Lentera 1

273 23 1
                                    

Di hari yang berbeda.

Namun dengan perasaan yang hampir sama.

Gadis itu termenung dalam pikirannya sendiri.

"Apa Cala masih bisa bertahan?."

Berada di dekat Arga haruskah dirinya merasa bahagia?.

Atau mungkin sebaliknya?.

"Bisma, Cala kangen Bisma. Kenapa Bisma jauhin Cala. Sebenarnya Cala salah apa?." Tanya Calandra pada dirinya sendiri.

Jujur saja, kini terlihat jelas jarak diantara keduanya.

Yang dulu sedekat jari telunjuk dan jari tengah, kini sejauh ibu jari dan kelingking.

Seperti biasa, seorang Arga Raqenza datang tanpa di undang.

"Kebo cantiknya Arga. Main yuk, udah lama enggak main. Arga bawa belatinya, janji enggak banyak banyak. Dan satu hal lagi, belati ini Arga baru beli Minggu lalu. Belum sempat di pake, tapi udah Arga bersihin duluan, tenang jadi higienis. Ayo jangan lama-lama, siniin tangannya kebo cantiknya Arga." Ujar Arga.

Calandra tersenyum tipis, lalu berjalan mendekati Arga.

Melirik kearah belati yang ada di genggaman Arga.

"Di leher ya, gue mohon. Jangan di tangan terus, eh btw, sekalian Cala juga mau pegang belatinya. Enggak papa kan Ga?." Tanya Calandra akhirnya.

Arga tersenyum tipis lalu mengusak pucuk kepala gadis itu pelan.

"Jangan sedih terus. Nanti cantiknya tambah ilang, tinggal jelek nya. Cala tahu enggak kalau Cala jelek kayak apa?." Tanya Arga.

Calandra menggeleng pelan.

Arga terkekeh kecil.

"Jelek banget kayak monyet, tapi monyet cantik nya Arga hihihi." Ujar Arga seraya mencubit pipi Calandra gemas.

Calandra berusaha menyembunyikan guratan merah di pipinya.

Arga memiliki sifat posesif yang sedikit berbeda menurut nya.

Sepertinya slogan ini cocok untuk Arga.

'Senggol Bacok'

"Hahaha baper ya?. Iyalah, Arga selalu membuat gadisnya bahagia. Eummm, Cala lapar enggak?." Tanya Arga.

Gadis itu menggeleng pelan.

"Padahal Arga pengin ngajak Cala keluar cari makan. Ke warung pecel lele, apa warteg gitu, makan bakso atau apalah, Arga pengin jalan sama Cala." Ujar Arga.

Gadis itu terdiam seraya menatap kearah Arga.

"Kalau ajak dating  nya agak berkelas dikit kek. Ke mall apa ke restoran atau cafe. Lah, ini ke warteg, warung pecel lele. Arga susah di ajak romantis jadi makhluk!!." Kesal Calandra.

Arga terkekeh kecil di buatnya.

"Mau kesana?, eum lain kali aja ya. Pengin ke warung-warung pecel lele, nanti Cala boleh minta yang lain. Janji deh, enggak bohong." Ujar Arga.

Di detik berlalu Calandra nampak mendengus sebal.

Arga semakin gemas di buatnya.

"Iiihh, pengin Arga gigit pipinya yang mulai gembul. Lo jangan ngambek. Iya kita ke cafe, kasihan banget sih. Kapan-kapan Arga buatin Cafe buat Cala ya?. Buat cantiknya Arga, namanya Call in my Dreams."  Ujar Arga.

Gadis itu tersenyum tipis.

"Cala buatin Arga istana kecil di hati Cala, Cala mau Arga jadi raja disana, sebagai pemilik tahta tertinggi. Meskipun tidak sempurna, tapi Arga adalah raja di hati Cala. Karena apapun yang terjadi, Arga milik Cala, begitu pula sebaliknya. My Lion King." Ujar Calandra.

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang