Ujar Calandra.
Gadis itu menatap kearah Arga dengan senyuman tipis di wajahnya.
"Stadium dua, apa Arga masih bisa jaga Cala?."
Hal itu memenuhi otak nya
"Kalau sakit jangan di pendam." Ujar Calandra pelan, lalu gadis itu nampak bangkit dari duduknya dan duduk di atas pangkuan Arga.
"Maaf lancang, Cala tahu, Arga enggak baik-baik aja. Mau peluk?." Tanya Calandra.
Pemuda itu lantas berhambur kedalam pelukan gadis itu.
Gadis itu mengelus punggung Arga pelan.
"Setan jelek kenapa?, Cala salah ya?. Cala pergi aja, apa gimana?." Tanya Calandra.
Gadis itu tidak tahu kenapa Arga bisa se emosional ini.
"Sekali saja, setelah itu terserah. Kamu bebas." Ujar Arga seraya membenamkan wajahnya pada ceruk leher gadis itu.
Mendengar pernyataan Arga barusan, gadis itu terdiam.
Apa yang sebenarnya terjadi?.
Arga selalu mengatakan jangan kabur, jika tengah bersama dirinya.
Atau main.
Gadis itu tersenyum tipis.
"Ga, main yuk, Cala kangen, Arga bawa belati kan?" Tanya Calandra.
Pemuda itu menjauhkan wajahnya dari leher gadis itu.
"Enggak mau." Ujar Arga manja.
Gadis itu tersenyum tipis.
"Daddy nya Cimot kenapa sih? ada masalah?" Tanya Calandra.
Pemuda itu tersenyum tipis lalu menggigit bibir bawahnya.
"Ini ngapain lagi?, enggak boleh nakal, boleh sayat, jangan jilat, boleh ceriwis asal jangan diam terus, boleh minta apa aja asal jangan aneh-aneh." Final Calandra.
"Beneran? enggak nyesel?" Tanya Arga.
Gadis itu menggeleng pelan.
"Ragu? iya, tapi yang penting Arga senyum." Terang Calandra.
Arga menghela nafasnya pelan.
"Pergi." Ujar Arga.
Seolah olah paham, akan pernyataan barusan. Gadis itu bangkit dari posisinya.
Lalu menatap kearah lain.
"Gue enggak mau lo terluka. Jangan datang lagi, anggap kita enggak pernah ketemu. Gue sama Lea udah tunangan, sorry gue khianatin lo. Sekarang lo bebas. Gue pamit." Ujar Arga lalu dirinya bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANDRA (Slow UPDATE)
Teen FictionGadis murung nyaris tanpa senyuman. Selalu bersembunyi di balik rambut panjang yang ia gerai dan menutupi sebagian wajahnya. Sifat pendiam nya, membuatnya tidak memiliki banyak teman. Bahkan, hanya satu sahabat. BISMA MAHENDRA. Gadis yang selalu men...