Padam 01

85 9 0
                                    

~memahami mu itu sulit, dan aku menyerah~

*-*-*-*-*-*

Pagi ini langit nampaknya enggan memperlihatkan sang mentari.

Yang terlihat hanyalah awan yang mendung, apa mungkin langit pun paham akan perasaannya saat ini?.

"Harusnya Cala enggak pulang lagi kesini. Nanti pulang sekolah Cala langsung beres-beres habis itu Cala mau cari kost aja. Cala enggak akan ganggu Arga lagi." Ujar Calandra seraya merapikan rambutnya.

Setelah selesai, gadis itu mengambil tas nya di atas ranjang lalu berjalan keluar dari kamarnya.

Langkah pelan, hari ini benar-benar terasa begitu berbeda.

Saat hendak menitih tangga, ada sesuatu yang menggeliat di sekitar kakinya.

Gadis itu menundukkan kepalanya.

Dibawah ada Cimot yang menggesekkan kepalanya pada kaki gadis itu. Seolah-olah mengatakan jangan pergi.

"Iih anak nya Buna, sayang Buna mau sekolah. Cimot di rumah aja, makan, bobo, mainan. Oh iya, Buna mau pamit sekalian, Cimot jangan nakal ya sama Daddy Arga." Ujar Calandra seraya mengangkat tubuh kucing itu.

"Sehat-sehat ya, kapan-kapan Buna datang lagi. Kalau Cimot ikut Buna, nanti enggak makan enak. Yang ada Cimot kurang gizi, kan kasihan anak Buna enggak ke urus. Kalau sama Daddy Arga pasti di urus. Sekarang Cimot turun ya, Buna mau pergi. Ingat jangan nakal." Ujar Calandra lalu membelai punggung kucing itu pelan lalu menurunkan nya, setelah itu ia menitih tangga menuju lantai dasar.

Tanpa ia sadari, ternyata si Cimot mengikutinya dari belakang.

Seolah-olah mengerti bahwa tuan nya akan pergi.

Gadis itu menahan air matanya yang masih ingin mengalir, semuanya terasa menyakitkan.

Namun jika tetap bertahan, maka akan lebih menyakitkan.

Bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk Arga juga.

Terlebih lagi Arga baru saja hampir pulih pasca operasi, dan proses pemulihan nya sangat penting dari apapun.

"Kalau Cala kelamaan di sini, nanti Arga? marah-marah terus, enggak sembuh-sembuh kan enggak enak. Maaf ya, Cala ngrepotin Arga terus." Gumam Calandra pelan seraya menyeka air matanya yang tiba-tiba menetes.

Menyakitkan?, Iya ini sakit.

Namun harus ia tahan, semua masalah ini juga berasal darinya.

Setelah sampai di pelataran rumah Arga, gadis itu terhenti sejenak.

Mengingat saat pertama kali dirinya datang ke tempat ini.

"Makasih Ga, setidaknya saat ini Cala masih bisa bernafas sampai sekarang. Sampai sejauh ini, dulu kita jauh lalu begitu dekat, dan sekarang kembali asing. Cala sadar, kita enggak akan pernah bisa sama-sama. Kita berbeda."  Ujar Calandra pelan seraya menyeka air mataku yang tiba-tiba menetes.

Untuk apa ia menangis, ini memang sudah jalan nya.

Lagipula harus nya ia juga tahu diri, Arga siapa dan dirinya siapa.

Mereka yang tidak bisa bersama.

Di takdir kan untuk bertemu, tidak untuk bersama dan saling memiliki.

*-*-*-*-*

Ruangan VVIP ini nampak sepi, kemana penghuni nya itu pergi?.

Balkon, ya? Balkon rumah sakit.

Saat ini dirinya berada disana seraya menatap langit yang luas.

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang